2

25 9 0
                                    

Aku masih berada di kamarku. Tanpa berniat untuk bertemu mereka. Biarlah mereka menunggu. Aku tak peduli. Aku juga belum ingin melihat reaksi mama tentang anaknya yang menghisap darah pembantu pribadinya, padahal anaknya menolak. Urgh deadline yang panjang.

Tok.. tok.. tok..

Tiba tiba pintu kamarku di ketok.

"Masuk" teriakku

"Tuan muda, Anda disuruh nyonya besar turun sekarang." Kata sarah

"Baiklah baiklah. Tapi, tolong kesini sebentar."

"Ada apa tuan muda?"

"Kesini saja dulu."
Sarah pun menuju ke arah ku.

"Nah sarah ada beberapa peraturan yang harus kau ikuti selama kau menjadi pelayan pribadiku."

"Apa itu tuan muda?"

"Sebelumnya, maaf tentang semalam. Aku lepas kendali."

"Tidak apa tuan muda. Aku sudah disembuhkan oleh nyonya. Bahkan bekasnya pun tidak ada."

"Bagus. Peraturan pertama, jika kita berdua panggil nama saja. Kau memanggilku dengan kevin dan aku memanggilmu dengan sarah."

"Tapi tuan-"

"Peraturan kedua, tidak boleh membantahku sekalipun aku salah. Ketiga, ketika bulan purnama atau tahap lapar, jangan mendekatiku. Walaupun nyonya menyuruh. Paham?"

"Paham tuan"

"Keempat, kau harus selalu ikut kemanapun aku pergi. Tapi jika aku sedang berkunjung. Kau harus berjarak kurang lebih 2 meter dibelakangku. Kelima, kau harus tau makanan kesukaanku apa. Karena jika aku sedang tidak mood untuk makan, aku akan menyuruhmu mengambilnya."

"Baik tuan"

"Sudab itu saja. Mari kita menemui mereka"

Skip time>>

"Kenapa kau lama sekali?" Cecar ibuku saat aku baru saja menampakan diri.

"Mandi."jawabku singkat.

"Jangan terlalu singkat pada ibumu nak."kata om andrew

"Bukan urusanmu"jawabku.

"Kevin! Tutup mulutmu dan makan lah makananmu" titah ayahku. Duh bahasanya bikin aku ingin memperbaiki. Tak ku pikirkan amukan ayah nanti yang pasti aku akan memperbaiki kalimatnya.

"Yah, tadi katanya disuruh diam. Tapi malah disuruh makan. Gimana sih? Ayah maunya itu aku makan atau diam? Pilih salah satu." Ujarku.

"Jangan sampai, alat makan disini terbang ke muka mu ya!"

"Memang bisa terbang"

"Sudahlah nak, jangan membuat ayahmu semakin marah." Bela ibuku.

"Ya ya ya." Kataku akhirnya. Lalu akupun makan dengan sangat cepat dan tenang.

"Aku selesai. Terimakasih atas makanannya. Aku pergi" ujarku lalu berlalu meninggalkan mereka semua.

Skip time>>

"Tuan muda kita mau kemana?"

"Kita akan ke kota."

"Untuk apa kita kekota tuan?"

"Tak bisa kah kau naik kuda ini dengan mulut tertutup?"

"...."

"Bagus."

Skip time>>

Sambil mengendarai kuda aku menengok kekanan dan kekiri untuk mencari tempat itu.

Aku terus menelusuri kota ini dengan pelan dan detail. Tak lama akupun melihat tempat itu.

TBC
Tempat itu? Tempat apa? Tempat tidur?makan?mandi?atau.... tempat mesum? Penasaran? Tunggu kelanjutannya. Jangan lupa vomment juga ya (^-^)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Feel Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang