~15 tahun kemudian(kerajaan Syura)~
.
.
.
"Hei..Lyra bangun ayo kita pergi
kepasar..kita akan berkeliling sambil berlatih pedang lagi.." seorang gadis berambut putih terlihat tengah membangunkan singa miliknyaRawwwrrrr
Singa itupun terbangun dengan suara raungan dan menatap gadis tersebut
'Kita akan kesana lagi?, baiklah aku suka ke pasar' setelah mendengarkan pendapat singa tersebut melalui Telepati Ia segera keluar dari istana dan menunggangi singanya
~Pasar~
"Ramai seperti biasanya ya..""Selamat pagi putri"
"Ah pagi..Nona Alize, apakah masih ada masalah dengan kebun anda..?,"
"Syukurlah tidak ada yang mulia..,saya sangat berterima kasih, ah!, ini untuk anda" Nona Elize menyodorkan sebuah kantung
"apa ini...?"
"Hasil kebun, berkat anda hasilnya sangat baik.." nona Elize tersenyum
"Terima kasih, jangan ragu untuk minta tolong kepadaku kalau ada masalah.." kata gadis itu lalu pergi
.
.
.
.
.
Gadis itu kembali melanjutkan perjalanan menuju hutan Arnold yang berada di luar wilayah kerajaan Syura"Siapa anda..?" tanya gadis berambut putih ketika mendapati seorang lelaki yang sedang membaca buku duduk di tempat favoritnya
"Harusnya aku yang bertannya, siapa kau?"
"Aku tak pernah melihatmu di desa dan pakaianmu tak seperti penduduk desa..apakah Anda ini bangasawan..?"
"Menurutmu..?" lelaki itu bangun dan beranjak pergi
"Ah, tunggu sebentar.." Gadis itu menarik tangan lelaki berambut hitam itu hingga sarung tangan yang ia pakai lepas
"Hei..kembalikan..!!"
"Memangnya..kenapa.., eh..?"
"Bukan urusanmu..,kembalikan!"
"Ah, lambang itu.." gadis berambut putih perak tersebut berkata dengan pelan sambil menatap punggung tangan lelaki asing itu
'Bulan sabit ya'
"Argh." lelaki itu menyambar kembali sarung tangannya
Segera adis itu memperlihatkan punggung tangannya
"Kau juga punya ?, tch, bukan urusanku"
"Siapa namamu?," tanya gadis itu seraya mengabaikan degusan kesalnya
"Terrowine.."
"Aku Divina, senang berkenalan denganmu"
"Aku harus pergi" Terrowine segera mengambil pedangnya lalu beranjak pergi.
"Kau lihat itu Lyra..dia sepertinya mirip sepertiku.." kata Divina lalu mengeluarkan pedangnya untuk berlatih
.
.
.
.
.
.
~Kerajaan Arvena~"Dimana pangeran..?!?!?, bagaimana kalian ini cepat cari" salah satu penjaga berteriak menyuruh para prajurit istana untuk mencari Putra kerajaan Arvena
"Tak perlu dicari aku sudah ada disini..."
"Astaga pangeran anda membuat hamba khawatir..sebaiknya jika anda ingin pergi bicaralah kepada hamba..hamba akan temani"
"Sudahlah aku sudah pulang..sebaiknya kau pergi aku akan ke perpustakaan" Kata pangeran Terrowine lalu pergi
"Apakah tanda ini yang membawaku bertemu dengannya" gumam pangeran Terrowine sambil menatap punggung tangannya.
Sementara Divina....
"Lyra..sepertinya ia bukan orang biasa tanda miliknya dan tanda milikku sepertinya terhubung.."
'Kau pikir begitu..?, kenapa tak baca dan cari tahu di Kitab Azzure?' kata Lyra melalui telepati
"Tapi..dimana Kitab Azzure itu..aku bahkan tak tahu ada di mana" Divina mengerutkan dahinya
'Ada di perpustakaan istana'
"Ah kenapa aku tak pernah melihatnya ya..?" gadis itu menggaruk rambutnya yang tak gatal tanda bingung
'Ada diruang rahasia baginda raja menyembunyikannya'
"Kalau begitu tunggu apalagi..kita pergi Lyra" Divina segera menunggangi punggung Lyra.
.
.
.
.
.
"Dimana Lyra..?" kata Divina sambil melihat rak perpustakaan yang berjejer rapi seperti prajurit Kerajaan Syura yang siap berperang'Ada di belakang rak nomor 19'
"Ah...17..18..19..yang ini Lyra ??"
Singa itu mengangguk
"Lalu..apalagi?"
'Tarik buku tanpa judul'
"Ini dia.."
Kriiieeettt
"Astaga!!..itu mengagetkanku.." katanya sambil mengusap dadanya
'Sebaiknya kau diam atau penjaga akan mengetahuinya'
"M..maaf.." Divina dan Lyra pun masuk ke dalam
'Gunakam sihirmu. Disini gelap'
"Baiklah..Light de' swart{1}"
Seketika cahaya putih terbang didepan mereka"Setidaknya bisa lebih terang" kata Divina lalu melanjutkan jalannya
'Disana..'
Di depan mereka terdapat lemari kaca dengan ukiran kayu berbentuk naga
"Ini kitab Azzure..?, wow lebih bagus daripada Kitab Arnya" kata Divina
'Ini kitab penting oleh karena itulah baginda raja menyembunyikannya'
"sepeting itukah sehingga ayahku menyembunyikannya..?"
'mungkin..?'
"Jadi begitu..." Divina mencoba membuka pintu lemari tersebut
"Terkunci.."
'Sihir..?'
"Sepertinya...tidak ada lubang kunci disini..., apa sebaiknya kubawa?, lagipula ayahanda akan pergi ke istana Morratz untuk beberapa hari, jadi..beliau tidak mungkin akan kesini kan..?"
'Benar juga, kalau begitu bawalah, mungkin beberapa penyihir kota dapat membantumu membuka kitab itu'
"Yap, benar sekali" gadis itu segera membawa kita tebal yang berhiaskan perak dan juga permata tersebut ke kamarnya.
Tanpa dia sadari kitab tersebut, akan membawanya ke jalan takdir yang lain. Jalan takdir yang akan menjadi penentu bagaimana dunia akan berjalan.

YOU ARE READING
Balance's
Viễn tưởng[SLOW UPDATE] Dahulu tidak ada keseimbangan Antara cahaya dan kegelapan Para kaum Kwarma yang diciptakan oleh Cahaya untuk membangun sebuah keseimbangan antara cahaya dan kegelapan Dan kaum Deimos yang diciptakan oleh kegelapan. Namun kini cahaya da...