Part 4 ( Anzar P.O.V )

47 5 3
                                    

" See you, kak!" Aku melambaikan tanganku.

" See you too, Zar."

Anzar? Mengapa rasanya berbeda ya jika dipanggil dengannya? Ahh, sudahlah.

Aku ingin menaruh tanganku di saku tapi sepertinya ada sesuatu di saku celanaku. Aku mengambilnya. Ternyata sebuah buku.

Fauziah Azzahra
XI A
Buku Ekonomi

Rupanya bukunya dia. Kubuka, ah!

Aku membukanya. Dan...

Wahh tulisannya sangat rapih, tidak hanya rupanya yang manis. Hm benar-benar perempuan idaman. Eh? Ada apa denganku? Astaga, Fahri bahkan kamu baru bertemu beberapa menit yang lalu. Dan dengan tidak sopannya kamu sudah jatuh cinta dengannya. Hmmm, tapi dengan adanya bukunya di aku, ini bisa dijadikan alasan untuk mendekatinya.
Tunggu aku, kak Zahra.

Sepanjang perjalanan, aku hanya senyum-senyum sendiri. Tidak disangka, saat ini tingkahku benar-benar seperti orang yang sedang kasmaran.

" Hey, Zal ada apa denganmu?" Tanya salah satu temanku, Rizky.

" Iya, tidak biasanya kau tersenyum seperti itu. Tapi senyummu kali ini menakutkan." Ucap temanku yang satu lagi, Evan.

" Hahaha, aku habis bertemu dengan malaikat. Jadi seperti inilah." Jawabku ngasal.

" Malaikat apa yang menemuimu? Malaikat maut?"

" Iya, malaikat maut yang akan mencabut nyawa dan hatiku untuk dimilikinya." Aku hanya tersenyum membayangkan wajahnya.

Rizky dan Evan hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan salah satu sahabat mereka. Yap, mereka sudah berteman atau bersahabat sejak kecil, tidak disangka mereka sangat dekat. Orang tua mereka pun sudah mengenal satu sama lain.

" Lupakan tentang malaikat, tapi kau tau, Zal. Tim 'Coldy' menantang tim kita untung bertanding basket." Evan memberitahuku. Mendengar nama 'Coldy', tiba-tiba tubuhku menegang.

" Ohhh, hahaha si Prince 'Coldy'. The King of Basketball. Hm boleh juga, kapan itu dilaksanakan?" Tanyaku menerima tantangannya.

" Sepertinya dia menantang kita 2 minggu lagi saat class meeting atau perlombaan antar kelas dilaksanakan." Ucap Rizky.

Aku hanya memegang daguku dan tersenyum evil.

" Zal apa yang kau bawa?" Tanya Evan.

" Oh ini? Buku 'dia'." Ucapku ambigu seraya memperlihatkan bukunya.

" Hmm, rupanya teman kita yang satu ini sedang jatuh cinta ya?"goda Rizky.

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan atau lebih tepatnya pernyataan dari Rizky.

" Tidak ada guru?" Tanyaku to the point.

" Mrs.Elena sedang ada rapat dan katanya semua guru ada rapat. Jadi semua kelas kosong." Jelas Rizky. Memang diantara kita bertiga, Rizky yang paling pintar. Sedangkan Evan dia paling jago ngelawak. Aku? Paling ganteng diantara mereka bertiga, meskipun di bidang akademik aku sedikit kurang, tapi di bidang olahraga, aku jagonya, selain bidang olahraga, aku juga menggeluti bidang musik. Bukannya mau menyombongkan diri tapi aku sangat pintar bermain piano. Sudahlah daripada aku terus membanggakan diri, lebih baik aku mengembalikan bukunya saja.

Aku beranjak dari dudukku.

" Hey, Zal where do you wanna go?" Tanya Evan.

" I will return this..." Aku berjalan keluar kelas dan mulai mencari kelas XI A.

Mataku tidak berhenti melihat setiap kelas. Beberapa kelas ada yang berisik, dan beberapa kelas ada yang diam.

Ck, tidak ada guru pada diam?benar-benar murid teladan.

X C, nah XI A. Akhirnya ketemu.

Aku ingin mengetuk pintu tetapi sudah ada yang mendobraknya.

JDUG...

Aww, shh...

Aku meringis lalu memegang kepalaku. Benturan tadi cukup keras. Sepertinya dia menyadari ada seseorang.

" Maaf ya dek? Kaka gak liat..." Ucapnya tapi dia langsung berlari seperti sedang dikejar seseorang.

" Hei, Bobbybuluq kembali kauuu..." teriak seseorang sepertinya suara cewek. Aku mengenali suara itu. Aku menengadah. Aku menatap matanya, dia menatapku balik. Langkahnya terhenti. Hening. Aku seperti terhipnotis oleh matanya yang berwarna coklat terang jika terkena sinar matahari berwarna emas. Hingga...

" Ekhemm..." Tatapan kami terhenti karena suara seseorang lebih tepatnya suara teman perempuannya.

" E-eh, emm kak ini aku ingin mengembalikan buku kakak. Maaf, tadi kebawa ama aku." Ucapku seraya memberi bukunya. Dia mengambilnya.

" Terima kasihhhh. Untung saja kau membawanya. Jika tidak bisa habis aku sama Mr.Cam." Ucapnya seraya tersenyum manis dan aku terhipnotis 'lagi' dengan senyumannya.

" Jadi ini adek kelas yang udah nimpukin kamu pake bola basket? Untung kamu langsung tanggung jawab dek. Kalo gak kamu bisa rasain bogeman dariku." Ucap temannya sedikit risih atau tidak suka denganku. Dia melihatku dari bawah sampe atas. Saat matanya menatapku, dia menatapku tajam. Lewat tatapannya, dia seperti bilang,

Awas aja sakitin sahabat aku!

Memang sih parasnya cantik, sepertinya dia keturunan campuran. Wajahnya tidak asli Indonesia. Tapi aku tidak suka sikapnya.

" Heh, Nar sudahlah. Lagipula bukuku sudah balik." Ucapnya seraya menenangkan sahabatnya.

" Zar jan panggil aku pake kak ya? Berasa tua banget nih, ehehehe..." Dia hanya tertawa kecil.

" Trs panggil apa kak?eh sayang?" Ucapku menggodanya.

Astaga berani sekali kau, Anzar.

" Heh, enak saja. Panggil saja Zahra,"

" Ohh, oke kak. Eh Zahra. Emm yaudah aku balik ke kelas dulu, oh iya boleh minta nomer kakak?eh Zahra." Tanyaku pelan seraya menundukkan kepalaku malu.

" Ohh, ehehehe, boleh kok nih. +62856********," Aku langsung menyatatnya di tanganku. Untung di sakuku ada pulpen.

" Emm makasih kak, eh Zah. Yaudah aku balik ke kelas dulu ya?"

" Wkwk, iya sono..." Aku langsung pergi dari hadapannya dan menundukkan kepalaku.

Astaga, kenapa pipiku merah hanya karena ini?














Maaf kalian di part 1,2,3 ada banyak perbaikan. Dan maaf kalo part 4 ini garing. Aku masih amatiran. Dan juga part 4 ini hampir semuanya Anzar P.O.V. Mohon vommentsnya yaww^^ arigatou gozaimasu❤

Lots of love❤-Pipzy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ColdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang