My Love Psychopath 1

8K 300 117
                                    

Darah pekat menggenangi lantai dingin bak sebuah kolam....
Suasana begitu sunyi...Bahkan tetesan darah sekalipun dapat memecah kesunyian ...... gelap...

Pria itu masih merintih kesakitan ... lidahnya yang baru saja terpotong membuatnya berteriak tanpa suara ... Hanya dapat merasakan sakit...setiap pukulan yang dialaminya masih akan berlanjut... percuma saja melarikan diri...dirinya tau bahwa tak akan ada sinar mentari baginya besok...

Setiap tusukan pisau yang menembus tubuhnya menyiksanya secara perlahan. Ingin rasanya meminta sang pembunuh yang masih menikmati menggores dan menusuk tubuhnya untuk menusuk jantungnya saja....

Pembunuh berdarah dingin itu .... 3 jam sudah bermain main dengan tubuhnya yang bermandikan darah...sang korban malang itu bahkan tak bisa merasakan atau melihat lagi... Dia tau betul bola matanya telah ditarik keluar dan salah satunya masih bergantung disana .... Dia tak bisa merasakan jari jarinya ... Dia tau semua jari nya telah terpotong dan hilang entah kemana... yang diinginkannya hanyalah mati...Dia ingin mati...tak sanggup dengan semua rasa sakit ini lagi...Dia benar benar tak sanggup..

"Kau seharusnya tak menyakitinya"

'Kata kata dingin dari sang pembunuh yang mengukir karya lukis bertintakan cat darah dari tubuhnya sendiri itu bagaikan tanda kematiannya yang kian mendekat.

"Aku tidak suka orang brengsek seperti mu mendekati gadis ku.... beraninya menyakitinya setelah mengambilnya dariku..."

Nada datar dan dingin juga terkesan tegas, sedih dan terluka. Sang korban ingin melihat wajah dari sang pembunuh , tapi apa mau dikata? Tempat dingin dan gelap ini bak kutukan baginya. Dia bahkan tak bisa melihat. Dia begitu penasaran, apa dia akan menjadi hantu dan bergentayangan di tempat ini setelah kematiannya?

"Akhh...akhh.... akh!.."

Hanya suara rintisan lah yang dapat dikeluarkannya...

"Kau tak bisa bicara lagi ya? Tapi, aku yakin kau ingin matikan ? Kau beruntung karena aku sudah bosan bermain denganmu...kita akhiri saja ya??"

Sang korban langsung mengangguk tanpa memikirkan apa pun lagi... Hanya kematian lah yang dapat mengeluarkannya dari penderitaan ini... itu pikiran awalnya sebelum dia...

"Kau mau? Baiklah aku akan membuat pemakaman yang bagus untuk mu. Ah, aku harap mesin ini masih bekerja"

Suara langkah kaki sang pembunuh mengema ditempat itu. Dia berdiri disebuah mesih tua yang mulai berkarat. Pembunuh itu menekan sebuah tombol dan hal berikutnya
Nguung !!! nguung!!! nguuung !!!

Mesih itu menyala dan sang korban tau kematian pun akan terasa menyakitkan untuknya.

"Baiklah, ayo kita mulai pemakaman untukmu"

Seringai terukir diwajah pembunuh dan ketakutan semakin menghampiri sang korban. Suara mesih yang akan menjadi peti kematiannya bagaikan akhir dari penyiksaan yang lebih menakutkan. Penyesalan itu sudah tak berguna lagi.

Tanpa perasaan pembunuh itu menarik paksa tubuh tak berdaya sang korban. Setiap langkah yang dilaluinya menyisakan jejak darah kental di lantai. Suara mesin semakin keras bertanda semakin dekatnya dia dengan alat yang akan membunuhnya.

"Selamat tinggal dan semoga kau bahagia"

Suara terakhir yang didengarnya sebelum.... tubuhnya diangkat dan ....

Jjduuk!! Brak !!

Nguuung!!! Trukk!! Krutukkk!! Bag!!

Suara temukan tulang dan daging yang tergilas serta percikan darah mulai mewarnai tempat gelap tersebut.

My Love A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang