Sasya berjalan mendekati Bella yang sedang berada di meja makan,lalu ia duduk di dekat Bella.
"Gue nggak mau Bel,nggakmau!nggakmau!!nggakmau!!" Ucapnya sambil memukul meja makan yang tak berdosa itu.
"Nggak mau apa?nggak mau makan?yaudah,gue aja yang makan,tapi kalo laper jangan nyalahin gue ya," Ucap Bella yang masih makan dengan sangat lahap,membuat Sasya bergidik ngeri melihatnya.
"Kenapa lo liatin gue kayak gitu,kayak nggak pernah liat orang makan aja" sambungnya.
"Nggak kok,gue serem aja ngeliat lo makan,kayak nggak pernah makan seminggu" Ucap Sasya yg hanya diwakili ohh dari mulut Bella.
"Bel gue nggak mau!!" ucapnya lagi,karena merasa Bella cuek dengan nya. "Udah lo bilang dari tadi,gue tau,gue nggak budegg!" Teriak nya kepada Syasa.
"Lo nggak tau Bel,lo nggak tau perasaan gue saat ini" sanggahnya kepada Bella.
Bella berhenti melahap makanannya dan memandang mata Syasa tajam-tajam,lalu membuka suaranya
"Jangan bilang dia lagi,gue muak denger nya".Sasya menunjukkan muka sedih nya ke Bella "ya dia lah,siapa lagi??!".
Bella mengernyitkan dahinya "Gue nggak habis pikir kenapa lo masih bisa tahan sama manusia GILA kayak dia" dengan kata gila yang sedikit di tekan.
"Udah ah, gue pusing, mau tidur aja!" pergi meninggal kan Bella yang masih memakan makananya.
"Woi habis makan cuci piring ya, jangan langsung pulang aja,mbok inem lagi nggak ada!" teriak Sasya yg sudah berada di tangga menuju lantai dua rumahnya.
"Iyaaa,bawel ahh!" Teriak bella yang masih melahap makanannya. "Ya kali,gue disuruh nyuci piring,emang gue pembantu nya apa." Batin nya dalam hati.
**
Setelah 2 jam Sasya pun terbangun dari tidurnya dan tak lama, terdengar suara mobil yang berada di depan rumahnya, ia pun segera melihat ke jendela di kamar nya, dan yang seperti ia kira itu adalah om Martin dan mamanya.
"Mama pulang..." sambil masuk ke rumah bersama Martin dengan membawa banyak belanjaan.
"Haii maa..." katanya sambil keluar dari kamarnya dan pergi ke dapur mangambil minum (untuk dirinya sendiri).
Tak lama, Raina datang ke dapur dan bicara kepadanya untuk menyapa om Martin juga.Emang harus gitu nyapa dia?emang dia siapa?.
'Tetapi aku tidak langsung mengatakan nya ke mama, karena sudah sering aku mengatakannya dan mama memarahiku jika aku bicara tentang itu di depannya'.
Tetapi karena paksaan mama, aku pun akhir nya menyapa om martin "Haii om..." kataku dengan cuek, "Hai juga Sasya, jangan panggil om dong panggilnya papa aja" kata Martin pada Syasa. Emang sih dia memang papa ku,tapi papa TIRI!.
'Aku hanya tersenyum lirih sambil berjalan menuju dapur karena aku sedang lapar, aku bertanya ke mama apa yang akan mama masak tetapi bukan nya mendapat jawaban, aku dimarahi oleh mama karena ada piring yang belum dicuci berada di meja makan setelah aku melihat nya, aku pun mengambilnya lalu mencuci nya.'
Ia mengutuk Bella di dalam hatinya."Dia yang makan tetapi gue yang cuci,enak bener hidup nya,terus makanan di meja makan habis lagi!" Ucap nya kepada dirinya sendiri.
---
Haii😍😍
Ini cerita pertama aku,jadi maaf ya kalo ada yg nggak jelas atau aneh gitu,soalnya aku juga baru pertama nulis ceritaSemoga kalian suka ya sama ceritanya..
Vote dan comment nya temen-temen^^. Jangan lupa ya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Changes Everything
Teen FictionKenapa aku selalu sayang sama dia? Meskipun dia udah nyakitin perasaan ini berkali-kali. Apa mungkin aku yang terlalu besar menyimpan perasaan kepadanya? Mungkin ini yang namanya Cinta Itu Buta. Akhirnya aku berusaha untuk melupakannya dengan bantua...