Part 1

2.6K 205 31
                                    

Note.
Angap para cast di cerita ini seangkatan. Cuma beda usia beberapa bulan. Atau mungkin 1 tahun.
*gakpenting #plak

Selamat membaca.

.
.
.

"Hyung, aku menyukaimu. Maukah kau kencan denganku?"

"Ye?"

Hening sejenak.

"Pftt... Hahaha Kau_haha... tampangmu sangat idiot" Jinhwan membekap mulutnya sendiri. Tidak kuasa menahan tawa atas ekspresi berlebihan Junhoe.

"Hyung, aku serius" Dengan panik Junhoe meraih tangan Jinhwan lalu menggenggamnya.

Tawa Jinhwan agak mereda. Namun ekspresinya masih mengejek. "Aku juga serius. Woaaa~ Tanganmu sangat dingin sekarang"

"Hyung~" Kali ini wajah Junhoe agak memelas.

"Haha.. oke,oke. Aku berhenti. Ekhem_" Jinhwan balas menggenggam tangan Junhoe. Mencoba menyembunyikan tawanya sekuat tenaga sebab dia tidak bercanda tentang perkataannya. Wajah Junhoe benar-benar idiot sekarang.
"_Jadi?"

"Jadi.. Mari berpacaran!"

I detik.

2 detik.

3 detik.

"PFTT. HAHAHAHAHA..."

Kali ini Junhoe melongo hebat. Tiba-tiba merasa jengkel dengan pemuda didepannya. Terlebih ketika ia melihat Jinhwan tertawa-hampir saja terduduk seandainya Junhoe tak memegang pergelangan tangannya-, memangnya apa yang lucu?

"Hyung... Aish"

"Hentikan Jun, stop. Haha.. aku tidak sanggup lagi. Silahkan lakukan itu kepada orang lain" Jinhwan terkikik hebat diakhir kalimatnya. Perutnya ia pegangi karena tiba-tiba saja terasa kram.

"A_pa?"

"Iya_" Jinhwan membenarkan posisi berdirinya. Tangannya masih berpegangan dengan Junhoe. "_Seharusnya kau melakukannya kepada lawan mainmu langsung. Lagian, festival teater masih lama, kau tidak perlu secepat ini bergerak.
Dan yang paling penting, aku benar-benar buruk jika disuruh melakukan hal-hal seperti ini_"

Jinhwan menghembuskan nafas tanda sesal. Kemudian terkekeh lagi. "_Maafkan aku atas tawaku yang berlebihan. Hehe.." Tinjuan pelan mendarat dibahu Junhoe.

"Ada lagi?"

"Eyyy.. Kau marah?"

Junhoe menggeleng. Mukanya memelas kembali. "Tapi aku serius". Gumamnya pelan.

"Aku tahu. Tapi_"

"Ini bukan tentang drama tahunan. Dan aku tidak sedang berakting, tapi aku serius menyukaimu. Aku, Goo Junhoe menyukai Kim Jinhwan. Jadi, ayo kita berkencan"

APA?

Seperti disambar petir, Jinhwan ternganga ditempat.
.
.
.
Suasana kantin penuh dengan berbagai macam suara. Namun yang paling menarik perhatian adalah meja no 7. Disitu duduk 5 orang pemuda termasuk Jinhwan. Bisa dilihat, mungkin hanya Jinhwan lah manusia satu-satunya yang belum berniat menelan makanannya sejak tadi. Bahkan jus apel yang ia pesan masih terlihat utuh, meski ia sudah menyedotnya sekali dan dengan ajaibnya cairan manis itu berhasil membuatnya mual tanpa sebab.

"Serius Junhoe bilang begitu?"

"Pelankan suaramu Jung" Jinhwan menukikkan kedua alisnya tajam saat menatap Jung Chanwoo, sahabatnya yang paling aneh karena ekspresinya terkadang terlalu berlebihan. Dan itu membuat Jinhwan kewalahan untuk membatasinya. Seperti saat ini. Bayangkan jika seseorang mendengar. Ugh.

Gratuities Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang