1. Contest

494 26 14
                                    

'Sial, aku terlambat'

Bisa-bisanya aku terlambat di hari terpenting dalam hidupku, salahkan drama yang sekarang ini sedang trend gara-gara drama itu aku jadi terlambat masuk sekolah.

Ku lirik arlojiku sekali lagi sebelum memakai sepatu. Sial, aku sudah terlambat 30 menit!

"Eomma, aku berangkat!"

Tanpa menunggu jawaban aku langsung berlari secepat yang aku bisa. Yang paling melegakan, jarak sekolah dengan rumahku benar-benar dekat jadi aku bisa menghemat uang jajanku.

---

Sudah kuduga pasti akhirnya akan seperti ini, hari spesialku seakan berubah menjadi bencana ketika melihat sesosok pria berambut blonde memasuki ruang audisi dengan gitar akustiknya, rasanya aku ingin meluapkan semua kekesalanku di depan wajahnya yang sok ganteng itu.

"Yuju-ya," Mau apa dia memanggilku.

"Ayo duduk di sebelahku." Ajaknya seraya menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya

Pasti dia mau pamer, lebih baik aku duduk di tempat lain saja. Aku mengacuhkannya dengan mencari tempat yang sangat jauh dari mahkluk menyebalkan itu, aku tidak ingin melihat wajahnya, atau senyum anehnya, dan kelakuannya yang menyebalkan itu.

"Oy, Dokyeom!" Panggilku, cukup keras.

"Yuju, kau ikut kontes ini juga?" Tanya—nya.

"Ah, tentu saja kau akan ikut kontes seperti ini, ini kan bidangmu." Ledeknya.

"Apa aku boleh duduk di sini?" Tanyaku,ragu.

"Silahkan." Jawabnya sambil menepuk tempat kosong.

Lee Dokyeom, aku tidak pernah tau tentang dirinya kami jarang sekali berbicara meskipun kami satu kelas, dia selalu sibuk dengan teman-teman satu genk—nya sehingga kami tidak banyak berbicara.

Setidaknya dia tahu namaku dan bidang favoritku,

"Hei, lihat... Seokjin memperhatikanmu."

Aish, mau apa lagi mahkluk aneh itu, apa tempat yang ku duduki ini kurang jauh? Lebih baik aku pindah ke depan.

"Dokyeom, aku akan pindah ke depan." Ucapku seraya mengambil semua barang-barangku.

"Baiklah, semoga berhasil Yuju."

Ah, benar-benar pria yang baik dia menyemangatiku dengan senyum tulus yang dia punya.

---

"Kapan namaku dipanggil." Gerutuku.

Aku sudah menunggu di sini selama 1 jam lebih tapi namaku tidak kunjung di panggil oleh para juri di depan sana,

Ini benar-benar membosankan, jika saja Seokjin tidak mengganguku di awal tadi aku mungkin sudah banyak berbicara dengan Dokyeom.

"Hai,"

Demi tuhan, kenapa dia lagi.

"Apa maumu?" Tanyaku sinis.

"Kau yang terlalu berlebihan, aku hanya ingin dekat denganmu tapi kau selalu menjauh dan beranggapan yang aneh-aneh tentangku,"

"Meskipun aku lebih tua darimu bukan berarti aku lebih pandai bermain piano ataupun gitar, aku sering melihatmu memainkan gitar di ruang musik, menari balet, dan bermain piano. Aku rasa kau jauh lebih pandai dariku."

Aku terdiam seribu kata, kenapa dia bisa tau kalau aku sering bermain gitar, balet dan piano di ruang musik? Bagaimana dia bisa tau kalau aku punya banyak anggapan aneh tentang dirinya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gfriend OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang