prologue

26 2 2
                                    

Seorang wanita berjalan dengan menggenggam secarik kertas putih yang bertuliskan,

"Temui aku di aula.
Aku menunggumu."
-M

Suara pintu berdecit pelan menandakan bahwa wanita itu telah sampai dan membuka pintu aula itu yang sontak membuatnya terkaget akan pemandangan apa yang dilihatnya sekarang.

well, nobody's there.

Wanita itu memutuskan untuk berjalan dan duduk di salah satu bangku penonton paling atas yang biasa digunakan oleh murid-murid di sekolah itu ketika melihat pertandingan olahraga di sekolah mereka.

Sekali lagi ia menoleh untuk mencari beberapa petunjuk mengenai surat itu, namun tidak ada yang berubah.

Hingga tiba-tiba lampu di aula itu mati dan menyalakan lampu sorot tepat di tengah-tengah lapangan itu yang menampilkan sesosok pria jakung berdiri dengan tegap di tengah-tengah lapangan itu.

Lelaki itu menarik nafasnya singkat, dan berkata,

"25 November 2015,
jam 12 siang,
pada waktu perlombaan basket,
itu pertama kalinya aku melihatmu."

"Kau tepat duduk di atas sana bersama dengan teman-temanmu yang menyorakki nama yang tertulis di punggungku karena aku sempat menjegal salah satu dari temanmu yang pada waktu itu menjadi lawanku bermain."

"dan sejak saat itu aku melihatmu dan aku mulai tertarik padamu."

"dan sekarang aku akan mengatakan perasaanku yang sesungguhnya padamu."

Lelaki itu berjalan pelan ke arah di mana wanita itu sedang duduk dan memandangnya kemudian tersenyum.

Lelaki itu kemudian berjongkok di depan wanita itu dan mengenggam tangannya.

"Aku mencintaimu.
Jadi, maukah kau menerima perasaanku?"

***

"our love story begin in an unexpected time, and with an unexpected person too."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Once A SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang