"Nikmat Ramadhan"
By syydhaisy
Hati ini masih terbayang-bayang akan gema takbir dan lilin-lilin kecil yang menyala sepanjang jalan. Arak-arakan anak kecil memegang obor dan juga kue-kue kering buatan ibu yang berjajar di toples. Agaknya kenangan manis itu selalu terlintas saat memasuki bulan ramadhan. Ingin rasanya selalu berharap ramadhan segera berada di penghujung.
Keluargaku selalu gembira menyambut bulan penuh berkah ini. Dulu, aku pun lahir di bulan ini. Ada saja acara menyambut bulan ramadhan.
Di lingkunganku ada tradisi jawa menyambut bulan ramadhan yang disebut megengan. Setiap rumah membuat satu kenduri kemudian kami mengumpulkannya di masjid dan saling bertukaran kenduri.
Kenduri buatan nenekku sangat enak. Kering tempe yang pedas, mie goreng yang kenyal, dan juga telur. Tak lupa apem buatan nenek yang empuk dan lezat.
Namun agaknya ramadhan kali ini kami harus menyambutnya dengan penuh duka cita, nenek meninggal dunia dua minggu sebelum puasa. Tentunya kami masih dalam masa berkabung.
Tidak ada lagi apem empuk. Sahur telur ceplok yang sedap. Dan buka es timun yang segar. Ramadhan kali ini tidak seseru ramadhan yang dulu-dulu lagi.
Namun ramadhan ini membuatku bisa belajar, bahwa dunia tidak hanya tentang senang-senang, tapi juga sedih dan duka.
Aku selalu berterima kepada Allah s.w.t. atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Atas takdirku sudah kuserahkan semua kepada-Nya.
Terima kasih atas kesempatan yang masih diberikan kepadaku pada hari ini. Semoga masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyambutmu, Ramadhan
EspiritualDrabble dan One Shot pertama yang dibuat oleh member MuslimAuthors