Prolog

78 6 2
                                    

Angin berhembus melewati jendela yang memang sengaja dibiarkan terbuka oleh pemiliknya,menari-nari diseluruh ruangan yang sebagian terbuat dari kayu,di iringi dengan lagu lama dari gesekan piringan hitam menonjolkan aksen klasik. Seperti lagu penghantar tidur, pemilik dari rumah tersebut tertidur dengan rambut yang sebagian menutupi wajahnya. Gadis itu sempat mengerutkan dahinya beberapa kali,seolah ada yang mengganggu mimpinya. Tak lama kemudian pintu depan terbuka,memperlihatkan sosok laki-laki berkilau karena terpaan sinar matahari yang mengenai kulit putuhnya yang sepertinya basah karena keringat. Laki-laki itu berjalan pelan menuju gadis tadi.

"Jane.."

Suara bass itu keluar dari mulut laki-laki tadi,namun tetap saja tak membuat sang pemilik nama tersebut membuka matanya.

"hm..anak ini benar-benar..Janeth Anderson.."

Kali ini laki-laki tersebut menarik hidung gadis tadi yang sukses membuat ia terbangun.

"aw..aww..hei!stop it!" Jane menarik tangan laki-laki tadi dari hidung mancungnya. Ia langsung mengusap-usap hidungnya yang memerah. Terdengar suara tawa yang membuat sang pemilik hidung mengerucutkan bibirnya. Benar-benar menggemaskan batin laki-laki tadi.

"kau tau,tidak baik seorang gadis remaja sepertimu hanya tidur seharian ,cobalah cari aktivitas lain"

Laki-laki tadi berkata sambil menuju keruangan pribadinya yang terdapat banyak rak buku. Ia mengambil mengambil beberapa buku dan menyender dimeja yang berada di ruangan pribadinya.

"pantas saja sampai saat ini kau tidak dapat pacar"

Kata-kata tersebut seperti menohok hati gadis yang sudah berdiri diambang pintu ruangan itu. tapi Jane mampu menahan amarahnya,ia lantas tersenyum pada laki-laki tadi dan mendekat.

"hey..Robert Anderson..bukan kah ada kau?jadi aku tidak bisa melirik laki-laki lain"

Laki-laki yang dipanggil Robert tadi nampak menghela nafas berat,lalu ia menyentil pelan dahi gadis itu.

"jangan bicara hal konyol seperti itu. dan satu lagi,seharusnya kau itu memanggilku kakak"

"huh..menyebalkan. selalu saja berakhir seperti ini"

Jane kembali mengerucutkan bibirnya sambil mengusap dahinya yang memang memerah akibat dari ulah kakaknya.

"aku kan hanya ingin bercanda,kenapa harus menyentil dahiku?"

"karena kau tidak memanggilku kakak"

Robert pun tersenyum dan mengacak-acak rambut adiknya. Sebenarnya ia tidak mempersalahkan Jane yang memanggilnya tanpa embel-embel kakak toh umurnya dan adiknya tidak beda jauh,hanya selisih satu tahun saja. Tapi ia suka melihat wajah kesal adiknya itu. semenjak kedua orang tuanya meninggal karena kebakaran ya setidaknya itu yang mereka dengar,Robert menjadi tulang punggung keluarga dan ia harus mengurus Jane sendirian. Oleh karena itu,ia sangat menyayangi adik satu-satunya itu.

"kakak.."

Suara Jane pun memecah lamuan kakaknya. Robert menatap adiknya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Lalu ia menyentuh bahu adiknya itu.

"Jane..dengar..kau harus jadi wanita yang kuat dan apapun masalah yang nantinya akan datang,kau harus dapat menghadapinya dan jangan menyerah,kau mengerti?"

Janepun menganggukan kepalanya yang menandakan ia mengerti akan ucapan kakaknya. Robert menurunkan tangannya dan mengusap puncak kepala adiknya.

"kakak?"

"kenapa?"

"aku lapar.."

Robert tersenyum melihat wajah memelas milik adiknya,inilah kelemahan Robert ketika adiknya mulai merajuk dengan memasang tampang memelas. Robert hanya bisa pasrah lantas menuruti permintaan adiknya itu.

"kau mau makan apa?"

"apapun itu asalkan buatan kakak" gadis itu tersenyum sambil memperlihatkan gigi kelincinya. Lalu ia meneruskan perkataannya.

"tapi kakak tidak perlu membuat salad,biar aku saja yang membuat saladnya"

"em?memangnya kenapa?kau bilang mau makan apapun yang aku masak"

"tapi salad buatanmu rasanya aneh,jadi salad adalah pengecualian hehe..."

"haha..dasar kau ini"

"ayo kak!kita memasak,aku sangat lapar..."

Jane mendorong punggung milik kakaknya dengan semangat. Robert pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah adiknya itu. keluarga yang manis bukan? Setiap hari selalu di isi oleh gelak tawa dan senyuman. Namun,mereka tidak tau apa yang akan terjadi dikemudian hari. Masih banyak hal yang akan terungkap didunia mereka.

N

ENMESHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang