PART 2

6.9K 697 214
                                    

PREVIOUS

"what are you doing here?!"

Kata gadis berwajah oriental itu. Baru saja kakinya ingin melangkah mendekat pada Shania dan Veranda, kinal sudah menahan lengannya agar langkah itu di urungkan.

"kenapa sih Nal? Mereka udah ga sopan masuk kesini"

"calm down, Jeje"

Kinal masih berdiri dengan wajah datarnya. Tangannya masih menahan tangan gadis yang ia panggil Jeje. Namun matanya mulai meneliti dua orang yang ada di depannya. Kinal hanya merasa aneh, dia hanya merasa sedikit mengenali aroma yang muncul dari salah satu gadis di depannya ini. Anehnya, aroma itu begitu terasa nyaman dan menenangkan untuk ia hirup.

"so-sorry. Kita gatau kalo tempat itu punya kalian. Tapi sumpah, kita ga masuk sama sekali. Kita Cuma duduk di deket situ"

Srek srek srek

Kemudian bayangan lain mulai mendekat. Tidak lama seorang perempuan dengan buku bacaan yang menghalangi wajahnya telah terlihat oleh ke empat pasang mata itu.

"kenapa sih ribut-ribut Kak Kinal, Ci Jeje?"

Mendengar suara itu tiba-tiba detakan jantung Shania berpacu dengan cepat. Mungkinkah? Mungkingkah pemilik suara itu kembali ada di hadapannya setelah sekian lama mereka terpisah?

Shania belum bisa melihat wajah di balik buku tebal itu. kemudian tidak lama buku tebal itu turun dari depan wajahnya. Kedua pasang bola mata itu membulat dengan sempurna saat melihat siapa orang di depannya. Namun sayang, gadis dengan buku tebal itu lebih bisa menguasai diri daripada Shania. Dia kembali tenang dengan wajah datarnya.

"Beby"

"apa kabar, Shanju?"

***

AUTHOR's POV

Mendengar nama 'Shania' di sebut, spontan Kinal dan Jeje langsung menolehkan kepalanya. Melihat Beby dan Shania bergantian. Kemudian mereka berdua saling berpandangan dan saling melemparkan kode yang hanya mereka yang tau. Ralat, Beby juga pasti tau.

"A-aku baik. Ka-kamu?"

Shania merutuki dirinya sendiri. Bodoh. Kenapa tiba-tiba terbata di depan Beby? Bahkan setelah mereka terpisahkan lebih dari tiga tahun. Seharusnya Shania tidak gugup menjawab pertanyaan sederhana dari Beby. Seharusnya Shania bisa berbicara dengan lancar selayaknya apa yang selalu mereka lakukan, dulu.

Beby tersenyum mendengar pertanyaan Shania. Sadar dengan kegugupan yang menyerang gadis di depannya ini. Kemudian salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas. Sungguh, senyuman itu nampak sangat menyebalkan di mata Shania.

"I'm good, as always."

Kemudian Beby menutup bukunya dan memeluknya di depan dada. Menunggu Shania mengucapkan kalimat selanjutnya. Hening. Tidak ada yang mengeluarkan suara. Beby menggedikkan bahunya, kemudian berjalan ke arah Shania, memegang bahu kiri Shania dengan tangan kanannya.

"nice to meet you, again. Shanju"

Shanju. Hanya Beby lah yang memanggil Shania dengan sebutan itu. singkatan dari namanya, Shania Junianatha.

Tubuh Shania kaku, bahkan pandangannya tidak berubah sejak Beby mulai berjalan mendekatinya. Tetap lurus kedepan. Kenapa? Harusnya Shania bisa menahan Beby lebih lama. Bukankah banyak yang ingin ia sampaikan pada Beby? Kenapa sekarang semuanya menguap begitu saja?

I Love You Devi Kinal PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang