Chapter 1 : Kentarou Aki

106 16 3
                                    


Aku duduk sambil memegang pistolku erat. Sesekali aku menegok ke luar jendela untuk memastikan ada apa di luar sana tapi sepertinya semua baik-baik saja. Di luar begitu sepi hingga aku tidak yakin kota ini masih berpenghuni atau tidak. ya... tentu saja masih berpenghuni. Masih banyak yang berjalan-jalan diluar dengan senjata di tangan mereka dan aku tahu mereka adalah Manusia Kertas.

"Aku harus menghemat peluruku." Katanya sambil menatap pistolnya.

Sudah lima tahun aku menetap di Tokyo dan aku tidak bisa kembali ke Osaka karena tranportasi sudah ditutup secara resmi. Bahkan semua toko sudah ditutup dan orang-orang yang berjualan senjata ilegal sangat dibutuhkan saat ini. Polisi sudah tidak berguna dan pemerintahan sudah hancur tapi masih ada beberapa orang seperti jurnalis masih berusaha mencari informasi. Informasi tersebut akan diedarkan melalui internet di situs yang kami sengaja sudah buat yaitu . Seluruh dunia bisa menulis berita disana dan ada beberapa orang yang sibuk untuk menerjemahkan setiap berita yang ditulis dengan bahasa asing.

Tidak berguna diberitakan di tv karena kami hidup di dalam selimut atau bisa juga disebut bersembunyi. Membeli makan dan senjata ada maskasnya tersendiri. Beberapa sudah diketahui tempat persembunyian kami sehingga kami harus mencari tempat persembunyian lain untuk mendapatkan makanan dan senjata.

Ponselku berdering. "Ada apa?"

"Jam 3 sore nanti berkumpul di Blok A."

Aku melirik jam yang menunjukkan pukul 1. "Aku akan segera ke sana."

"Tolong kabari yang lain."

"Kenapa kau tidak memberi kabar di situs saja. Untuk kelompok jepang di bagian menyerang, berkumpul di Blok A. Itu mudah."

"Apa kau bodoh? Situs kita bisa dilihat semua orang dan tentu saja keberadaan kita bisa diketahui."

Ada benarnya juga. "Baiklah." Katanya pasrah. "Temanku saja, kan?"

"Iya. Orang malas sepertimu tidak mungkin mau menghubungi semua orang, bukan?" dia tertawa. "Baiklah aku sibuk."

Orang ini menyebalkan. "Aku tahu kau selalu sibuk, Wanabe." Jawabnya lalu memutuskan panggilan. "Apa aku harus berangkat sekarang? Kenapa harus bertemu di Blok yang jauh dari tempatku, sih." Keluhnya sambil bangkit.

Kuhubungi semua kelompokku dan dengan hati-hati aku keluar rumah atau bisa disebut tempat persembunyian. Dengan hati-hati dia melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa tidak dai tidak terlihat.

Kali ini aku bisa bernapas lega. Papan bertulisan Blok A dan kakinya membawanya masuk ke sebuah rumah besar yang penuh dengan coretan yang sudah ada beberapa tahun yang lalu tentang penghinaan terhadap pemerintah yang tidak bisa melakukan apa-apa sehingga pemberontakan besar terjadi membuat banyak polisi dan masyarakat gugur.

Aku menekan beberapa dijit kode yang membuat pintu terbuka dan dengan malas aku turun menggunakan tangga menuju ruang bawah tanah. Sangat pengap tapi masih bisa dijadikan tempat tinggal atau semacamnya. Beberapa orang sudah datang sebelum jam yang sudah ditetapkan. Kulirik jam tanganku. Pukul 2. 30 PM. Berarti 30 menit lebih awal.

Aku mendekati temanku yang sudah datang semua yang duduk di ujung ruangan. Mereka adalah Yuroshi Rio, Tomoki Aki, Sakura Yui, dan Ishida Hatori.

Sepertinya salah satu diantara mereka sedang tidak baik-baik saja. "Hei, apa kabar, Yuroshi?" Aku melihat luka di kakinya. "Sepertinya tidak baik."

"Begitulah. Aku sedang tidak beruntung." Jawabnya. "Bagaimana denganmu, Ken? Kau terlihat baik-baik saja."

"Aku selalu mengurung di dalam rumah. Kau tahu, kemarin tempatku didobrak sehingga aku harus mencari tempat lain. Menyusahkan." Gerutunya. "Beruntungnya aku tidak mati melompat dari lantai dua."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Paper WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang