PART 2

340 23 16
                                    

Angin berhembus ringan, menerbangkan dedaunan sakura yang jatuh dari tangkainya ke depan pintu masuk kuil yang penuh oleh ukiran-ukiran berpola abstrak. Warna-warna bunga cerah bersama hijaunya dedaunan mewarnai halaman depan kuil yang terlihat begitu menawan di bawah sinar mentari pagi musim semi.

Di hadapan pintu berukir itu, tujuh orang anggota perkumpulan detektif supranatural kiyojuuji berkumpul dan memperbincangkan sesuatu.

"Kiyotsugu, apa di sini benar-benar angker? Tempat ini nyaman sekali, aku tidak yakin di tempat ini ada youkai" tanya Shima memulai perbincangan.

"Hei, aku ini youkai loh. Apa aku tidak terlihat angker?" tsurara balik bertanya.

"Ti.. tidak." Shima menjawabnya dengan gugup dan berucap di dalam hati, 'Daripada angker, kau justru terlihat cantik.'

"Jadi? Kiyotsugu, bisa kau jelaskan pada kami informasi apa saja yang kau dapatkan tentang youkai di kuil ini?"

Kiyotsugu mengangguk kemudian memulai penjelasannya, "Kemarin malam, aku membuka website pengamat youkai tokyo dan aku menemukan sebuah artikel tentang munculnya 'sang pencakar' di kuil ini."

"Sang pencakar?"

"Itulah bagaimana orang menyebutnya." lanjutnya,"Ia dinamakan seperti itu, karena siapapun yang datang ke kuil ini setelah matahari terbenam akan melihat youkai yang memunculkan diri itu memiliki kuku yang sangat panjang layaknya cakar. Ia terus menyerukan kata 'MATI.' berulang kali. Dan sejauh ini, sudah ada 3 saksi mata yang menjadi korban dari munculnya youkai ini. Semuanya memiliki bekas cakaran di tubuhnya."

Maki, yang tadinya terlihat paling tidak bersemangat mendadak tertarik, "Bagaimana kau bisa yakin kalau ini bukan ulah iseng orang? Ini kan wilayahnya Nura-kun, jadi tak mungkin ada youkai yang tidak ia ketahui. Iya kan, Nura-kun?"

Semua orang menatap Rikuo. Tapi yang ditatap justru terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Kiyotsugu pun menjawab, "Awalnya aku juga tidak yakin, tapi setelah melakukan sedikit penelitian di internet, aku menemukan ini."

Kiyotsugu membuka laptopnya dan menunjukkan sebuah foto yang langsung diamati oleh yang lainnya.

".. Apa yang aneh dari foto ini?" tanya Natsumi.

"Coba kalian perhatikan dengan baik youkai di foto itu."

Semua orang termasuk Rikuo kembali menatap laptop Kiyotsugu baik-baik untuk mencari kejanggalan. Mendadak Shima berseru, "Kakinya! Kakinya melayang!"

"Yup! Tak ada manusia yang bisa melakukan itu, dan tak ada sesuatu pun yang bisa membantunya melayang."

"Bagaimana jika ini adalah foto editan?"

"Itu tidak mungkin! Karena temanku yang cukup ahli dalam membaca keaslian foto telah memastikannya."

".. jadi youkai ini benar-benar ada?" tanya Natsumi dengan ekspresi agak ngeri.

"Ya! Menyenangkan, bukan?!"
seru Kiyotsugu ceria disaat yang lainnya justru terlihat khawatir.

"Kiyotsugu-kun, kau benar-benar tidak mengerti suasana ya.." ujar Tsurara dengan ekspresi terganggu.

"A.. Apa maksudmu?!"

Kiyotsugu ingin berseru membela diri tapi urung ketika 3 orang anak buah Karasu-tengu --yang merupakan anak buah Rikuo juga-- muncul dan mendarat di dekat mereka.

Mereka berlutut si hadapan Rikuo, kemudian salah satu diantara mereka berkata dengan suara yang tegas, "Sendaime! Kami telah menyelidiki masalah itu sesuai perintah Anda."

"Apa hasilnya?"

"Semuanya sesuai dengan dugaan Anda."

Rikuo tersenyum puas, "Kerja Bagus. Terima Kasih. Sekarang kembalilah."

"Haik, sendaime."

Begitu ketiga manusia burung itu pergi, semua orang segera menatap Rikuo yang belum menghilangkan senyum dari wajahnya.

"Apa yang kau pastikan, Rikuo-kun?" tanya Kana.

Rikuo menghela nafas. "Maaf mengecewakan kalian, tapi ini bukan ulah youkai."

"HAAAH?!!" Semua orang kecuali Rikuo dan tsurara berseru kaget.

"Apa maksudmu, Rikuo-kun?"

"Maksudku adalah.. Ayo kita pulang!"

Kiyotsugu tampak kecewa dan ingin protes, tapi Rikuo segera menyadarinya dan berkata, "Tidak ada youkai disini. Semuanya ulah manusia iseng yang membuat seolah-olah ini salah kami."

Penekanan pada kata 'kami' membuat Kiyotsugu tertegun selama sesaat, tapi tidak menghentikan rasa kecewanya.

"Jika benar begitu, maka kita bisa menyelidiki kejadian ini lebih dalam." Ia mendadak berseru, "Kita adalah detektif supranatural! Jadi masalah ini adalah keahlian kita!"

Rikuo melongo selama sedetik karna terkejut. Tapi ia segera tersenyum di detik selanjutnya.

"Kau benar. Kita adalah detektif supranatural. Ayo kita selidiki masalah ini." ucap Rikuo seraya mengamati reaksi teman-teman yang lainnya. Maki dan Natsumi yang mengeluh malas, Kana yang tertawa, Shima yang bersemangat, dan Kiyotsugu yang sangat sangat bersemangat.

'Walaupun ini bukan masalah youkai, tidak ada salahnya bukan bersenang-senang dengan mereka?" pikir Rikuo dalam hati "Lagipula aku ingin bertemu orang-orang di balik ini secara langsung."

.

.

To be continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nurarihyon no mago fanfiction : After WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang