Sasya baru saja sampai di kelas nya,tidak terlalu ramai disana mungkin karena masih jam setengah tujuh jadi masih sepi seperti biasanya,ia pun duduk di kursinya dan memandang bangku yang masih kosong disebelah kanannya.Tak lama pemilik kursi itu datang dan duduk di kursinya,pemilik kursi itu tersenyum kepada Sasya dan menyapanya "Haii Sasya sayangggg, muachh,"
Sasya terkekeh memandang Bella yang menyapa nya dan memonyongkan bibirnya ke arah-nya "Haii Bella ku sayang," balasnya kepada Bella,membuat Bella terkekeh melihatnya.
Sasya teringat kejadian dirumahnya kemarin,yaitu tentang Bella.
"Lo kenapa waktu makan di rumah gue,nggak lo cuci piringnya?Ha?" Ucap Sasya to the point sambil memandang Bella yang rasanya ingin sekali di cakarnya waktu itu.
"Hehe,waktu itu gue lupa Sya," Ucap Bella sambil terkekeh kepada Sasya.
"Sebel deh gue sama lo kerjaannya lupa terus.Andaikan ya Bel,tubuh kita itu bisa lepas pasang kayak barbie,gue nggak bisa ngebayangin kalo lo ke sekolah lupa bawa hidung, mata, telinga,pipi,gigi,atau yang lainnya." Ucap Sasya marah kepada Bella.
Sedangkan Bella hanya nyengir-nyengir mendengar perkataan Sasya.
"Dan lo..." sambil memberi jeda pada kalimatnya dan memandang tajam ke arah Bella,"kenapa lo ngabisin makanannya?Ha?kayak nggak makan seminggu aja lo," tanya nya kepada Bella.Sasya pun bingung kenapa Bella bisa makan dengan porsi yg bisa dibilang jumbo tetapi badannya tidak juga besar.
"Yaaa lo kan tau Sya,kalau bokap-nyokap gue lagi pergi ke rumah nenek gue,dan ninggalin gue sendirian dirumah tanpa dikasih uang sepersen pun ke gue Sya," ucapnya dengan wajah memelas yang di buat-buat agar di beri pengampunan karena sudah menghabisi makanan Sasya waktu itu.
"Idihhh,jijik gue liat muka lo,lagian lo yang salah kenapa bangun siang amattt,kan jadi di tinggalin."ucap Sasya yang suaranya lebih bersahabat dari sebelumnya.Sasya memang tau sifat sahabatnya dari kecil ini.
"Hehe,iya sih.tapi kan nyokap gue bangunin nya halus banget,gimana mau bangun coba?"ucap nya seperti bertanya kepada dirinya sendiri.
"Itu sih bukan salah tante Lisa,tapi salah lo yang tidurnya kebo,"ucap Sasya sambil tertawa bersama Bella. yaaa bella memang mengakui itu.
**
Jam pelajaran pun selesai,para siswa-siswi berkeluaran dari kelas,begitu juga Sasya dan Bella. Se-tibanya di depan pagar dan hanya selangkah lagi keluar dari sekolah, tiba-tiba Sasya berhenti dan mencari-cari pulpen yang ia taruh di meja tadi,ia tadi memegang pulpen itu dan ketika bel pulang berbunyi, ia langsung mengambil tas nya dan ia lupa menaruh pulpen itu ke dalam tas nya.
"Bellaaaa,temenin gue dulu yuk,ambil pulpen gue dikelas." teriaknya kepada Bella yang sudah lima langkah di depannya.
Bella melihat ke arah samping,ia tidak melihat si Sasya,dan ia langsung mengarahkan pandangannya ke suara misterius tadi.
"Si begoo..." gumam Sasya.
"Eh,Sya,lo ngapain disitu?lo tadi bilang apa sih?" Ucap Bella sambil menghampiri Sasya yg masih berada lima langkah di belakangnya.
"Temenin gue yukkk Bel,gue mau ambil pulpen gue di kelas,"rengek-nya seperti anak kecil meminta permen.
"Yaelah si geblek,pulpen doang mah."ucap Bella yang sedikit kesal dengan pernyataan Sasya,se-akan akan ia bisa susah nafas jika pulpen nya tak berada disisinya.
"Gue kan cuma nggak mau pulpen gue hilang lagi Bel,secara gue udah 5 kali beli pulpen dalam seminggu ini,"Bella pun mengangguk setuju,karena maling pulpen telah me-raja-lela di kelasnya saat ini.
"Iya ya Sya,gue aja udah hilang 3 kali,"ucapnya yang menyetujui perkataan Syasa.
Mereka pun berjalan melewati koridor dan sampai lah di kelas. Didalamnya sudah tidak ada orang satu pun.Sasya langsung berjalan ke arah meja nya,dan beruntungnya ia,saat melihat pulpennya masih berada disana.Sasya tersenyum sumringah sambil mencium-cium pulpen nya berkali-kali.
"Udah kali Sya,segitu banget nyium pulpennya,"ucap Bella kesal,karena Sasya mencium pulpen nya,se-akan akan cintanya adalah pulpen itu.
"Hehe.iya yukkk pulang,"ucap Syasa kepada Bella yang mukanya sudah masam,seperti jeruk yang belum masak.
"Ya udah,ayokkkk."ucap Bella menarik tangan Sasya keluar kelas.
"Nggak pegangan juga kalik Bel,gue bukan lgbt soalnya,"Bella mendengus kesal sambil melepas tangan Sasya,dan ia berjalan cepat meninggalkan Sasya yang sedang menyimpan pulpen ke tasnya.
"Bella tungguin,cepet bener jalannya.Bellaaaa,sensi amat nih bocah,"ucapnya sambil berlari mengejar Bella yang sudah tidak terlihat lagi di hadapannya.
BRUKKK!
"Aduhhh,sakit banget,lo sihhh.gara-gara lo,gue jadi jatohh,nyebelin banget sih lo!"ucapnya kepada batu yang tadi ia tabrak.
"Yaudah sini gue bantuin," ucap seseorang yang sudah berada di belakangnya entah sejak kapan sambil terkekeh geli memandang Sasya yang sedang marah kepada batu yang tak bersalah itu.ia mengulurkan tangan nya di hadapan Sasya,dan Sasya meraih tangan itu.
"Hehe.iya.makasihh...?"ucapnya kepada orang yang menolongnya itu.
"Dika,nama gue Andika Bagaskara,panggil aja Dika,"katanya yang bernama Dika itu sambil tersenyum ke arah Sasya.
"Gu-gue,nama gue Sasya Anjani,"ucapnya sambil menggoyangkan tangan Dika.
Tak lama,Bella pun datang dengan wajah khawatirnya karena Sasya tidak juga menongolkan batang hidungnya sedikit pun ke Bella.
"Sasya..." pekik Bella begitu melihat Sasya sedang berjabat tangan dengan seorang lelaki yang belum ia ketahui namanya.
Sasya pun melepaskan tangan Dika,lalu memutarkan matanya mengarah ke Bella. "Oii Bel..." ucapnya sambil cengengesan.ia langsung berjalan mengarah ke Bella dengan kaki yang sedikit pincang.
"Eh.kaki lo?nggak kenapa-napa?mau gue bantuin?"ucap Dika ke Sasya dengan lembut.
"Eh nggak pa-pa kok ka,gue bisa jalan sendiri"ucapnya.ini cowok nggak peka amat sih.udah tau gue jalannya kayak gini,harusnya itu dibantuin,nggak perlu nanya segala,duhh.batin Sasya
"Hehe,yaudah,aku pergi dulu ya.bye!"ucap Dika pada Sasya.
Sasya tersenyum,"iyaaa..makasih ya.Bye!" Sasya memandang punggung Dika yang perlahan-lahan menjauh dan menghilang.
"Woii Sya," Bella menyadarkan Sasya yang sedari tadi melamun.
"Oh iya Bel,yuk pulang."lamunan nya pun terhenti dan langsung memandang Bella.
Bella pun memapah Sasya dari naik bajaj sampai ke rumah nya,karena kaki Sasya sedikit pincang. Setelah mengantar Sasya,Bella pun pulang ke rumah nya.
--
Yeay,baru sempat nulis nya😂😂
Bukan karena sibuk,tapi baru dapat gambaran di khayalan ku ini wkwkwk,maaf ya kalau absurd atau terlalu gaje,karena diriku hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan😂😂Happy reading semuaaa😍😘
Vote dan comment nya jangan lupa yaa💕,berharga banget buat author😆 .
semoga suka ya💕💕salam cinta😙 wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Changes Everything
Teen FictionKenapa aku selalu sayang sama dia? Meskipun dia udah nyakitin perasaan ini berkali-kali. Apa mungkin aku yang terlalu besar menyimpan perasaan kepadanya? Mungkin ini yang namanya Cinta Itu Buta. Akhirnya aku berusaha untuk melupakannya dengan bantua...