Diary Terakhir

410 3 2
                                    

          “Yudha, ini ada titipan dari Dian”ucap bundaku sembari memberi sebuah buku berbentuk love pada Yudha. Yudha menerima buku itu dan membukanya perlahan lalu membacanya

            Dear, diary....

            Aku menulis diary ini dengan penuh cinta dann kasih. Goresan pena ini aku tulis dengan tinta hitam sebuah pena dan tertulis dari dalam hati.

            Rasa sakit ini bisa  aku tahan, namun aku tak bisa menahan suatu perasaan ini. Aku tak sanggup mengungkapkannya lewat kata-kata aku hanya bisa mengungkapkannya lewat tulisan ini. Aku tau aku tak pantas dan lebih baik aku pendam perasaan ini sendiri.

            Mungkin aku memang bodoh dan terlalu berharap akan kehadiran sesosok pria yang sempurna. Aditya Yudha. Mungkin aku terlalu banyak bermimpi mengharapkan hati seorang dokter yang merawatku setiap hari.

            Setiap aku berada disampingnya aku merasa nyaman, dan ada getaran berbeda yang ada dalam hatiku. Dan aku merasakan bahwa ini adalah sebuah cinta. Sebuah Cinta pertama sekaligus cinta terakhir bagiku. Entah bagimu.

            Terima kasih kau telah hadir dalam hidupku. Mengajariku untuk mengetahui apa arti cinta itu. Cinta di penghujung hayatku.

            Dan untuk terakhir kalinya sebelum aku memejamkan mataku, aku ingin menuliskan bahwa aku “I Very Love You”

            Aku tak mengharapkan lagi akan cintaku terbalas olehmu atau tidak. Jika cintaku terbalas, aku mengucapkan terima kasih dan aku harap cinta itu mempertemukan kita kembali di alam kedua. Jika tidak aku harap kau menemukan cinta yang lebih indah daripada yang aku temukan.

            Untuk yang terakhir kalinya aku ucapkan sekali lagi “ I Very Love You”

Dengan penuh cinta,

Dian Aurora Khrisnamurty

            Air mata Yudha menetes terjun kebawah dari pelupuk matanya. Ia menutup buku itu dan memeluknya hangat.

            “Dian, maafkan aku, aku tak dapat membantumu lebih dari ini”Telapak tangan bundaku mendarat dibahu Yudha berusaha menenangkan.

            “Yudha sudah, tak  usah disesali lagi. Ini sudah jalan takdirnya harus berakhir seperti ini. Kamu sudah berusaha yang terbaik untuknya. Ikhlaskan kepergiannya” Yudha memegang wajahku yang sudah pucat kaku dan mendekatkan bibirnya ke keningku. Ia mengecup keningku hangat dan buliran air mata itu terjatuh diwajahku.

            “Dian, I very love you too forever. Dan aku yakin kita akan bertemu kembali dialam kedua”

THE END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang