Aku bagaikan sebuah bayangan
Yang akan tetap ada meski tak bisa bersama
Aku tetap mengikuti meski hanya di belakangnya
Karena melihat punggungnya pun aku sudah bahagia
Dia memberiku harapan untuk terus bertahan
Dia membuatku sadar bahwa tetap ada keindahan dalam hidup ini
Dia memabukkanku dengan senyum manisnya
Dia selalu membuatku tak berkutik karena perhatiannya
Namun ternyata semuanya dusta
Hatinya tak pernah setulus kata-katanya
Karena nyatanya dia hanya lah penipu ulung
Yang membuatku terlena karena kata cinta
Renata pernah merasakan cinta. Renata pernah dijadikan kuat karena cinta. Namun karena cinta juga Renata pernah merasakan sakit, sesakit sakitnya sakit.
Pria itu bernama Revan Setia. Pria pertama yang tersenyum tulus kepadanya. Pria pertama yang menemaninya makan siang di kantin. Pria pertama yang memberi begitu banyak perhatian padanya. Pria pertama yang mengusap air matanya. Pria pertama mengenalkan dirinya dengan kata cinta.
Saat itu keadaan Renata 180 derajat berbeda dengan sekarang. Dia hanya lah gadis kecil dengan badan obesitas dan berkulit kumal, tak hanya itu ia tinggal di sebuah apartement kecil diasuh oleh seorang pelayan restoran dan ia dianggap bodoh karena tidak bisa berbicara bahasa setempat.
Kejadian itu terjadi tepatnya empat tahun yang lalu, saat itu ayah Renata memenangkan sebuah kasus di pengadilan. Namun ternyata pihak lawan tidak terima dan mengancam untuk membunuh ayah Renata sekeluarga. Ayah Renata pun langsung menyuruh Renata pindah ke Amerika, tinggal di sebuah apertemen kecil agar tidak terlihat mencolok. Semua itu dilakukan untuk melindungi Renata, namun bagi Renata semua itu hanya lah malapetaka.
Semenjak kepindahannya ke Amerika, tidak ada kecerian lagi di wajah Renata. Ia harus berjalan kaki sejauh dua kilo dari tempat tinggal ke sekolahnya. Sampai di sekolah, ia hanya duduk diam dan tidur. Dia tak pernah bergaul atau pun memperhatikan pelajaran, karena ia tidak begitu paham bahasa inggris. Belum lagi semua teman sekelas yang selalu mentertawakan karena dia berbeda. Dengan wajah India dan kulit kumalnya, belum lagi dia yang tidak bisa bicara apa pun membuat tak ada satu orang pun yang berteman dengannya.
Bel burbunyi menunjukkan waktu istirahat. Semua anak-anak pun berlarian menuju kantin. Namun Renata tidak keluar dan hanya ingin tidur di kelas.
"kenapa ga ke kantin?" tiba-tiba suara bass terdengar membuat Renata tebangun dan mendongkak kan wajahnya. Terlihat sosok laki-laki dengan wajah oriental namun bermata biru.
"aku pikir kamu orang India, tapi setelah aku lihat nama kamu, aku yakin kamu pasti orang Indonesia. Kenalin, nama aku Revan." Lelaki itu pun tersenyum sembari menjulurkan tangannya. Renata masih diam, ia tidak percaya apa yang terjadi hingga dia pikir ini hanya mimpi.
"hey, kenapa bengong aja? Aduh jangan-jangan dia ga ngerti bahasa indonesia lagi." Gerutu lelaki itu seraya menggaruk kepalanya karena kebingungan.
"a...aku Renata. Kok.. kamu..." seakan sudah lama sekali tak bersuara, Renata pun menjawab dengan terbata-bata. Lelaki itu justru tertawa melihat ekspresi kebingungan Renata.
"hahaha kamu lucu banget. Pasti kamu bingung ya kenapa aku bisa berbahasa Indonesia?" Renata pun hanya menunduk malu.
"aku orang Indonesia kok. Setengah Indonesia sih lebih tepatnya. Papa aku orang California, dan mama aku asli Indonesia." Kata lelaki itu untuk menjawab kebingungan Renata.
"Jadi, kamu udah makan belum?" tanya lelaki itu lagi.
"eh...ummm...aku masih kenyang." Padahal sejujurnya Renata lapar karena belum makan dari pagi. Hanya saja ia malu mengatakan bahwa dia tidak punya uang. "kruyuuuk.." ternyata perut Renata tidak bisa diajak kompromi. "eh...aduuhhh..." Renata menunduk malu dan menjadi salah tingkah.
"hahaha, kamu lucu banget. Ayo ikut aku ke kantin. Hari ini aku ulang tahun, jadi hari ini aku mau traktir kamu." Ucap lelaki itu sambil menarik tangan Renata membuat Renata terbangun dan terpaksa mengikuti langkah lelaki itu.
Semenjak hari itu lah Renata mulai bisa tersenyum lagi. Lelaki itu selalu ada untuknya. Lelaki itu selalu membelanya ketika ia dikatai oleh teman-temannya, tak jarang lelaki itu berkelahi untuk membelanya. Lelaki itu menjadi bahu sandarannya ketika ia terimat rindu dengan orangtuanya hingga menetaskan airmata. Lelaki itu yang selalu membuatnya tertawa seakan memberi janji untuk dapat bahagia selamanya.
Hingga sebuah realita pahit menampar Renata begitu kerasnya. Setelah tiga tahun berpisah dengan orangtuanya, akhirnya ayah Renata memberi kabar agar Renata kembali pulang ke Indonesia. Renata begitu bahagia karena akhirnya ia dapat berkumpul dengan keluarganya kembali namun itu akhirnya Renata harus berpisah dengan Revan. Namun Renata tidak berkecil hati, sebelum kepulangannya ke Indonesia, ia bertekad menyatakan perasaannya pada Revan.
Saat itu waktu sudah menunjukkan jam tiga sore. Sekolah sudah sepi oleh siswa. Hanya beberapa siswa yang ada karena mengikuti kegiatan tertentu. Renata segera menuju ke ruangan musik, ia tau kebiasan Revan yang selalu bermain gitar sepulang sekolah di ruangan itu. Dengan hati yang berdebar-debar Renata berjalan menuju ruangan tersebut. Terlihat bahwa pintu ruangan itu tidak tertutup rapat. Renata menintip dan melihat Revan sedang berbincang dengan Jessica, teman bermain bandnya. Tak ada kecurigaan sama sekali dalam hati Renata. Yang ia pikirkan hanya lah mungkin mereka sedang membahas konsep musik yang akan mereka tampilkan dua minggu lagi. Hingga tak sengaja Renata mendengar percakapan mereka,
"I love you!" terdengar suara lelaki berkata demikian. Renata semakin menajamkan pendengarannya.
"how about Renata?" suara perempuan membalas ucapa itu.
"she is only my bestfriend. I just feel pity for her." Lelaki itu menjawab dengan suara yang begitu meyakinkan. Tak hanya perempuan yang di dalam ruangan itu yang percaya, namun ternyata perempuan di luar ruangan itu pun percaya.
Hancur sudah hati Renata mendengar pernyataan itu. Ternyata cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Reva, pria yang ia cintai hanya menganggapnya sebagai sahabat. Revan, yang menjadi pahlawan untuknya hanya merasa kasihan pada dirinya. Harga dirinya hancur saar itu, rasa cintanya kandas seketika. Ia pulang ke negara asalnya membawa patah hati. Cinta pertamanya, menghacurkan hatinya untuk pertama kalinya juga.
Sepulangnya ke Indonesia, dengan berkas-berkas yang diurus oleh orang kepercayaan ayahnya, Renata diterima sebagai mahasiswi di sebuah Universitas swasta di daerah metropolitan. Ternyata keterpaksaan berjalan sejauh empat kilo setiap harinya di Amerika membuat perubahan besar pada fisik Renata, ia kehilangan banyak berat badan yang membuat dirinya begitu langsing. Dan dengan serangkaian perawatan yang ia jalani, kulit Renata pun menjadi putih mulus tidak kumal seperti dulu. Ia sekarang bisa berdiri tanpa harus menundukkan kepalanya, ia dapat bersosialisai dengan mudah tanpa harus merasa malu.
Kehidupan di Amerika mengubah pribadi Renata. Banyak pembelajaran yang bisa ia raih. Yaitu tetap baik kepada semua orang tetapi jangan sampai percaya terhadap siapa pun. Ternyata patah hati itu juga memberikan trauma begitu besar terhadap dirinya. Dia tidak pernah bisa mencintai lelaki lagi setelah patah hati itu.
hallo guuysss welcome back with meee yaaayyy!!! finnally gua update chapter baru. dan ga lupa gue ingatkan, dimohon vote dan comment dari temen-temen yaa. karena respon positif dari temen-temen lah yang bikin gua semangat buat lanjutin cerita. terimakasih. xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
My Skinny Love
RomanceSkinny love (noun) Adalah keadaan ketika ketika dua orang saling mencintai namun tidak berani untuk mengungkapkannya "Jika katamu hidup ini seperti kaca, lantas pada diri siapa kah aku harus bercermin?" - Renata Trianita "Dasar wanita tidak berperas...