-3- Razka itu siapa ?

10 2 1
                                    

Laki laki itu selesai memijat jari Salsa. Salsa mencoba menggerakan jari kaki nya yang keseleo.

(SALSA POV)

'Dia siapa ? Dia kaya dokter aja. Wajah nya itu kenapa ya ? Aku ngeliat wajahnya seperti melihat dua orang. Satu sisi hangat dan satu sisi dingin. Emang ada ya orang kaya gitu. Ahh, aku ga mikirin.. aku harus berterimakasih sama dia.'

Aku berterimakasih padanya. Ia tak. Ia tak menjawab dan hanya memasangkan senyum dibibirnya. Dan ia pergi begitu saja seperti angin lalu.

"Perkumpulannya!!!"

Aku berlari walaupun jari kakiku masih sedikit sakit. Ketika berlari, aku sedikit mengangkat jari kakiku yang sakit. Dan akhirnya, aku sampai. Disana, aku langsung ikut berbaris bersama yang lain.

Aku mendengarkan dengan baik perkataan perkataan dari ketua OSIS yang menjabat sekarang. Dan kami akan mengetahui hasil dari keputusannya.

Dan aku gagal menjadi ketua OSIS. Ketua OSIS yang terpilih adalah anak dari seorang guru bernama Gilang.

Kami yang tidak terpilih akan menjadi pengurus OSIS juga tentunya. Setelah pengumuman itu, Kami berkumpul di kantin untuk merumuskan struktur organisasi bersama Gilang.

Setelah perumusan berlangsung, aku terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS. Aku cukup senang bisa dijadikan sebagai wakil ketua OSIS.

"Salsa, Gua minta lo untuk nemenin gua bikin proposal" kata Gilang Ditya yang membuat langkah kakiku terhenti.

"Ohh, oke"

Aku langsung mengikutinya dari belakang. Jam sudah menunjukan angka 4 sekarang, aku mengeluarkan handphoneku dan mengabari orangtuaku kalau aku akan pulang sore.

"Sal ?" Katanya yang membuat aku langsung mengangkat kepala.

" Iya ? "

Aku menjawab pertanyaannya. Aku merasa aneh dengan gaya bicaranya kali ini. Tadi dia terlihat sangat tegas, dan sekarang dia berbicara sebagai teman dekat.

"Ya Allah.. kita bicara sebagai temen dulu deh. Anggep gua bukan ketua OSIS ya ?"

Perkataan Gilang membuatku bingung. Aku hanya meng-iyakannya.

Kita langsung membuat proposal. Aku membantunya dalam membuat kata kata dan ia yang mengetik dan mengedit proposalnya.

"Mm.. Gilang, Razka Dhika Pratama itu siapa sih " aku bertanya padanya, dan ia langsung berhenti dari aktivitas mengetiknya.

"Lho.. lu ga tau ? " ia langsung tertawa keras dihadapanku. Aku heran dengannya, kenapa dia menertawakanmu.

"Ya Allah, Sal. Dia itu siswa terjenius di sekolah. Masa lu ga tau ? "

Aku sangat kaget mendengarnya.

" Jadi, dia adalah si Ufo itu ? Apa dia bener bener ga makan makanan kaya kita ? . Dia keliatanya baik dan ramah, dia menolongku dan memijat kakiku. Tapi, benar juga sih kalau dia itu sedingin es. "

"Kenapa, Sal ? Kok kaya kebingungan ?" Perkataan dari Gilang langsung menyadarkan dari lamunanku. Aku langsung melanjutkan kata katanya dan segera pulang ke rumah.

Setelah 1 jam, kita sudah selesai mengerjakannya. Aku langsung bergegas pulang.

"SAL!" Gilang memanggilku, aku langsung menengok ke arahnya.

"Hati hati di jalan" aku heran dia berbicara seperti itu, tapi aku langsung mengangguk dan tak lupa melambaikan tangan padanya.

Oh iya, aku melupakan sesuatu diperpustakaan. Kartu identitasku tertinggal di meja registrasi.

Aku kembali ke sekolah dan menuju ke perpustakaan. Aku langsung mengambil kartuku, tapi aku heran, masih ada seseorang yang duduk di kursi dan membaca buku. Aku menghampirinya. Dan duduk di depannya.

"Kamu belum pulang ?"

Perkataanku membuat ia terhenti dari aktivitasnya. Aku kaget, dia adalah si jenius itu. Tapi, aku tidak percaya dengan gosip gosip yang menyebar tentangnya. Aku langsung mengajaknya berbicara dan memberikan beberapa snack padanya.

"Mm.. Razka.. kamu mau ini ?" Aku menyodorkan snack padanya. Dan dia tak merespon sedikitpun.

Aku mencari cara lain untuk membuktikan gosip gosip yang tidak jelas itu.

"Razka, beneran nih ga mau ? Kamu kok diem aja ? Ini kan sebagai hadiah udah nolong aku tadi. Kamu lupa ?" Aku menawarkan beberapa kali padanya.

'Dilarang makan di perpustakaan!"

Aku kaget mendengar dia tiba tiba berkata seperti itu. Aku menghela nafas panjang menghadapi orang seperti ini.

"Gapapa.. kan cuma ada berdua ini. Ayo! Makan bareng aku."

Ia tak merespon, ia tetap saja tenggelam kedalam bukunya itu. Aku terus mengoceh meminta ia untuk makan snack nya bersamaku. Mungkin ada sepuluh kali lebih aku mengoceh padanya.

Tiba tiba, tangannya langsung masuk ke kemasan snack ku dan memakannya. Aku tertawa, kelakuannya memang benar benar aneh. Dia memang bukan manusia, dia memang UFO. Aku meledeknya dengan menyodorkan snack ku lagi di depan wajahnya. Ia langsung menatapku sinis. Dan aku langsung menurunkan pandanganku padanya, menghilangkan senyum padanya, dan berhenti meledeknya.

'Wiihh... kaya ada angin malem yang serem hawanya.'

aku bergumam dan tak sengaja aku tertawa. Dan lagi, dia menatapku sinis lagi.

'Jahilin dia lagi deh. Mmm... pake apa ya ? Aku seneng banget gangguin dia. Lucu!!'

Aku langsung menggebrak meja. Ia menatapku sinis lagi dan langsung membereskan buku bukunya. Ya.. dia pergi dari hadapanku.

aku mengikutinya dibelakang. Dan berpura pura untuk tidak mengikutinya.

"Nasya ?" Perkataannya membuatku bingung.

"Hah ? Aku ?" aku masih tak percaya ia memanggilku. Aku berkali kali menoleh ke arah lain. Tapi, hanya ada aku seorang.

"Nama kamu siapa ? Salsabila Nasyaqila kan ? " ia berkata dengan tangannya yang terlipat.

Aku mengangguk dan aku benar benar bingung dengan ini. Ia menghampiriku dan berdiri tepat dihadapanku.

'Dia mau ngapain ??!!!'

To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang