"Pertemuan itu seolah isyarat bagi ku tuk mengenalmu lebih dalam"
"DEEVA!!!! DEEVA!!!!! DEEVA!!!!!", teriak Lina dari luar kamar."Apa sih, Ma? Jangan ganggu, masih ngantuk nih!", balas Deeva.
"Kamu lupa kalo hari ini awal MOS kamu?".
"APA?!!!!"
"Kenapa Mama gak bangunin Deeva dari tadi sih, Ma? Kan gini Deeva bisa-bisa telat!!", berlonjak turun dari kasurnya dan melihat jam yang tertempel pada dinding kamarnya menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit. Artinya Deeva hanya punya waktu 15 menit saja untuk pergi kesekolah. Deeva hanya sekedar cuci muka dan gosok gigi saja. Dan merapikan rambutnya serta menggunakan parfum yang banyak untuk menutupi bau badan nya yang dikarena belum mandi. Ia menuruni tangga dengan terburu-buru.
"Ma!! Deeva berangkat dulu ya!!!", terlihat ibu nya sedang menyiapkan sarapan di meja makan.
"Nggak, sarapan dulu nih?"
"Nggak usah mah udah telat banget nih!", meminum susu serta mengambil roti tawar yang telah disiapkan oleh mamanya dengan olesan selai coklat kesukaannya.
"Bilangnya nggak mau sarapan tapi makanan di meja tetep diambil"
"Yaudah, Ma! Deeva berangkat! Dadaaa Mama!!", Berlarian menuju sekolah tanpa menghiraukan mama nya yang sedang berbicara.
"Iya hati-hati di jalan!!!!"
"Eh ini bekalnya ketinggalan!!', Suara mama nya kini semakin tak terdengar olehnya. Deeva terus berlari dengan membawa sepotong roti. Memakannya sambil berlarian menuju halte.
"haduh mampus gue! udah jam segini lagi pasti udah telat banget!", sambil melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.
"Angkutan umum juga nggak dateng-dateng lagi", dalam hati kini benar-benar gelisah.
"kurang lima menit lagi! sialan! ngapain telat juga sih di hari pertama gue sekolah!"
"Yaudah terpaksa lari aja!", Akhirnya Deeva terpaksa lari menuju sekolahnya.
Ternyata perjalanan Deeva kesekolah dengan berlari tak semulus yang ia bayangkan. Ditengah perjalanannya ia mendapatkan kesialan yang tak ia inginkan. Cipratan dari genangan air hujan mengenai tubuhnya, itu dikarenakan seorang siswa yang mengendarai motor ninja berwarna merah berhelm merah dengan kebut-kebutan. pengendara motor itupun sempat oleng. Namun, Deeva terus memaki pengendara itu sambil sesekali membersihkan tubuhnya.
"Sialan! Awas lo! kalo ketemu lagi! gue sumpahin yang aneh-aneh baru tau rasa lo!", Deeva terus mengutuk pengendara itu dengan sesekali membersihkan tubuhnya.
"Sabar.. sabar.. lo harus sabar Deev... "
"wadaoow!! udah jam tujuh lebih lima menit gimana nih? Mampus gue!!!", melirik ke arah jam tangan yang melekat pada pergelangan tangannya.
***
Gerbang sekolah telah tertutup. Namun terlihat ketua OSIS, (Rivan) bersama dengan anggota PDS (Penegak Disiplin Siswa) lainnya masih berjaga di depan gerbang SMA Bhineka Tunggal Ika. Suara motor ninja merah terdengar. Ternyata itu adalah pengendara yang tadi nyaris menabrak Deeva. seragam pengendara itu benar-benar tidak rapi. baju yang tidak dimasukkan, badge nama yang tidak tertempel, dan dasi yang tak terikat dilehernya. dari penampilannya saja sepertinya dia bukan siswa yang baik.
"LO! Kesini!", teriak Rivan
"gue?", jawab seorang siswa
"iya lo! Siapa lagi kalau bukan lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Kan Ada Lagi
Teen FictionCinta itu Tak Kan Ada Lagi untuk mu. Karena kesalahan mu yang terlalu lama untuk menyadarinya. Jadi jangan pernah kau mencari Cinta itu kembali, karena itu semua sia-sia. "Jika dengan kesabaran yang ku miliki tak mampu menyadarkan mu. Mungkin dengan...