At Matsuzawa's House, 07.08 AM
"Heiji bangun. Sekolahmu dimulai hari ini kan?" -Ibu
Seperti pagi biasa. Aku terbangun oleh lantunan lagu yang amat merdu dari bibir Ibuku.
"Hoaamm.... Iya Bu. Aku tau sekolah akan dimulai hari ini."
Aku meringkuk kembali. Hari ini kasurku terasa sangat lembut. Jembatan mimpi dengan cepat terbentang lagi di pikiranku.
"Lalu kenapa belum bangun, haa?"
Dan secepat itu juga hancur. Ibu -dengan seluruh kekuatannya mulai menarik dan memelintir telingaku.
"Astaga. Ibu itu sakit." Aku merengek meminta Ibu melepaskan tangannya dari telingaku.
"Ayo bangun, Heiji. Sekolahmu dimulai jam 8 kan?" Aku melempar pandangan ke arah Ibu.
"Lalu?"
"Sekarang jam berapa?" Ibu bertanya sarkastik.
"Jam 07.48. Astaga, aku akan terlambat."
Aku melompat dari kasurku. Oh,tidak. Aku akan terlambat."Ibu aku pergi." Aku berteriak dengan mulut penuh roti. Tidak peduli tersedak nantinya.
Aku memakai sepatu dengan cepat dan mencium pipi Ibu.
"Dah,Bu."
Samar-samar Aku mendengar Ibu berteriak memanggilku. Ah, aku akan terlambat.At School, 07.27 AM
Lorong sekolah terlihat sepi. Astaga,aku benar-benar terlambat.
Bruakk.....
Aku terkejut. Seorang gadis -siswi jatuh terduduk di depanku. Buku-buku yang dibawanya jatuh berserakan.
"Astaga, maafkan aku. Kau tak apa?" Aku membantunya untuk berdiri.
"Hei, kau tak punya mata haa?" Gadis itu berteriak tepat di wajahku yang tampan.
"Maafkan aku. Aku terburu-buru pagi ini. Bisakah kita mengobrol saat jam makan siang? Kita akan terlambat jika berlama-lama disini." Aku membujuknya selembut mungkin.
"Bodoh. Ini masih terlalu pagi jika kau ingin berbohong." Gadis itu mendengus. "Sekolah akan dimulai setengah jam lagi. Apa maksudmu kita akan terlambat haa?"Ohh, gadis ini sangat suka berteriak rupanya. Tunggu....setengah jam lagi?
Aku menarik tangan gadis itu. Mataku melebar. Jamnya menunjukkan pukul setengah delapan pagi.
Astaga, alarm sialan.
Gadis itu menarik tangannya, membuatku tersadar dari lamunanku.
"Nona,aku akan bertanggung jawab untuk ini." Aku berkata meyakinkan.
"Tak perlu. Aku bisa sendiri."Uhh,jutek sekali.
"Tak apa, aku akan mentraktirmu sebagai gantinya." Aku tetap membujuknya. Bagaimanapun seorang lelaki harus bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukan. Ayahku berkata seperti itu.
"Cih, sekarang kau juga tak punya telinga haa? Aku tak butuh bantuanmu dan apapun yang kau tawarkan padaku,mengerti?" Gadis itu berteriak di depan wajahku -lagi.
"Minggir."
Dan setelahnya dia meninggalkan ku."Hoy,bro."
Seseorang merangkul pundakku. Akagawa Ryo -partner in crime -ku.
"Ryo,apakah wajahku sudah tidak tampan?"
"Apa kau baru saja ditolak seorang gadis,haa?"
"Kurasa, ya."
"Oh, men. Ketampananmu tidak berkurang sedikitpun. Percaya padaku." Ryo berteriak dan mengguncang bahuku.
"Balaskan dendammu, bung. Buat gadis itu jatuh cinta padamu." Ryo berbisik di telingaku.
"Tentu saja, bung."Partner in crime-ku kembali.
-Heiji
A/N :
Hai, makasih udah baca sampai sini. Seperti biasa komenan kalian sangat penting untukku. Jangan lupa vote and share yaa. See ya...#BluWhit

KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolove
HumorAku akan mengejarmu walaupun sampai ke neraka. - Matsuzawa Heiji Aku akan pergi ke neraka. - Yamada Ai Hanya kumpulan cerita pendek dari sepasang remaja yang baru mengenal cinta. -Heiji dan Ai