Ghina dan Nisya sudah beranjak dewasa. Mereka sudah duduk di bangku SMA. Lebih tepatnya di SMA Bhakti Bangsa I. Ghina tumbuh menjadi gadis yang cantik, putih, dan juga berambut lurus sepinggang. Sedangkan Nisya memiliki kulit yang hitam manis, dan juga berambut ikal sepinggang.
~~~
"Ghina,ayo turun! Udah jam berapa ini? Nanti kamu telat berangkat sekolah. Mau berangkat bareng mama nggak?" Terakan mama Ghina membuat Ghina terbangun dari tidurnya dan matanya langsung mengarah ke arah jam dinding yang ada di atas televisi.
"Astaga! Jam setengah 7. Aduh sial!" Tanpa merapikan tempat tidurnya dan menghiraukan panggilan mamanya, Ghina langsung mengambil handuk dan beranjak ke kamar mandi. Selesai mandi, Ghina memakai seragam sekolah dan tidak lupa ia memakai lipbalm, bedak, dan juga parfum wangi buble gum. Setelah keluar dari kamar dan menuruni tangga, ia melihat mamanya sudah tidak ada.
"Bi, mama kemana?" Tanya Ghina.
"Nyonya udah kerja non. Kata nyonya, non Ghina berangkat naik grab aja," jawab bi Ijah.
Ah,hari ini bener-bener sial!~~~
Setelah menaiki grab dan sesampainya di sekolah, Ghina sangat bersyukur karena ia masuk dengan tepat waktu. Jika tidak, pintu gerbang akan ditutup dan absen alphanya akan berubah menjadi 1 hari.
"Huft, akhirnya gue nggak telat. Hari ini ternyata gue nggak sial-sial banget,"
keluhan Ghina yang terdengar Nisya di sebelah bangkunya membuat Nisya bertanya."Sial? Sial kenapa?" Tanya Nisya dengan nada heran.
"Iyaaa. Gue tadi bangun kesiangan, jam setengah 7. Gila kan?" Nada tinggi Ghina membuat teman-teman di kelasnya menengok ke arahnya."Hahahaha, sikap lo dari dulu nggak pernah berubah," kata Nisya sambil mengacak-acak rambut Ghina.
"Ih elah, rambut gua rusak nih gara-gara lo," kata Ghina sambil mengendus kesal.~~~
Bel pelajaran pun dimulai. Rendy selaku ketua kelas 10 IPA 1, menyiapkan dan memimpin untuk memberi salam kepada Bu Ima, guru matematika dan juga wali kelas 10 IPA 1."Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo kenalin diri kamu ke temen-temen kamu," kata Bu Ima dengan memberikan senyum ramahnya.
"Nama saya Defli Putra Nugraha, saya pindahan dari Sulawesi. Saya pindah karena ayah saya bekerja di kota ini dan saya tinggal dengan ayah saya. Senang berkenalan dengan teman-teman," selesainya Defli perkenalan diri, Bu Emi memintanya untuk duduk di samping Rendy yang kebetulan dia duduk sendiri.