Hallo guys, maaf banget sebelumnya. Aku bawa story baru dengan couple Stefki, maaf ya bukan sok2an. Story yg Big Love aja masih belum aku lanjut. Story ini sebenernya udah ada duluan sebelum Big love, tpi aku post Big Love duluan.
Maaf banget klo story nya lebay yaa, dan maaf kalo masih bingung nanti setelah baca (kalo ada yg mau baca)
Aku lagi belajar buat nulis. Hehehe
Semoga suka yaaHujan deras disertai petir yang memekakan telinga, membuat siapa saja akan malas keluar rumah di malam itu dan lebih memilih untuk bergelung di bawah selimut hangat. Namun tidak dengan seorang gadis berpakaian sederhana yang tengah membelah jalanan yang tidak begitu ramai, bahkan bisa dikatakan sepi, sambil memegang erat payungnya agar tidak terbang tertiup angin.
Bahkan payung yang seharusnya bisa melindunginya dari terpaan hujan tersebut sama sekali tidak berguna, terlihat dari keadaan gadis tersebut yang tetap basah kuyub dan menggigil kedinginan.
Berjalan dengan memengang erat payung serta memeluk tubuhnya yang menggigil, gadis tersebut menuju sebuah rumah yang begitu mewah dan luas.
"Pak dadang, Pak, bisa bukain pintunya gak?" gadis tersebut memanggil seorang satpam rumah mewah tersebut.
"Ya Allah non Yuki, non kok hujan - hujan nekat sih non, ayo atuh cepet masuk non, haduh non Yuki sampai basah kuyub begini". Satpam tersebut segera membukakan pintu gerbang untuk gadis yang dipanggil Yuki tersebut.
"Makasih Pak, saya masuk dulu"
Sedangkan di dalam rumah mewah tersebut, tampak keluarga sedang makan malam bersama, dengan seorang gadis berlesung pipi yang sedang bercanda menggoda adik kecilnya yang baru berumur 5 tahun. Kedua orang tuanya serta kakak laki - lakinya hanya memandang mereka sambil sesekali ikut tertawa."Kak nasyaaaaaaa, Dava mau makaan, jangan gangguin Dava teruuus doong. Mamaaaaaa, kak Nasyaa niiihh nakaal, gangguin Dava teruus. Papaaaaaaa" Rengek Dava, adik gadis berlesung pipi tersebut kepada kedua orang tuanya.
"Nasya, sudah jangan gangguin adikmu lagi. Sudah cepat selesaikan makan kalian" Ayah mereka yang sedari tadi menikmati makan malamnya akhirnya angkat bicara.
"He he he, iya pa, maaf. Habisnya pipi dava embul siih, jadi pengen cubitin deh" jawab Nasya -gadis berlesung pipi tadi sambil mencubit pipi adiknya.
"Ha ha ha udah udah dek, kasian tuh davanya entar pipinya abis lagi kamu cubitin" Timpal kakak laki - lakinya yang juga berada di ruang makan tersebut.
"Kalian ini sudah jangan godain adik kalian. Cepat selesaikan makannya"
" Iya ma" jawab adik kakak itu serempak.
Ketika sedang asik menikmati makan malam keluarga , mbok sarmi, pembantu keluarga tersebut datang menghampiri mereka.
" Maaf Tuan, ada non Yuki di depan" mbok sarmi menginterupsi makan malam keluarga tersebut.
"Suruh dia menunggu" jawab orang yang di panggil tuan itu.
"eh ada kak Yuki, Dava mau ke kak Yuki aja. Kak Yukiiiiiii" Dava turun dari kursi makan dan berlari menghampiri Yuki.
"Dava jangan lari - lari, balik kesini Dava. Habisin makananmu dulu" Teriak mama Dava -Lena, sambil mengejar Dava.
"Kak Yukiiiii, kok lama gak kesini siih? Dava kan kangen." Rengek Dava sambil menubruk kaki Yuki yang sedang berdiri di dekat pintu.
"Dava, cepat masuk. Kamu bisa sakit. Lihat, dia basah kuyub begitu, kamu nanti bisa tertular penyakit Dava"
Lena berusaha menarik Dava yang sedang memeluk kaki Yuki.
Sedang Yuki, dia hanya menanggapi rengekan Dava dengan datar. Lalu beralih menatap Lena, yang merupakan ibu tirinya dengan tatapan datar dan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything
FanfictionIni story stefki pertamaku. Maaf kalo alurnya lebay dan aneh. Sekali lagi aku hanya salah satu reader yang lagi belajar buat nulis. Semoga suka sma karya ketigaku ini. Hehehe