Chapter 2

85 8 5
                                    

"Haduh Keyra... Jangan negative thinking dulu, mungkin aja dia tadi bangun kesiangan jadi gak sempet nyetrika baju." batinku.

Setelah lama diberi pengumuman oleh salah satu guru disana.
Kami anak² yang sekolah di situ dengan pilihan kedua dipanggil untuk masuk ke dalam aula.

Karena rok sekolahku pendek, maka aku memegangi bagian belakang rok ku, baru aku berdiri, namun aku hampir jatuh ke depan karena aku memegangi bagian rok belakangku, tapi tidak sengaja justru aku malah hampir jatuh ke arah laki² itu. Laki² itu dengan reflek langsung menyampingkan tangannya dan menengok padaku. "Besok lagi hati²" ucapnya datar.
Aku hanya tersenyum.
"Siapa sih dia?" batinku.

Aku pun masuk ke dalam aula dan diberi penjelasan oleh guru, yang jujur aku juga tidak mengerti haha.

Setelah selesai diberi penjelasan aku pun kembali lagi ke lapangan sekolah, lalu diberi tau bahwa saat MOS para perempuan harus menguncir dua rambutnya.
"Akh ini yang paling kubenci saat mendengar kata MOS, pasti sangat memalukan." batinku.

Dan yang enak dari laki² adalah mereka tidak diwajibkan untuk memakai apa².

Setelah selesai aku pun dijemput oleh Mom dan Dad dan langsung pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah aku pun langsung mencoba untuk menguncir dua rambutku. Dan menurutku itu sangat lucu, karena rambutku dulu masih pendek, sekitar se bahuku, beda dengan rambutku sekarang.
"Mom, gimana nih? Harus aku gimanain? Kan kalo gini jadinya lucu Mom." kataku.
"Udah gak usah bingung, besok Mom yang kuncirin." kata Mom.
"Bener ya Mom." kataku.
Mom hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah itu sorenya aku langsung menuju ke toko alat tulis untuk membeli buku dan alat tulis, lalu menuju ke toko accacoriss untuk membeli karet rambut dan membeli pita. Dan setelah itu langsung pulang.

***
"Keyraaaa bangunnn sekolah.." teriak Mom.
Aku langsung mengambil seragam putih merahku dan langsung menyetrikanya.
Ya, dari aku kelas 4 aku memang sudah disuruh belajar menyetrika sendiri.
Setelah selesai aku langsung bergegas mandi dan berganti pakaian. Setelah itu aku langsung turun ke bawah untuk sarapan.
"Key, nanti pulang sekolah, pulang sendiri ya." kata Dad.
"Sip." kataku.
"Nih Dad kasih uang buat sebulan 150 ya, jangan boros" kata Dad.
"Okay Dad." kataku.

Setelah makan aku langsung berangkat ke sekolah diantar oleh dad.

***

Sampai di sekolah aku benar benar sepeti orang bingung karena, aku dikuncir 2, aku tidak mengenal satu pun orang disini, dan sekolah masih sepi.

Lalu aku duduk di sofa panjang di depan ruang guru. Beberapa menit kemudian ada siswa yang tidak kukenali dan duduk di sofa itu juga. Aku pun mengajak berkenalan. "Hai, aku Keyra, nama kamu siapa?" ujarku ramah. "Oh, hai Keyra, namaku Nuki." katanya.

"Kamu masuk di kelas apa?" tanyaku.
"Aku masuk di kelas 7-2, kamu sendiri?" tanyanya.
"Aku masuk di kelas 7-4, lagian bukannya itu kelasnya belom pasti ya?" kataku.
"Iya sih Key, tapi gak semuanya di pindah Key, sebagian besar di kelas MOS juga bakal jadi temen sekelas kamu waktu kelas 7 key" ujarnya.
Aku hanya menganggukan kepalaku.

"Eh Key, itu kayaknya upacaranya mau mulai deh, mending kita kesana yuk" katanya.
"Oh iya. Yaudah yuk" balasku.

Sebenarnya aku agak takut sih, ya karena memang aku dulunya di sekolah swasta katolik, dan sekarang aku ada di sekolah negeri. Dan jujur saja, aku islam.
Aku takut kalau aku tidak bisa mengikuti pelajaran agamanya.

***
Setelah selesai upacara, kami pun masuk ke ruang kelas, ya sebenarnya itu adalah ruang kelas 9, jadi sekolahku ini tidak begitu besar, dan hanya ada ruangan yang cukup untuk semua kelas 8,9 dan tiga kelas untuk kelas 7, sisanya ruang kelas ada di SD belakang sekolah.

Ketika MOS hari pertama aku berkenalan dengan beberapa OSIS. Saat itu aku menjadi anak yang pendiam, karena aku tidak mengenal siapa² dan yang pasti aku malu.

***

Keesokan paginya aku puasa karena saat itu juga bulan Ramadhan.
"Key, bangun yok, sahur dulu." kata Mom membangunkanku.
"Hem, ini jam berapa sihhh Mommm...keyra ngantukkk Hoammm" ujarku.
"Ayo ah Key, bangun dulu, ntar keburu imsak loh." kata Mom.
Aku dengan wajah masih ngantuk akhirnya mau turun dan ikut makan sahur.

Setelah itu aku makan dan langsung tidur lagi mengingat aku akan sekolah pagi ini.

Aku pun terbangun pukul 5 pagi dan langsung mandi. Setelah itu menguncir rambut ku dan memakai sepatuku.

Setelah itu aku langsung berangkat ke sekolah.

Hari kedua MOS tidak seburuk yang kupikir, karena banyak yang mengajakku berkenalan.
Pagi setelah aku menaruh tas di dalam kelas, aku langsung keluar dan duduk di depan mushola. Tiba tiba ada seorang anak perempuan duduk disebelahku.
"Hai, namaku April, kamu siapa?" tanyanya sambil mengulurkan tangan.
"Oh hai, namaku Keyra." jawabku.
Lalu ada anak perempuan lainnya.
"Boleh kenalan gak?" tanyanya.
Aku hanya mengangguk.
"Namaku Sekar" katanya.
"Oh, iya, namaku Keyra." balasku.

Kami bertiga pun saling berkenalan. Ketika bel masuk sudah berbunyi kami bertiga pun masuk di kelas.
Lalu ada guru masuk dan kelihatan killer sih.

Kebetulan aku duduk di sebelah Sekar.
"Eh, gurunya kayaknya killer ya Key." katanya.
"Iya Kar, aku juga mikirnya gitu sih." balasku.

"Selamat pagi semua." kata guru itu.
"Pagi Buuu." balas semua siswa.
"Perkenalkan nama saya Bu Ar. Saya mengajar mata pelajaran BK. Mungkin kalian akan ketemu saya nanti di kelas 9" ujarnya.

"Jadi hari ini saya akan memberi kamu tugas, yaitu dengan memberi pendapat tentang korupsi, tata tertib sekolah, keamanan sekolah, dan kebersihan sekolah. Kalian akan saya bagi menjadi 4 kelompok. Jadi membaginya dari depan berhitung sampai 4 dan dilanjutkan dengan 1 lagi. Begitu seterusnya. Paham?" tanya nya.
"Paham Bu" jawab semua siswa.

Setelah terbagi menjadi 4 kelompok, aku berada di kelompok 2.

"Yak semua ketua kelompok harap maju ke depan."kata Bu Ar.

Semua ketua kelompok maju ke depan. Setelah itu ketua kelompok ku kembali dan belum membuka lintingan kertas yang dipilih dari Bu Ar.

"Aku berharap ini isinya korupsi, biar gampang." katanya.
"Gampang an tata tertib sekolah lah." jawabku.
"Yaudah buka aja" kata nya.
Setelah dibuka isinya, ternyata isinya adalah tata tertib sekolah.
"Yey." ucapku girang.
"Eh dimana² tu enak ngasih pendapat tentang korupsi... Kan bisa banyak dapetnya." ujarnya.
"Nggak, enak tata tertib, atau kamu mau korupsi ya?" ucapku sambil bercanda.
"Yaudah kamu aja yang bikin" ucapnya.
"Yaudah siniin kertasnya." ucapku.

Setelah aku menulis beberapa pendapatku, aku merasa kalo itu masih kurang. Aku juga dibantu oleh Annastya.
Sedangkan yang perempuan di kelompokku hanya aku dan Annastya. Sisanya laki².
"Eh ini masih kurang nih, bantuin dong" kataku.
"Ya bikin sendiri dong, tadi katanya gampang." kata cowo itu kataku.
Aku hanya memandang sinis cowo itu.
"Ih siapa sih cowo itu? Ngeselin banget ih." batinku.
Tapi aku melihat tangannya menulis dan aku kanget melihat tulisannya.
"Itu tulisan apa ceker ayam? Jelek banget sih." kataku.
Dia melihat ke arahku lalu menjawab
"Ini tulisan orang kreatif, orang kreatif kalo nulis tu cepet² biar inspirasinya tu gak ilang, makannya tulisannya jelek. Udah deh gak usah banyak complain" katanya.
Aku masih memandang cowo itu.
"Aku gak mau deh punya temen kayak kamu." kataku.
"Yaudah." jawabnya.

Ketika kulihat tag namenya ada tulisannya Anugrah.
"Oh jadi namanya Anugrah?" batinku.

Tet...

Tet...

Tet...

"Akh akhirnya selesai juga nih." kataku yang langsung mengumpulkan pekerjaannya.

Aku langsung keluar kelas untuk sekedar mengobrol dengan teman² baru disana.

Ketika aku mau kembali ke kelas ada temanku bernama Bobby mendorongku ke arah Anugrah.
"Ih apaan sih Bob?!! Jangan bikin orang batal puasa deh" bentakku.
"Ehh jangan marah dong. Btw kamu kan pacarnya dia." kata Bobby sambil menunjuk Anugrah.
"Siapa? Dia? Ogah banget." kataku dan langsung masuk kelas.

Bersambung...

Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang