RUN 3

269 27 51
                                    

Suasana di dalam sebuah bis cukup padat. Kursi yang tadinya lenggang kini banyak di duduki oleh murid yang satu sekolah dengan Jeon Jungkook. Beruntung ada kursi yang masih kosong di dekat seorang pemuda.

Jungkook meraih tasnya yang tersampir di bahunya dan membuka isi tasnya, mengeluarkan earphonenya lalu menyambungkannya di handphone.

Seraya menikmati alunan musik yang menghentak, ia memandang kesamping kirinya yang di duduki pria asing itu. Matanya memandang wajah pria tersebut yang kelihatannya sedang memandang takjub apa yang ia lihat di luar kaca.

"Anda tidak pernah ke daerah sini?" Tanya Jungkook tanpa basa basi. Pemuda itu langsung menoleh ke arah Jungkook dan mengangguk.

"Aku dari Busan, aku belum pernah ke Seoul. Jadi ya begitu," ucap pemuda itu malu-malu. Sepertinya ia malu karena ketahuan kampungan.

"Aku juga berasal dari Busan. Kita sama. Mungkin aku bisa membantumu untuk mengingat daerah di Seoul. Ngomong-ngomong, aku masih SMP lho," cerocos Jungkook. Kelihatannya dia bangga ada orang yang satu daerah dengannya.

"Aku tahu, ada tulisannya di bajumu. Oh, namaku Park Jimin. Kau bisa memanggilku Jimin hyung," ucapnya dengan semangat.

"Jungkook, Jeon Jungkook. Kelahiran berapa hyung?" Tanya Jungkook penasaran. "Aku kelahiran '95, kau sendiri?"

Jungkook tersenyum cerah. "Aku '97 hyung. Wah kita beda 2 tahun hyung. Tapi ada apa ke Seoul?"

Kali ini Jimin yang tersenyum cerah. "Aku ingin mengikuti audisi pemilihan trainee di sebuah entertainment." Jungkook yang mendengarnya membulatkan matanya.

"Benarkah? Hyung audisi di entertainment apa?" Entah kenapa Jungkook merasa sepertinya Jimin bernasib sama dengannya.

"Big Hit Entertainment."

Padat.
Singkat.
Jelas.

Dan membuat Jungkook semakin melebarkan matanya. Sejujurnya Jungkook sangat ingin memeluk orang ini karena sangking senangnya. Namun dia urungkan. Dia hanya menggigit bibirnya menahan pekikan senangnya.

"Eunggg... Jungkook, kau tidak apa-apa?" Jimin yang melihat itu hanya khawatir. Bagaimana tidak? Jungkook wajahnya memerah dan ia menggigit bibirnya seperti menahan sesuatu.

"Hyung..." cicitnya.

"Ya?"

"Kita sama."

Hening.













"APA?!"

Serius, Jimin kaget. Kedengarannya berlebihan, tapi menurut Jimin ini hebat. Ia bertemu dengan seseorang yang sama dengannya di tempat tak terduga. Seperti takdir.

"W-wah, kebetulan macam apa ini?" Tanya Jimin tak percaya seraya tertawa kikuk. Ia juga senang, hanya saja rasa kagetnya masih belum hilang.

"Takdir yang mempertemukan kita hyung. Apa kita harus kesana sekarang?" Tanya Jungkook semangat. Dan Jimin pun hanya mengangguk senang.

"Jung, ayo kita berusaha bersama-sama. Kita jadikan kemampuan kita untuk menunjukkan prestasi kita," semangat Jimin bagai virus yang menular, membuat Jungkook ikut semangat.

"Ya hyung, mari kita kalahkan ratusan orang lain," jawab Jungkook.

Dan mereka dengan keyakinan sepenuh hati serta semangat yang membara akan terus berjuang menghadapi arus yang melintas.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Hadeuuhh maapkan dakuh yang late update dan makin aneh ini. Aku bingung mau lanjutin soalnya, hehehe...

Tapi aku mau ngucapin makasih yang udah mau nungguin chap selanjutnya, makasih banget

Jadi, tunggu chap selanjutnya ya. Semoga fast update kalo gak ada halangan. Muach :*

Love,
OMyLord

RUN <<Discontinue>>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang