Chapter 3

1.9K 115 35
                                    

~~~lanjutan chapter 2~~~

"Dari dapur? Cangkir pecah? Apa kau punya dapur di sini?"

"Iya. Aku punya ruang dapur. Tapi aku tidak pernah lagi ke sana."

Mereka berhenti berdansa ketika membicarakan soal itu.

"Apa maksudnya tidak pernah lagi?" Lascrea semakin bingung apa yang dibicarakan Rai.

"Aku pernah ke sana ratusan tahun yang lalu. Setelah itu, aku tidak ke sana lagi sampai saat ini. Mungkin barang-barang di sana sudah berdebu dan tak layak digunakan lagi,"Jelas Rai.

"Tidak bisa dipercaya kalau orang sepertinya dirinya memiliki dapur," lirihnya dalam hati dengan tidak percaya.

"Aku ingin ke sana," Rai langsung pergi begitu saja.

"Tunggu aku ikut denganmu," Lascrea berkata demikian yang membuat Rai menoleh ke belakang.

"Baiklah," Rai melanjutkan ke dapur dengan diikuti Lascrea.

Mereka berjalan dan mengelilingi rumah Rai. Di sana sangatlah luas dan banyak sekali pintu ruangan yang hampir tidak dapat dibedakan sama sekali.

Mereka sedang mencari dapur, tetapi malah mereka tersesat tanpa disadari oleh mereka. Mereka terus mengelilingi, namun tetap saja tidak menemukan dapur.

"Kurasa kita tersesat,"sergah Lascrea yang membuat Rai menoleh ke belakang.

"Kurasa aku agak lupa di mana letak dapur," balasnya dengan ekspresi datar.

"Apa? Kau lupa? Jadi, bagaimana kita akan ke sana?"Lascrea kaget mendengar perkataan Rai.

"Mungkin kita harus membuka pintu satu persatu. Menurut firasatku, dapur berada diantara balik pintu-pintu ini," Rai mendekati satu pintu berwarna cokelat itu.

"Apakah kamu yakin dengan ini? Di sini begitu banyak pintu yang sama yang membuat kita susah membedakannya," Lascrea tampak tidak yakin dengan Rai.

"Tentu saja. Ini adalah rumahku. Aku yakin sekali dapur berada di balik pintu ini," balas Rai.

Ketika membuka pintu, ternyata...

"Kosong? Apa kau yakin ini dapurmu?"

"Tidak. Ini bukan dapurku. Ini hanyalah ruangan kosong," balas Rai dengan ekspresi datar.

Mereka hanya melihat ruangan kosong dan ruangan tersebut hanya terisi cahaya bulan dari jendela.

"Tarrrr"

Suara tersebut semakin dekat dari keberadaan mereka. Mereka menoleh kemana-mana sebab perhatian dari suara tersebut.

"Suaranya semakin mendekat. Aku harap kita menemukan dapurmu secepat mungkin."

Rai menuju ke pintu sebelah dan membukanya. Setelah pintu terbuka, Rai menatap ruangan tersebut seolah-olah ada sesuatu, tetapi entah apa yang di tatapnya. Lascrea langsung menghampiri dan melihat ruangan itu.

"Apa ini kamar tidurmu? Kamar ini sangat rapi," Lascrea berkata demikian dengan ekspresi datar.

Rai hanya terdiam. Namun, hanya saja ia terus menatap ruangan itu. Ia hanya terus menatap.

"Ada apa, Raizel? Apa ada sesuatu?," tanya Lascrea.

"Ketika lihat sekejap, aku langsung berpikir apakah ini kamarku?", jawab Rai spontan begitu saja yang membuat Lascrea terkejut.

"Apa? Ini bukan kamar tidurnya? Lalu ini kamar siapa?," lirih Lascrea dalam hatinya.

"Ini kamar siapa? Dari kesannya, aku sepertinya kenal," kata-kata itu memutari pikiran Rai saat menatap kamar tersebut.

Noblesse About You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang