Love at The First Sight?

60 1 1
                                    

Fix banget, gue jatuh cinta pada pandangan pertama.

Gue serius!

Sesampainya gue di kost baru gue yang berada tepat di tengah-tengah kota Kuta-dan berjarak cuma beberapa meter dari tempat magang gue, Le Cuisine-gue nemuin sesuatu yang gue yakin bakal bikin gue betah tinggal di sini. Eh, seseorang.

Dia berdiri di sana. Gue bisa lihat jelas dari balik jendela kamar. Dia kayaknya lagi jemur baju.... hmm, ternyata ada juga cowok seganteng itu tinggal di kost cowok seberang yang lusuh abis itu.

Oke, jadi kost khusus cewek yang baru aja sehari gue tinggalin ini, berseberangan sama kost khusus cowok. Kost cewek yang bercat kuning dan kost cowok yang bercat putih ini cuma dipisahkan dengan jalan gang kecil. Pemilik dari kedua kost ini tuh sama, Bu Rani. Cuma aja, kost gue ini terlihat lebih terawat dibanding kost cowok yang lusuh, sepi, dan rumor-rumornya serem itu. Hii...

Tapi itu gak penting.

Gue masih asik aja ngelihatin pemandangan seindah ini. Menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Hehehe.

Dengan tangannya yang terlihat keras, cowok berkulit kecoklatan itu mengibas-ngibaskan baju yang masih basah dan menggantungkannya di tali yang menjulang. Satu per satu bajunya yang terkumpul di keranjang coklatnya ia deretkan di tali. Badannya yang tinggi bikin dia gak perlu jinjit untuk mencapai tali yang lumayan tinggi itu. Kalo gue sih, jangankan jinjit, lompat aja gak bakalan nyampe.

Gak perlu dilihat dari dekat. Wajahnya aja udah mempaparkan secara jelas kalo dia emang guaanteng banget. Idungnya mancung, alis matanya tebal dan tegas, rambutnya yang agak ikal terpangkas rapih bikin dia keliatan cowok abis. Dan seandainya dia melihat ke arah gue, gue jamin tatapan matanya bakalan tajem banget dan nusuk sampe ke hati gue yang paliiiing dalem. Lebay sih. But it seems so true.

Tanpa gue sadari, senyum gue mulai merekah. Kayak lagi ada lantunan lagu romantis berdengung di telinga gue.

Aku jatuh cinta kepada dirimu, orang yang tak pernah kubayangkan...

Beberapa lama kemudian, cowok itu pun menggopoh keranjangnya yang sudah kosong itu dan berjalan pelan menuju pintu. Belom sampe jemarinya menyentuh daun pintu, perlahan ia menengok ke arah gue.

Dheg.

Matanya yang menyorot tajam melihat ke arah gue yang berada di balik jendela, mendapatkan gue lagi senyam-senyum gak jelas. Wajahnya terlihat datar, dan anehnya bikin bulukuduk gue berdiri. Gue langsung buru-buru menghindar dari jendela.

Perlahan dan hati-hati, gue mengintip keluar jendela lagi. Dia gak ada. Dia menghilang dari situ.

Gue ngerasa ada yang aneh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INI RAHASIA DAPUR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang