Chapter 7

1.7K 151 11
                                    

📌 Gwangju, Korea Selatan
Eunji POV
Aku menatap bahagia anakku yang sedang membersihkan makanannya. Walau ia membuat kesalahan karena menumpahkan makanan, entah kenapa aku bahagia. Aku ingin menangis.

"Eomma, mian, aku akan ambil lap basah dulu ya, eomma jangan membersihkan ini oh?" Dia berdiri sembari membawa piringnya.

"Oh, hati-hati turun tangganya ya" ucapku berusaha menahan haru.

Kini Cha Eun telah berubah. Sangat berubah.

Ia akan bercerita apapun yang terjadi setiap hari saat aku menemaninya pergi tidur. Dia sudah tidak ketakutan mendapat kekerasan saat ia melakukan kesalahan. Bahkan ia akan segera meminta maaf dan bertanggung jawab. Dia mengeksplorasi semua yang ada di sekelilingnya sesuai anak seusianya. Aku sangat bahagia melihat dia tumbuh dengan baik bersamaku. Melihat anak tidak berdosa yang dibuang karena kesalahan orang tuanya, dan kini ia tumbuh dengan baik tanpa trauma dan beban. Benar, kini aku mengerti apa yang Cha Eun alami dari semua ceritanya. Cha Eun membeberkan apa yang terakhir kali ibunya katakan saat meninggalkannya di panti asuhan. Ibunya berkata bahwa dirinya lebih pantas tinggal di panti asuhan dengan banyak teman dan perawat yang menyayanginya daripada tinggal bersama ibunya yang penuh dosa dan tidak bisa menghidupinya dengan baik. Bahkan ibunya Cha Eun mengatakan bahwa Cha Eun adalah anak pintar, polos, dan suci, ia meminta Cha Eun untuk memaafkan semua dosanya dan dosa ayahnya. Kadang aku merasa dia begitu kejam. Bagaimana bisa seorang ibu mengatakan hal-hal seperti itu pada anaknya. Aku berpikir akan lebih baik bila ibu Cha Eun pergi tanpa sepatah katapun dan membiarkan Cha Eun tidak tahu dengan apa yang terjadi. Tapi kadang aku juga merasa bahwa ibu Cha Eun sangat tegar dan tertekan. Dari sisi yang terlihat olehku, ayah Cha Eun pasti tidak bertanggung jawab dan itu sebabnya hanya ibu Cha Eun yang harus menanggung resiko dan akhirnya meninggalkan Cha Eun di panti asuhan. Walau aku tidak tahu persis apa yang telah terjadi, setidaknya anak itu sudah berada di pelukanku untuk tumbuh.

Dia sudah membawa lap basah dari dapur dan hendak membersihkan makanannya.

"Eomma, kapan kita akan turun?" Tanyanya.

"Persediaan makanan masih ada, untuk apa kita turun gunung? Eomma sangat suka di sini" jawabku.

"Katanya appa akan ke sini, tapi kenapa dia tidak datang juga eomma? Aku ingin turun dan menemuinya" katanya.

"Wae? Kamu merindukannya?" Tanyaku sambil membantu menyelipkan rambut Cha Eun ke telinganya yang sedang menunduk mengelap lantai.

"Oh eomma, aku merindukannya. Aku ingin appa bernyanyi lagi sebelum aku tidur" katanya.

Oh Cha Eun-ah, eomma juga merindukan ayahmu.

"Benarkah? Eomma tidak tahu appa sering bernyanyi sebelum kamu tidur" kataku.

"Oh eomma. Saat tengah malam dan eomma belum pulang, appa selalu menemaniku tidur dan bernyanyi" jawabnya.

"Benarkah? Mianhe, eomma meninggalkan kalia tengah malam. Tapi apa kamu bisa menceritakannya?" Pancingku.

"Gwenchana eomma. Tentu. Aku akan menceritakannya untuk eomma, tapi aku akan cuci tangan dulu ya"

Diapun menyimpan lap tersebut dan mencuci tangannya lalu kembali ke ruang makan.

"Makanlah lagi" kataku.
"Oh eomma" jawabnya.
"Lalu bagaimana?" Tanyaku.
"Waktu itu, eomma pulang malam untuk beberapa hari, eomma ingat?"
Aku hanya mengangguk.
"Saat eomma pulang malam, appa yang akan membuatkanku makan malam. Walau tidak terlalu enak, tapi setidaknya perutku berisi. Setelah makan kita pergi ke kamar. Aku tidur di tangan appa. Dan appa meyanyikan lagu untukku. Tapi liriknya selalu berubah. Selalu ada kata-kata Cha Eun tidak mau diam, Cha Eun anak nakal, dan juga seperti eommanya yang cerewet. Walau aku masih kecil, aku sudah mendengar banyak lagu, dan aku ingat liriknya tidak begitu" lanjutnya sambil tertawa.
Aku bisa melihat seberapa besar ia merindukan ayahnya.
"Jinjja? Wah itu menyenangkan" jawabku.
"Oh, aku sangat ingin melakukannya lagi. Appaku yang pertama bahkan tidak membiarkanku tidur bersamanya, jadi aku sangat senang bisa tidur dengan appa" katanya lagi.

Our Daughter (Chanji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang