4. i for Izza(z) !

23 3 0
                                    

Masi ingat hari itu?
Hari dimana Vina melihat sendiri suasana mencekam di rumah Vino.
Hari dimana ia mulai mengatahui sedikit tentang vino.
Hari dimana vino mulai membuka satu persatu misterinya.
Misteri sekaligus alasan dia memutuskan untuk membenci keluarganya,juga alasan mengapa ia berhenti mempercayai seseorang baik teman maupun keluarga.kecuali vina tentunya.
Entah mengapa vino mempercayai vina,sangat mempercayai tepatnya.Entah apa alasannya.

Sudah dua minggu semenjak kejadian itu.
Dalam dua minggu itu juga vina menjauhi vino,ya menjauhinya.Membuat vino merasa dirinya adalah pria terberengsek yang pernah ada.
Hari itu vina melihat sisi lain dirinya yang tak pernah ia tunjukkan pada semua orang.Sisi yang ia sembunyikan,sisi yang menjadi alasan kenapa ia dingin pada semua orang.Ya,agar orang tak ada yang dekat dengannya dan tidak perlu melihat kemarahan vino yang memuncak lalu meledak ledak seperti kemarin.
Dan sudah terlambat sekarang vina telah melihatnya,dan benar saja seperti dugaannya siapapun yabg neligat sisinya yang satu itu pasti akan pergi.Ya,pasti.
Vina melihatnya,melihat sisi berengsek dan kebengisannya.Melihat kesadisan laki laki berumur 16 tahun itu menghajar bocah SMP tanpa alasan yang jelas.

Kadang ia terus menyalahkan dirinya sendiri,tetapi sebenarnya tidak sepenuhnya kesalahan vino hanya saja ia tidak bisa mengontrol emosinya itu.Sudah itu hanya itu bagian kesalahan vino.Lagipula jika orang lain menjadi dirinya mungkin bisa melakukan yang lebih parah.

Saat ini vino tengah duduk di bangkunya dengan tatapan kosong.Menatap bangku disebelahnya yang kosong.Ya,dia duduk sendirian karna vina memutuskan berpindah tempat duduk untuk...menjauhi vino,menjauhi laki-laki itu dengan artian yang sesungguhnya.

Vina bahkan memblock line vino
Men-delete contact bbm vino,bukan hanya itu bahkan ia juga memblock future invitation untum berjaga jaga kalau vino meng-invite ulang pin nya.
Vina juga tak lupa memblock instagram vino lalu memprivate akunnya,tapi tetap saja vino tidak kehabisan akal buat menghubungi gadis itu.
Ia bahkan meng-stalk semua sosial media milik vina dengan akun temannya.Kalau boleh jujur vino sungguh tidak nyaman dengan keadaannya sekarang.Situasi yang terus saja memanas antara dia dan keluarganya ditambah masalah dirinya yang dijauhi vina semakin membuat kepalanya serasa mau pecah.

Ruwet.

Satu kata yang mendeskripsikan kehidupan pelajar tingkat SMA itu.

Saking frustasinya ia buat menghubungi vina dari handphone nya,ia pernah meminjam handphone temannya lalu mencoba chat dengan vina lewat handphone temannya,lalu menchat lewat handphone nya sendiri di waktu yang bersamaan. Nihil, tak ada jawaban sama sekali dari vina saat ia check handphonenya.
Namun,tak sampai dua menit kemudian ada notifikasi dari handphone temannya dan ya benar saja itu jawaban dari vina.

Saking senangnya dia hingga secara diam-diam ia menukar handphone nya dengan milik temannya itu,cuma demi...chat dengan vina(?).
Entah sejak kapan vina menjadi begitu berarti,namun sayang hari itu chat vino dengan vina sudah terlampau panjang sehingga obrolan mereka sudah ngalor ngidul dan membuat vina curiga apalagi handphone itu milik seorang siswa cowok yang lumayan dekat dengan vino.

Hari itu juga ia mendapat kabar dari temannya yang ia tukar hpnya bahwa vina baru saja mem-block akun nya.

Mengingat hal itu vino tersenyum pahit dengan tatapan yang masih sama di tempat yang sama.

Malang sekali nasib ku ini. Batinnya.

Entah kenapa saat itu ia merasa harus menyelesaikan masalahnya dengan vina harus selesai hari itu juga!,pikirnya.

Vino bangkit dari tempat duduknya dan mulai berjalan kearah tempat duduk vina tepat di sebrang tempat duduknya.

Dipojok kanan kelas,sedangkan ia di pojok kiri kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm In Love,I'm In HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang