School Life

97 15 6
                                    

        Ketika Rahma dan Crystal sampai pada jarak radius 3 meter dari kedai fotocopy, mereka melihat keadaan sekitar. Matanya menjelajahi setiap sudut dari kedai fotocopy untuk memastikan tak ada seorangpun disana. Setelah mereka memastikan keadaan aman, lekas mereka bergegas ke kedai fotocopy. Di kedai itu, terlihat Iqbal sedang duduk manis sendiri di depan layar komputer. Dia mencoba menghibur diri dengan memainkan sebuah game.

"Belii..." Seru Crystal dengan nada lembut sontak membuat Iqbal terkejut dan segera menoleh ke sumber suara.

"Iya. Beli apa?" Iqbal meninggalkan kursi biru miliknya dan beranjak mendekati Crystal dan Rahma.

"Beli pulpen dong 2!" Perintah Crystal sembari menunjuk salah satu pulpen cantik berwarna merah di etalase kedai itu.

"Oh iya.. Ini" Jawab Iqbal sambil menatap mata Crystal.

"Berapa harganya?" Tanya Rahma dengan cepat. Lantas Iqbal langsung melemparkan pandangannya kepada Rahma. Iqbal terlihat kebingungan namun dia menutupinya dengan menjawab pertanyaan itu.

"7.000" Jawab Iqbal singkat, jelas, padat.

"Nih" Rahma mengeluarkan selembar uang berwarna biru. Dia sengaja mengambil uang yang nilainya relatif besar untuk memperlama keberadaan mereka disana. Lekas Iqbal menuju meja kasir untuk mengambil kembalian.

"Emm.. Abang namanya Iqbalkan?" Tanya Crystal tanpa basa-basi ketika Iqbal sibuk mengambil kembalian.

"Iya kenapa?" Iqbal langsung menatap Crystal penuh selidik.

"Kenal Via kan?!!" Rahma menerebos masuk ditengah percakapan mereka.

"Ya kenal. Kenapa?" Iqbal semakin bingung dan mencoba menatap Crystal dan Rahma bergantian.

"Jadi gini.. Sebenarnya tuh ya!! Via tuh suka sama abang. Tapi dia cuek" Rahma langsung mengutarakan inti dari permasalahannya.

"Ah mana mungkin" Iqbal mengelak dengan senyuman tipis.

"Ihss serius bang!! Kita ga bohong" Crystal berusaha meyakinkan Iqbal.

"Ya. Lu suka ga si bang sama dia?" Rahma semakin menatap Iqbal dengan tatapan sinis bagaikan sedang mengintrogasi sang terdakwa.

"Emm.. Gimana ya??" Tanya Iqbal dengan kalimat penuh teka-teki.

"Lah kok balik nanya?!!" Tukas Crytsal cepat.

"Ya sebenarnya si ada juga perasaan sama dia. Tapi mana mungkin--" Ucapan Iqbal terpotong oleh Crystal.

"Ga ada yang ga mungkin di dunia ini!!" Jawab Crytsal ketus.

"Nah iya tuh!! Mau kita bantuin ga? Biar bisa deket apalagi sampai jadian sama dia" Tawar Rahma dengan menaikkan sebelah alis.

"Dengan cara apa?" Tanya Iqbal.

"Nih kita kasih nomornya. Nanti hubungin sendiri ya. Jangan bilang kalau dapat nomor dia dari kita okey!!" Jawab Crystal mengedipkan sebelah matanya.

"Emm oke deh. Nih kembaliannya" Iqbal teringat akan segengam uang ditangannya.

"Lah trus kita nulis nomornya dimana?" Seru Rahma memandang Iqbal dengan muka datar.

"Oh iya. Nih tulis!!" Tangan Iqbal langsung mengambil kertas dan pulpen yang berada di sampingnya.

"Emmm.. Bentar!!" Ucap Crystal sembari menulis sederetan angka.

"Ingetkan lu?" Tanya Rahma.

"Inget kok. Udah nih!!" Tangan Crystal memberi kertas yang bertuliskan nomor Via.

ViiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang