Prolog

70 2 0
                                    

Hari itu masih sangat pagi, tetapi kerumunan orang sudah memenuhi bandara

Wanita itu juga terlihat tengah menunggu seseorang

Kira tampak serius melihat kearah pintu keluar bandara, ia sedang menunggu seseorang

Kira sudah berada disitu sejak tadi, ia terus terlihat cemas sejak pertama kali berdiri ditempat itu

Pasalnya hujan turun semakin deras, ia hanya takut pesawat yang ditumpangi sahabat kecilnya itu akan terkena masalah

--

Tidak berapa lama ekspresi Kira berubah senang

Tidak berbeda jauh dengan semua orang di bandara saat itu, yang tengah duduk lagsung berdiri, yang berdiri langsung berteriak

Semua histeria itu ditunjukkan kepada seseorang, Reyhan sahabat kecil Kira

Ialah yang menjadi alasan kenapa Kira harus pergi pagi pagi sekali kebandara

Ialah yang menjadi alasan kenapa Kira sangat cemas sedari tadi

Kira mendengar kabar kalau Band milik Reyhan akan datang kedaerahnya

Tetapi vokalisnya akan datang sedikit terlambat dari personil lain, vokalisnya tidak lain tidak bukan adalah Reyhan, sahabat kecil Kira

--

Dengan senyum sumringah Kira berjalan kearah Reyhan, melambai lambaikan tangannya walaupun Reyhan tidak mungkin bisa melihatnya dalam jarak seperti itu

Ia terus melambaikan tangannya tidak peduli kerumunan yang berada dibelakang Reyhan, Kira terus berjalan lurus kedepan mendekati Reyhan

Mereka bisa saja bertemu disatu sisi jika terus berjalan lurus

Yang ada dipikiran Kira saat ini adalah ia akan berhenti tepat didepan Reyhan yang juga akan berhenti

Walaupun hanya sejenak Kira berharap bisa menegurnya

Tetapi apa yang diharapkan Kira berbeda

Mereka memang bertemu di satu tempat, tapi Reyhan bahkan tak menengok kearahnya

Reyhan berjalan lurus melewati Kira membuat lambayan tangan Kira berhenti

"Mungkin dia tak melihatku, aku akan mencoba menegurnya" itu yang dipikirkan Kira saat ini

Tetapi entah kenapa tubuhnya tidak bisa menuruti keinginannya, ia sangat ingin menangkap tangan Reyhan, tetapi ia masih terpaku

Bahkan setelah kerumunan kerumunan itu melewatinya ia masih belum bisa bergerak

Satu hal yang paling ditakutinya

Reyhan, kau tak melupakanku kan?

Hujan Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang