"Mwo?!..."
Pagi itu di hari sabtu yang tenang di kediaman keluarga Tan, terdengar suara menggelegar yang disertai munculnya mimik kaget dari sang kepala keluarga, Tan Hankyung. Ini masih pagi, lantas mengapa sampai Hankyung dibuat kaget? Apa yang membuatnya kaget?
"Kau yakin? Ka-kau akan mendaftarkan Kyunnie ikut lomba itu?"
"Ne...bukan lagi akan, tapi aku sudah mendaftarkan Kyunnie ke perlombaan itu. Nomor urutnya pun sudah aku kantungi. Tinggal melatih Kyu secara intensif dan..taarraaa kemenangan di depan mata"
Pantas saja Hankyung kaget. Saat ia bangun tidur lalu disambut dengan kecupan manis dari sang istri tercinta, dilanjutkan dengan pernyataan mengejutkan dari bibir yang sama yang mengecupnya itu bahwa ia akan, ralat malah sudah mendaftarkan Kyuhyun, anaknya yang baru saja berusia 2 tahun 8 bulan itu mengikuti lomba. Bukan lomba berlari lalu memindahkan bendera atau makan seperti yang biasanya balita sesusianya ikuti, tapi...lomba bermusik. Dia memang sudah menyadari bahwa sang buah hatinya yang menggemaskan itu tampak lebih antusias pada hal berbau suara ketimbang menonton film kartun. Sesuka- sukanya Kyuhyun pada kartun ia lebih suka memukul gelas beling menggunakan sendok, memukul kaleng bekas, bernyanyi meski aksen cadel masih membuntuti, dan meniup peluit mainannya, maka daripada lebih banyak korban yang berjatuhan dari peralatan dapurnya, Hankyung membeli sebuah grand piano mini berwarna putih. Piano itu hanya setinggi pahanya, meski begitu, suara yang dihasilkan tetap menyerupai suara grand piano original pada umumnya. Hankyung baru memberikan piano itu pada Kyuhyun saat usianya satu tahun lima bulan, dan tak ayal disambut gembira oleh Kyuhyun. Setiap hari, terutama sore hari pasti saja terdengar dentingan tuts piano tak beraturan yang memenuhi penjuru ruangan rumah keluarga Tan, tapi tak pernah sekalipun dalam pikiran Hankyung untuk mengikutsertakan Kyuhyun dalam perlombaan, karena banyak yang jadi pertimbangan.
Mulai dari takut jika Kyuhyun demam panggung, menangis saat perlombaan, dan tidak bisa menerima kekalahan karena.. wajarlah usia masih jadi faktor utamanya."Tapi..bagaimana jika Kyu tidak mau?"
Posisi mereka masih diatas kasur. Dengan keadaan masih menggunakan piama dan rambut yang berantakan.
"Aku akan membujuknya. Kau tenang saja, arra? Yang kau harus lakukan hanyalah memberi support dan do'a nya ok?!"
Heechul memang sangat semangat dalam even ini. Ia sangat berharap putranya yang manis itu sudah memiliki jiwa berkompetisi sedari dini, dan masalah juara atau tidak itu hanyalah sebuah bonus bagi Heechul, apalagi perlombaan itu diliput langsung oleh salah satu stasiun tv dan surat kabar, mungkin ada peluang baginya untuk kembali ke dunia yang gemerlap seperti lima tahun silam.
"Yasudah, asal kau jangan terlalu memforsirnya juga ne, bagaimanapun Kyu tetap balita yang masih ingin bermain, arra?"
Setetelah dipikir berulang kali akhirnya Hankyung setuju, ya meski mutlak peraturan yang ditetapkannya haruslah dipatuhi.
"Mmm"
Heechul mengangguk semangat yang dibuahi usapan hangat dari tangan sang suami di kepalanya.
.
.
.
Di akhir pekan seperti ini adalah waktu yang paling pas untuk berolahraga, itu yang ada dalan pikiran Siwon dan Hyukjae, maka tak heran mereka sudah tak ada di area kediaman keluarga Tan, mereka sudah pergi ke taman kompleks untuk mengolahragakan tubuh mereka yang memang mereka prioritaskan.
Tidur seharian itu yang terbaik menurut Yesung, bagaimana tidak, seminggu kebelakang ini ia hanya tidur sekitar 2-5 jam saja per hari, yaaa maklumlah artis sepertinya memang sudah seperti kelelawar saja, atau bisa kita sebut ia sebagai manusia nokturnal?
YOU ARE READING
Sweetie Sugar
FanfictionGula. Apa yang kau pikirkan saat satu kata itu hadir di indra pendengaranmu? ... Manis. Kata itu pasti respon yang organ diberikan organ pada tubuhmu kini. Ya, kisah ini tentang sebuah keluarga yang memiliki sebutir molekul gula yang teramat sangat...