Backsounds: Just A Friend To You - Meghan Trainor dan All I Ask - Adelle
Dia selalu menyemangatiku...
Dia selalu ada di saat aku membutuhkannya...
Dia selalu hadir di dalam pikiranku...
Dia selalu membuatku tersenyum....
Dan karena itu semua membuatku tidak bisa untuk tidak jatuh cinta padanya.
Terkadang dia suka menjungkir-balikkan perasaanku. Terkadang dia selalu membuatku bahagia, namun terkadang dia membuatku sedih. Ini adalah kisah nyata yang pernah kualami, dan aku ingin membagikan kisahku kepada kalian. Ini tentang diriku, dirinya, dan dia.
Ini berawal dari teman-temanku yang suka menggodaku dan selalu mengatakan 'cie-cie...' dan kata'cie-cie' itu berakar. Ada yang mengatakan 'cie-cie... ehem... ehem' 'cie... berdua aja' 'cie... yang duduknya deketan' 'cie... yang natapin dia' 'cie... ditatapin balik' dan bla-bla-bla. Aku yakin, kalian juga pernah merasakan apa yang telah kurasakan, bukan? Dari awal kata cie-cie itu saat belum merasakan 'apa-apa' pasti langsung mengelak dan menjelaskan pada mereka 'kalian apaan sih, emangnya natapin gak boleh?' atau 'apaan sih, cuma gini doang dicie-cie'in'. Lambat laun dan seiring berjalannya waktu, akhirnya teman-teman kalian masih saja terus menggoda kalian tanpa henti dan lama-kelamaan kalian pasti merasa: "Kenapa lama-lama jadi dibawa perasaan?" dan tanpa kita sadari... benih-benih cinta itu mulai tumbuh.Saat dia mengajak kita berbicara kita tidak bisa bersikap normal malah sikapnya menjadi salah tingkah. Terkadang di depan dia, kita tidak tahu harus bersikap seperti apa, malah karena salah tingkah itu, hal-hal aneh pun terjadi. Contohnya: Gak sengaja tersandung, gak sengaja melakukan hal-hal lain malah jadinya ceroboh.
Itu aku.
Kini, karena 'cie-cie' itupun aku mulai menyukainya. Aku terkadang berharap, apakah dia juga merasakan hal yang sama sepertiku? Sepertinya tidak. Entahlah, aku tidak tahu.
Saat itu, dia pernah bercerita tentang banyak hal. Hal yang membuatku mengetahui ternyata sifat dan kesukaannya hampir sama denganku. Dia ceroboh, aku juga. Dia suka musik, aku juga. Dia suka film action, aku juga. Aku suka kucing, dia pun juga. Intinya, apa yang kusuka, dirinya juga menyukai hal yang sama sepertiku. Pernah saat di kelas, dia menyuruhku untuk mendengarkan musik yang ia suka, ternyata aku juga menyukai musik itu.
Dari situ aku bisa menilai bahwa, kita memiliki banyak persamaan. Tapi, apakah dia sadar kalau kita ini memiliki banyak persamaan? Tidak hanya persamaan saja menurutku, kami juga memiliki banyak perbedaan. Namun, aku yakin dari perbedaan itu bisa menjadi terlihat sempurna.
Tetapi aku sadar dan menilai diriku bahwa aku tidak pantas untuknya. Dia terlalu indah untuk menjadi milikku yang tak sempurna ini. Jujur saja, aku tidak memiliki paras yang cantik, aku juga memiliki tubuh yang bisa dibilang chubby. Sedangkan dia? Dia terlihat sempurna, wajahnya tampan, tubuhnya yang atletis, memiliki senyuman yang indah. Bahkan, bukan aku saja yang menyukainya, banyak teman sekelasku yang menyukai dirinya termasuk aku.
Tetapi yang membuatku sedih adalah, aku merasa akhir-akhir ini dia menjauh. Aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menjauh. Hal itu membuatku merasakan apa mungkin dia tahu tentang perasaanku? Semoga saja tidak.
Dan saat ini pun dia masih menjauhiku, kami tidak seperti yang dulu lagi, bercerita, mendengarkan musik bersama, tertawa, dan melakukan hal gila yang lain. Dia berbeda.
Kini, kulihat dia sedang mendekati siswi di kelas kami, dia sangat... sangat... jauh perbandingannya dengan diriku. Ibaratnya aku adalah akarnya sedangkan dia bunganya. Nama siswi itu adalah, Lyona. Dan sekarang dia –Arvin—mendekati Lyona. Bahkan mereka duduknya sebangku. Rasa cemburu langsung hadir di dalam diriku saat melihat mereka berdua dari bangkuku, mereka malah asik bercerita dan tertawa bareng. Hal yang dia lakukan kepada Lyona itu membuatku mengingat tentang kita pada waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend To You
Short StoryAku tahu aku salah karena mencintaimu. Aku tahu kamu pasti nantinya akan menjauhiku, aku tahu itu. Hanya saja, jika aku tidak mengungkapkannya sekarang, bebanku terlalu berat untuk memendam semua perasaan ini. Maafkan aku yang mencintaimu... Can we...