2

1.1K 155 34
                                    

"Awaass,..!!"

Braakk

Yuki terpental dan siku serta lututnya terluka. Beberapa bagian tubuh lainnya juga mengalami sedikit memar karena memang yuki terpental ke aspal dengan sedikit keras.

Seseorang yang telah menyerempet Yuki tadi segera turun dari motornya. Dia melepas helm dan segera menghampiri Yuki.
Yuki yang sudah berdiri dari jatuhnya ingin segera pergi tapi ditahan oleh lelaki itu.

"Apa kamu tidak apa-apa? Maaf aku tidak melihatmu menyeberang" ucap lelaki itu tampak khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Lagi pula ini salahku. Aku yang menyeberang tidak menoleh kanan kiri dulu. Maaf aku harus pergi, permisi" jawab Yuki pada lelaki itu sambil menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memar akibat tamparan ayahnya.

Yuki yang akan segera berbalik dan melanjutkan jalannya kemudian segera ditahan lagi oleh lelaki itu.

"Hei hei tunggu dulu. Lutut dan sikumu berdarah, biarkan aku mengobati lukamu dulu atau membawamu ke dokter" ucap lelaki itu sambil memperhatikan keadaan Yuki. Dia melihat siku dan lutut Yuki yang berdarah, kemudian berusaha melihat wajah Yuki dan dia terkejut melihat kedua sudut bibir Yuki yang juga terluka. Sekeras itukah dia menyerempet perempuan ini.

Yuki tetap ingin segera melanjutkan jalannya tanpa menggubris lelaki itu namun tiba-tiba lututnya terasa perih sekali. Lelaki yang menabrak Yuki segera memapah Yuki untuk menuju ke motornya. Hujan belum reda namun sudah tidak selebat tadi. Hanya gerimis yang diselingi dengan kilat dan petir yang menyambar.

Yuki yang merasa kesakitan dan perih di sekujur tubuhnya akibat luka dan memar tersebut akhirnya menuruti lelaki yang tidak dikenalnya tersebut untuk mengikutinya. Yuki berfikir jika dia pulang dengan keadaan seperti ini pastilah akan membuat mamanya begitu khawatir, oleh karena itu Yuki memutuskan untuk mengikuti lelaki tersebut untuk sementara waktu.

"Lututmu sedikit parah, aku akan membawamu ke rumah sakit" ucap lelaki itu saat sampai di depan motornya.

"Tidak usah, tidak perlu. Aku baik-baik saja, tapi bisakah aku menumpang sebentar di rumahmu? Aku,..hanya ingin menenangkan diri"

Lelaki itu tampak berfikir kemudian dia mengiyakan permintaan Yuki tersebut. Lelaki itu segera melepaskan jaketnya dan memasangkannya kepada Yuki karena baju Yuki yang basah kuyub dan Yuki terlihat kedinginan.

Lelaki tersebut membawa Yuki ke apartement nya. Dia kemudian mempersilahkan Yuki masuk.
Saat Yuki sudah masuk ke dalam apartement itu, Yuki diperlihatkan oleh pemandangan ruangan yang sedikit berantakan, khas kamar seorang laki-laki.

"Eemm maaf apartemenku sedikit berantakan. Aku hanya tinggal sendiri, jadi yaah seperti ini,.." ucap lelaki itu sedikit malu.

"Tidak apa-apa" jawab Yuki sambil menatap lelaki yang menyerempetnya tadi.

Lelaki itu seketika terpesona melihat wajah Yuki yang sedari tadi tidak terlalu jelas terlihat karena Yuki yang selalu menunduk dan pencahayaan jalanan yang redup. Kini lelaki itu dengan jelas bisa melihat wajah Yuki yang terlihat memar namun tetap tidak mengurangi kecantikannya.

Lelaki itu terpaku dan kemudian segera sadar dari keterpesonaannya terhadap Yuki. Dia segera mempersilahkan Yuki duduk dan bergegas mengambil handuk serta kotak obat.

Dia segera memberikan handuk serta baju ganti untuk Yuki. Yuki hanya menerima handuknya dan segera mengeringkan rambut serta badannya.

Lelaki itu semakin terpesona oleh kecantikan natural Yuki sampai-sampai ia tak berkedip saat melihat Yuki yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.

My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang