Part 3

1.8K 168 37
                                    

Jinhwan duduk bersandar dikepala ranjang sementara Junhoe berbaring disebelahnya.

Dua buah selimut tebal membungkus tubuh jangkung Junhoe. Beberapa menit yang lalu, Junhoe menggigil dan mengigau hal-hal aneh beberapa kali. Tidurnya tampak tidak nyaman, panas dibadannya belum turun. Dan itu membuat Jinhwan panik hingga memutuskan untuk terjaga lebih lama lagi.
Beruntung, sekarang Junhoe sudah tenang.

"Hoammm~~" Jinhwan mengecap-ngecap bibirnya setelah menguap lebar. Merasakan kantuk mulai menyerang.

Namanya juga orang sakit. Jadi tidurnya tidaklah tenang benar. Jadi terdengar gumaman Junhoe tepat setelah Jinhwan menguap.

"Segeralah tidur."

Suara serak Junhoe kembali membuka kedua mata Jinhwan yang sayu.

"Hm?_" Jinhwan menoleh. "_Kenapa belum tidur?"

"Kepalaku sakit" Keluh Junhoe.

"Sini." Jinhwan menarik kepala Junhoe dengan hati-hati keatas pahanya. Mulai mengurut kening pemuda itu dengan perlahan. "_Bagaimana? Apa ini terlalu keras?"

"Tidak. Ini enak"

"Baguslah_" Jinhwan melanjutkan urutannya.

"_Sejujurnya, pahaku seperti terpanggang." Ia terkekeh setelah itu.

Junhoe tersenyum. "Siapa suruh Hyung hanya menggunakan celana pendek"

"Tidak apa, selagi tuan merasa nyaman_" Sindir Jinhwan sembari terkekeh pelan.

"_Sebelah mana lagi yang sakit tuan?"

Junhoe tergelak lemah dengan candaan Jinhwan. Kedua matanya tertutup menikmati pijatan lembut dari tangan lelaki yang disukainya itu.

Sebenarnya, Junhoe tidak pernah membayangkan akan berada diposisi seperti sekarang. Membayangkan kedua tangan halus itu memijati kepalanya, menyuapinya seperti tadi, mengecek suhu badannya disegala tempat (kecuali bagian terlarang tentu saja), juga memperhatikannya selayaknya seorang kekasih.

Ngomong-ngomong soal kekasih. Kedua mata Junhoe terbuka perlahan. Mulai memikirkan sebenarnya apa status mereka sekarang. Melihat sudah sejauh ini perkembangannya, apa tidak mungkin Jinhwan sudah mulai menyukainya?

Ah, Junhoe yakin, rasa itu mulai ada. Dari pihak Jinhwan. Semoga.

"Hyung"

"Hm.?"

"Menurutmu, bagaimana perkembangan hubungan kita sekarang?" Junhoe bertanya dengan suara lemah dan terkesan hati-hati.

"Aku akan mengatakannya. Sudah_.. 75%, mungkin"

Junhoe memeluk paha Jinhwan seraya tersenyum. "Jadi sedikit lagi? Ugh, kau membuatku frustasi Hyung"

"Maka dari itu, jangan membuat masalah lagi, mengerti?" Jinhwan pura-pura marah. Tapi sebenarnya, ia tersenyum tanpa diketahui Junhoe.

"Tentu, aku akan berjuang lebih baik lagi. Ah, epertinya aku akan segera sembuh besok. Hehe.. Love You Hyung" Setelah itu Junhoe menutup mata. Tidak menunggu balasan dari Jinhwan.
Sebab, pemuda itu tidak akan membalas kalimat cintanya jika perasaan lelaki itu belum full 100% (Jinhwan yang mengatakannya). Kedua belah bibir Junhoe menyunggingkan senyuman. Ia tertidur dengan tenang dipangkuan Jinhwan.

Usapan jemari Jinhwan dikepala Junhoe melambat, dia kemudian tersenyum kali ini lebih teduh. Ia menatap Junhoe yang bergelung dipangkuannya persis seperti bocah.

Sebenarnya ini adalah hal yang sederhana, Jinhwan sudah menempatkan Junhoe dihatinya, dengan kata lain, perasaan Junhoe sudah terbalas, bahkan Jinhwan rasa sudah full 100%. Hanya saja, Jinhwan memilih untuk menggunakan tahapan, sebab, ia sangat gengsi mengakui kalau ia sudah mencintai Junhoe.
.
.
.
Mendengar kabar dua sejoli itu tidak masuk, Chanwoo, Donghyuk, Jiwon minus Hanbin datang kekontrakan Junhoe/Jinhwan sepulang sekolah.

Gratuities Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang