Sebaiknya Kita

283 7 0
                                    

Mudah bagiku menceritakan tentangmu disini, 
Menceritakan seberapa pentingnya kamu dibalik seberapa tak pentingnya kekonyolan kita.

Kupikir kamu perlu memperbaiki senyummu,  setidaknya sebisa mungkin diperbanyak.
Karena entah kamu tidak mengerti atau ketidaktahuanmu,  kalau senyummu selalu dibutuhkan disini.

Kupikir kamu menyulitkanku akhir-akhir ini, membuatku sibuk memikirkanmu.
Entahlah, akupun tak ingin mengeluhkannya.
Toh, aku tak mau pula berhenti memikirkanmu.
Yaaa,  setidaknya hukum timbal balik berlaku.
Pikirkanlah tentangku sesekali.
Jangan biarkan aku menanyakan tentangmu dengan kepalaku yang rada tak tau diri, bisa-bisanya dia menarik kesimpulan seperti..
" Hey bodoh. Mungkin memang bukan kamu yang dia perlukan "

Hey, sudahlah.
Kadang juga aku nyamannya begini.
Ada tak adanya selalu dirimu itu tak terlalu menggangguku,  sungguh.
Tapi buatlah aku percaya, bahwa memang kamu disini.
Kamu,  dengan seperangkat raga dan hati.
Kamu, lengkap dengan senyum dan tawamu yang tak pernah gagal mengajak mulut ini mengikuti senyum itu.

Ahh, apa ada yang lebih baik dibanding mengagumimu dari jarak seperti ini?

Kamu ada,  kamu tak ada. Lalu ada.
Dan kembali tak ada.

Bagimu aku tidaklah juga mencarimu,  tapi percayalah. Iya, aku mencarimu.
Dengan kadar yang kadang terlalu berlebihan.

Untuk apa kamu perlu mengetahui hal itu? Sebaiknya cepat-cepatlah kamu kembali saat kamu menghilang.
Aku tidaklah mencarimu, aku tak hebat dalam menghebohkan kehilanganmu.
Namun aku hebat dalam menahan dua hal.

Satu,  perasaan

Dua, rindu

Sebaik-baiknya hal memang bertemulah yang dapat membalaskan rindu, atau mungkin hanya mendengar suaramu?  Atau bahkan hanya notif darimu.
Aku tak apa.
Aku terbiasa merindukanmu dengan cara lain, terdengar seperti tak pernah sampai kapanpun kamu mengetahuinya.
Namun lewat doalah aku merindukanmu.
Iya,  doa.

Sebaiknya memang kita bersama.

Seegois apapun itu terdengar memang itulah pula adanya.
Tidak dikurangi,  tidak pula dilebih-lebihkan.
Begitulah adanya.
Bila memungkinkan, selama mungkin.
Tak peduli bahkan jika mungkin sampai jenuh menggerogoti

Akupun tak ingin menyusahkanmu,
  aku bisa saja menjadi penyedia pundak tanpa pamrih ketika kamu lelah.
Atau berlelah-lelah bersamamu ketika kita memang harus berjuang bersama dalam hari burukmu.
Atau sebagai telinga yang tak pernah memulutimu ketika hanya keluh kesahmu yang perlu didengar.

Atau sebagai seseorang yang mencintaimu dengan seapa adanya diri kamu,
Tidak kurang,  tidak pula dilebih-lebihkan.
Hanya seapa adanya dirimu.

Dan bisa kupastikan,
Aku takkan pernah meninggalkanmu.

I will never leave you,  on your good days even on your bad days.

Ingatlah tangan ini,
Bisa saja tangan ini melewati celah celah helai rambutmu
Bisa saja tangan ini memusut punggungmu hanya untuk menenangkanmu
Bisa saja tangan ini berada dibawah matamu yang dengan melihat pipimu dibasahi oleh matamu saja aku tak tahan
Atau bisa saja tangan ini menarik senyummu agar lebih lebar, karena demi apapun. Aku bisa melakukan apapun hanya untuk senyummu itu.

Harus sepanjang apalagi aku menulis tentang ini,  toh kamupun takkan mengetahuinya.
Sia - sia memang, tak terasa memang sudah sepanjang ini.

Ini hanya beberapa yang muncul dikepalaku, aku bisa apalagi
disamping menuliskannya
Berharap yang membacapun mengerti bagaimana rumit rasanya seperti ini dan membuatnya tersenyum

Kenapa?

Karena bukan hanya dia yang gila.
Dalam bodoh dan tulusnya mencintai.

Sebaiknya KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang