UJIAN

66 4 0
                                    

Alunna POV

"Eh,kalau dipikir-pikir kakak lo cakep juga ya,Na!"Callista menepuk pundakku sehingga aku terkaget dan hampir jatuh dari anak tangga.

"Lo tau dari mana?lo jadi penonton eksekutif?jangan bilang lo lihat kejadian tadi dan gak mau bantu belain gue.Ya ampun, dimanakah manusia yang berjiwa sosial.Bahkan temen gue gak mau bantuin belain gue saat kejadian tadi. Mana rasa sosial kalian?apa jangan -jangan lo nggak nganggap gue teman"mataku melotot menghadap Callista, Aura,Laura,dan Margareth. Tapi pandanganku lebih tertuju pada Callista.

"Ya,ya,sorry,tapi gue harus gimana lagi?Masak gue harus teriak-teriak gak jelas belain lo,atau menampar Ferdi yang jadi geng sekolah kita?" Callista mengerutkan keningnya yang bikin aku tambah kesel."Bisa mati gue dapet masalah sama gengnya" Callista mengalihkan perhatiannya ke arah atas.

"Eh,itu kakak kandung lo?tapi kok gak mirip ya?"Laura yang tiba-tiba nongol di depan langkah gue yang seakan-akan mengintograsi layaknya polisi."Bukan"jawabku pendek yang membuat reaksi penasaran pada keempat temanku.

"Saudara tiri,anak dari ayah tiri gue"

"Tapi ganteng juga,boleh gak gue jadiin pacar!"celetuk Margareth.

"Pikiran lo selalu pacar,masih jones ya hari ini.Oh ya,gue lupa.kalau lo digantungin Ferdi kayak baju atau dasi gitu"canda Aura yang bikin Margareth marah.

"Ya mending gue lah digantungin.Lha lo,cinta aja gak ada di hati lo.Apa kata dunia kalau ada cowok yang deketin lo.Bisa mati tuh cowok"Margareth menimpali celotehan Aura.

"Walau gak punya pacar,hidup gue indah,santai,damai gak ada yang namanya konflik percintaan kaya di hidup lo"bela Aura.Margareth menghampiriku dan menyenggol lenganku untuk diajak berkompromi agar mau memberikan kakakku untuk dia."Cakep sih cakep cuman...ya gitu deh,"Aku berjalan lebih cepat dari keempat temanku yang memojokkanku dengan pertanyaan basi tentang kakakku.Lebih baik menyendiri di kelas, ketimbang dipojokkan kaya gini. Sebenarnya bukan dipojokkan sih,tapi aku lagi gak mau bahas soal kakakku.Apa lagi Margareth. Maunya ngembat dua orang sekaligus untuk dijadikan pacar. Dan parahnya lagi, keduanya saling bermusuhan.

"Na,lo mau ke mana?emang lo udah tau kelas ujian lo ada di mana?" Aura mengejarku dan mengeratkan telapak tangannya pada pergelangan tanganku yang membuat langkahku menuju ke kelas terhenti.

"Ya di mana lagi,masak di kantin. Ya  di kelas kita lah,kelas kebanggaan." Ucapku jemu dengan sedikit menyipitkan mata hororku menghadap Aura dan ketiga temanku yang ada di belakangnya.

"Anak baru tuh gak boleh ngawur, emang lo gak tau kalau kelas kita dipencar di setiap diadakan ujian?" Margareth menimpali perkataanku sambil menyandarkan tangannya di bahuku.

"Jadi dipencar nih?Ya Tuhan semoga aku sekelas sama Callista"Callista menatapku dengan kebingungan seakan-akan aku orang asing.

"Emang kenapa kalau gue gak sekelas sama lo?dunia hancur?atau langit akan runtuh?"Tawa Callista nyaring sambil menguatkan tali tasnya yang kendur."Gue gak bisa nyontek lo." jawabku singkat. Seketika keempat temanku menertawakanku sambil menepuk pundakku berkali-kali.

"Emang salah ya?"aku semakin bingung dengan tingkah sahabatku ini."Harusnya yang bilang gitu Laura bukan lo Lunna!"Aura menjitak kepalaku dengan keras.

"Kok jadi aku sih.Iii...ya sih sebenarnya aku yang harus ngomong gitu.Tapi kalau udah keduluan Alunna ya gpp toh!Sekali-kali lagak jadi orang pintar",gelagap Laura dengan sedikit malu,tapi agak kebanyakan

***

Kami berlima menyusuri koridor sekolah.Berharap menemukan nama kami berlima yang satu kelas.

Kau Tetap MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang