Chapter 3

1.4K 123 1
                                    

Np: hati-hati typo bersebaran dimana-mana!

Keluarga bermarga Kim ini sedang sarapan bersama.

Sang Eomma tercinta membuatkan roti bakar coklat untuk sarapan.

Dahyun menyantap makanan tersebut dengan lahap. Gimana enggak, masakan ibunya memang enak dan selalu nomer 1.

"Ma, aku mau lagi dong." kata Dahyun sambil memberikan piringnya ke eomma-nya itu.

Sang ibu pun tersenyum melihat anaknya yang lahap menyamtap makanan buatannya.

"Buset deh, lu laper apa doyan sih?" tanya NamJoon sambil menyeruput susu coklatnya.

"Nanti gemuk baru tau rasa." lanjutnya.

"Udah deh kak, kamu makan makan aja gausah ganggu adeknya." kata sang Appa, membela anak bungsunya.

"Tau nih, wee" ledek Dahyun sambil menjulurkan lidahnya.

Sang ibu hanya geleng-geleng kepala melihat kedua anaknya itu.

"Nih, punyamu." kata eommanya sambil menaruh piring berisi roti bakar coklat milik Dahyun.

Jam menunjukkan pukul 06:45.

"Udah yuk berangkat, udah siang." kata sang ayah sambil menutup koran yang tadi dibacanya.

Dahyun langsung buru-buru menghabiskan roti bakar coklatnya dan meneguk segelas susu coklat.

Ia segera bangkit dan pamit kepada ibunya.

"Berangkat dulu ya, eomma." kata Dahyun sambil berlari mengikuti kakak dan ayahnya yang sudah jalan duluan didepannya.

"Hati-hati dijalan ya." teriak ibu dari pinti saat mobil keluarga Kim keluar dari halaman rumahnya.

Dahyun dan NamJoon melambaikan tangan ke eomma tercinta mereka.



Skip-




Sampai disekolah, Dahyun langsung dilempari seribu pertanyaan dari kakaknya itu.

"Jadi..." kata Namjoon memperlambat kata-katanya.

"..sebenernya lo suka sama siapa hmm?" lanjutnya sambil menaikan kedua alisnya.

Dahyun menghentikan jalannya, lalu berbalik badan sehingga menghadap ke arah kakaknya.

Hufttt

Dahyun mengambil nafas panjang.

"Kek gini aja lo kok susah sih ngomongnya yun?" Batin Dahyun dalam hati.

Ia menatap mata kakaknya lekat-lekat.

Sang kakak hanya kembali menaikkan alisnya.

"Jadi..."

"...sebenenya gue suka sama...."

"HAI KALIAN BERDUA"

Tiba-tiba muncul suara cempreng nan ceria dari seorang cowok tinggi berambut orange.

Ya, Park Jimin.

"Eh si Oppa gendut dateng." kataku meledek tapi dengan happy face.

"Wth, apa lo bilang? Gue gendut?!" jawabnya sambil melolot Dahyun.

Dahyun cuma tertawa mengejek "oh salah ya? hai oppa pendek." lanjutnya kembali sambil memasang annoying face.

Namjoon ketawa girang dan jelalakan melihat Jimin di ledek oleh adeknya itu.

Jimin tambah melolot sambil mengerecutkan bibirnya. "Oh jadi gitu ama gue? Duh, lo dapet ajaran darimana sih? Besok besok gak gua traktir lagi lo" ancam Jimin sambil melipat tangannya di depan dada.

Dahyun dan NamJoon masih tertawa sampai terbahak-bahak, sampai tiba-tiba sebuah suara bertanya menghampiri mereka.

"Ada apa nih? Kayaknya seru banget." kata suara itu.

Ketiga orang itu lalu menengok ke arah suara tersebut.

Seorang cowok jangkung dengan rambut hitam tengah berdiri di belakang mereka dan tersenyum.

Orang itu adalah JB. Teman sekelas Namjoon.

"Eh, hai op" sapa Dahyun sambil mengecilkan volume tertawanya.

"Wazzap bro" kata Namjoon seraya merangkul temannya itu.

JB ber-tos dengan ala ala kakaknya Dahyun--ya kurang lebih sih begitu.

"Je, nanti basket kuy ma gua" ajak Jimin mengalihkan pembicaraan.

JB mengangguk mengiyakan.

Dahyun mendengus "Yah oppa mah bisanya ngalihin topik nih, gaseru."

chatting | dahyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang