First

103 2 0
                                    

Kutelusuri jalan demi jalan dengan membawa buku sketsa beserta pensil di punggungku. Mataku mulai mengedarkan ke seluruh penjuru jalan ingin melihat jika saja ada hal yang menarik dan bisa kujadikan objek lukisanku. Pandanganku terpaku pada toko yang berada di sudut jalan. Toko yang terlihat tua namun terawat. Tanpa terasa kakiku mulai berjalanke arah sudut jalan ingin melihat toko tersebut lebih dekat. Semakin dekat dapat kulihat tulisan depan toko tersebut, "Vita Dolce's Flowers." Nama yang unik, batinku tersenyum. Perlahan kubuka pintu toko tersebut. Bunyi dentingan lonceng terdengar ketika aku memasuki toko tersebut. Kuedarkan pandanganku melihat sekeliling dan tatapanku terpaku kepada seorang gadis yang tengah merangkai bunga. Tangan lentiknya begitu mahir merangkai bunga-bunga cantik sangat pas dengan wajah putih pucat dihiasi rona merah dipipinya, rambut panjangnya sehitam langit malam dan kulitnya seputih salju. Bagai perwujudan sang dewi Aphrodite. Diriku terpana melihat wajah cantiknya yang disinari oleh matahari. Kuraih buku sketsa beserta pensil. Tanganku dengan lincah menggoreskan pensil di buku sketsa memahat keindahan Tuhan yang dirasa sempurna ini. Disaat diriku masih mengabadikannya dalam buku sketsa, mata jernihnya beradu pandang denganku. Diriku lagi-lagi terpesona dengan mata indahnya. Perempuan itu berdiri mencoba untuk menghampiriku namun langkahnya terhenti ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan dan iapun pergi berlalu. Kutatap punggungnya yang semakin menjauh dengan intens. Ada perasaan tidak rela dalam tubuh ini melihatnya yang sekarang tidak ada dalam jangkauanku. Ingin rasanya kupeluk tubuhnya erat dan membisikkan memintanya agar selalu tetap berada di sisiku. Lamunanku buyar ketika ada seseorang yang memegang pundakku pelan.

"Apa kau ingin membeli bunga?"tanya seorang wanita paruh baya kepadaku. Aku menggeleng pelan dan berbalik pergi menuju pintu keluar.

Kututup pintu toko bunga tersebut pelan dan berjalan pergi. Kuhentikan langkahku sejenak dan menatap lama toko bunga tersebut. Setelah puas, kulanjutkan langkahku menuju rumah berniat menjernihkan pikiranku sejenak.

***

Bayangan gadis tersebut terus berputar dalam pikiranku. Kulihat lembaran kertas yang berada di genggamanku. Sebuah gambar seorang gadis yang tengah merangkai bunga. Tanganku menyusuri permukaan kertas tersebut membayangkan betapa halus kulitnya. Perlahan kudekatkan kertas tersebut dan memeluknya erat seolah-olah diriku tengah memeluk dirinya. Kupejamkan mataku masih memeluk lembaran kertas itu erat dan menuju alam mimpi berharap agar bisa memimpikan dirinya.

***

Disinilah diriku berada. Di depan sebuah toko yang kemarin aku kunjungi secara tidak sengaja tempat dewi Aphrodite-ku berada. Buku sketsa yang selalu aku bawa kemana-mana kini telah digantikan dengan kamera yang berada digenggamanku. Kuintip jendela toko bunga tersebut mencoba mencari dewi Aphrodite-ku. Namun sebuah tepukan dipundak membuatku tersentak. Kutolehkan kepalaku guna melihat siapa orang yang tadi menepuk pundakku. Ternyata seorang wanita paruh baya yang kemarin aku lihat.

"Apa Anda sedang mencari sesuatu anak muda?" tanya wanita paruh baya itu sambil tersenyum kepadaku.

Aku bingung ingin menjawab apa. Hari ini aku belum melihatnya dan ingin sekali aku melihatnya. Disaat diriku sedang memutar otak, pandanganku terpaku pada sosok dewi yang sangat cantik. Dia, dia Aphrodite-ku! Tak kuhiraukan wanita paruh baya yang menatapku heran. Fokusku hanyalah satu, dialah Aphrodite-ku. Perempuan yang menjadi objek wet dream-ku semalam. Perempuan yang berhasil membuat seorang Darrel jungkir balik dibuatnya hanya karena pesonanya. Kugenggam erat kameraku dan mulai membidik setiap gerakan yang ia lakukan. Diriku tersenyum puas melihat hasil karya Tuhan yang tersimpan rapi dalam kamera.

"Apa kau tertarik dengan Denia?" tanya wanita paruh baya itu tiba-tiba membuatku tersentak. Denia? Itukah nama Dewi Aphrodite-ku? Nama yang indah seperti parasnya. Batinku tersenyum manis.

Love at First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang