Part terakhir! ^^ Agak bingung untuk nulis endingnya. Maafkan cerita ini ya, dalam penulisannya masih banyak kekurangan. Tapi saya membungkuk terima kasih serendah-rendahnya buat mrxshere dan ochance24 yang menjadi pembaca setia dan memberi banyak komentar yang bikin saya terharu (makin semangat nulis). Buat nppariyani yang kegelian baca cerita ini, heyitsrine yang gasuka:( mm_rethaa26 dan schonerockx yang tidak baca cerita ini karena gasuka homo :"D *gausah dibaca, nanti kecewa:")* Author seneng cerita ini udah selesai. Terimakasih juga buat pembaca lain *kalau ada hehe* Yaudah, selamat membaca!
Solara's POV
Seperti apa akhir yang kau inginkan untuk kisah ini? Apakah berakhir 'normal' atau 'menyeleweng'? Kalau aku—jujur saja—lebih memilih opsi pertama. Egois, kan? Sebenarnya manusia tidak tahu pasti tentang hukum alam. Kita diajak untuk mencintai sesama, tapi bagaimana kalau cinta itu menjadi berlebihan? Apakah boleh kita menamakannya 'tidak normal'? Menurutku tidak. Karena pada dasarnya kita dituntut untuk 'saling mencintai'. -Solara Mytia
Aku mengenal Madeon Sanjoru saat baru menginjak kelas 1. Dia tampan, begitu tampannya sampai hampir semua perempuan di sekolah terpikat. Kudengar dia juga pintar. Tapi semua itu tercoreng ketika Madeon masuk ruang kepala sekolah karena berkelahi. Selanjutnya, segelintir kasus dengan nama Madeon pun marak. Dia semakin terkenal oleh perilaku buruknya.
Sedangkan Savio Glomini, aku sekelas dengannya. Dia terlalu pemalu dan pendiam. Tapi wajahnya yang imut sering membuatku terpukau.
Di hari yang sial itu, aku sekelompok dengan Savio untuk tugas Biologi, kami sedang jalan berdua sepanjang taman sekolah sambil berdiskusi ketika Madeon, si tampan pujaan sekolah itu menyiul. Dia sedang berdiri dengan satu kaki bersama teman-temannya—dihukum.
"Hei, manis!" Kata Madeon.
Aku paling tidak suka saat ada orang mengganggu konsentrasiku, terlebih orang itu Madeon, yang kabarnya mendapat skor Biologi tertinggi saat ujian. Well, itu membuatku iri.Maka aku memelototinya, kemudian berteriak, "BERENGSEK! Aku lupa yang barusan kukatakan karena godaan murahanmu!"
Madeon lantas kebingungan. Dia menatap aku dan Savio bergantian saat teman-temannya mulai tertawa.
"Tapi aku tidak memanggilmu—"Kalimat itu belum selesai karena aku langsung melemparinya dengan buku, lalu pergi tanpa menghiraukan panggilan Savio. Tawa semakin membahana dibelakangku.
Sejak itu, Madeon tertarik untuk selalu menggodaku. Tanpa tahu sebabnya, kami mulai saling jatuh cinta dan ya... Pacaran.
Dua tahun kemudian dia memutuskanku secara sepihak. Aku begitu terpukul sampai curiga dan ingin tahu siapa yang sudah mengambil hatinya.
Dan kenyataan pahit menamparku. Belakangan aku tahu bahwa saat itu yang digodanya dengan sebutan 'manis' adalah Savio, bukan aku. Tapi malah aku yang bereaksi dengan melamparinya.
Aku menguntit Madeon. Ya, ini gila. Aku menemukan interaksi yang aneh antara dia dan Savio. Mereka tidak pernah mencolok di sekolah, tapi begitu aku menguntit mereka diluar....... Aku tidak bisa menjelaskannya. Yang pasti hatiku hancur sekali. Meski begitu cintaku tidak bisa hilang.
Aku juga tahu mereka pergi ke Tibet berdua. Aku melihat ketika Madeon menurunkan Savio dari taksi, sepulang dari Tibet, dan saat itu aku terlarut dalam ekspresi Savio yang sedih. Tanpa sadar, aku menampakkan diri, dan Savio terkejut bukan main. Malam itu menjadi malam yang panjang bagi kami untuk saling menangis dan membuka rahasia. Akhirnya, Savio jujur bahwa Ayah Madeon mengetahui semuanya. Ayah jahat itu meminta Savio pergi untuk menjauhi Madeon.
Awalnya aku tidak percaya, tapi Savio benar-benar mau meninggalkan Madeon.
"Aku sadar. Kami sudah menyalahi aturan dan kepercayaan masing-masing. Ini akan menyakiti semua orang. Jadi lebih baik aku pergi saja, 'kan? Kampung halaman menjadi tujuan terakhirku, tapi jangan katakan pada siapapun. Solara, kau satu-satunya yang pernah merebut hati Madeon. Jaga dia untukku, ya?"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Dream and Destiny [THREESHOOT - COMPLETED]
RomanceWARNING! Mengangkat tema Cinta Sesama Jenis! Kalau tidak sereg, CLOSE COY! :")