REVEALED

34 3 0
                                    

[ Beberapa scene telah direvisi ]

~ selamat membaca ~



3...2...1—

Kriiiiiing !!

"Baiklah kelas sampai disini, jangan lupa tugas penelitian dikumpulkan minggu depan." Ucap wanita berkacamata dengan pakaian rapih casualnya dan perlahan mulai meninggalkan kelas diikuti murid-muridnya.

Hanya tinggal satu orang di dalam kelas, gadis berambut pendek brunette yang duduk di pojok ruangan dekat jendela yang mengarah ke lapangan. Tertuliskan Nicole Joselyn pada nametag yang tergantung di dadanya.

Jemari lentiknya sibuk bergerak pada layar ponselnya, memastikan sesuatu yang ia sepakati dengan kedua temannya. Sekiranya mendapat balasan valid, ia pun bergegas merapihkan alat tulisnya yang masih berserakan di mejanya kemudian kaki jenjangnya berjalan menuju daerah belakang sekolahnya. Tempat dimana gedung teater lama yang kini sudah ditinggalkan dan dinonaktifkan fungsinya.

Kriiet ~

Pintu kayu yang besar perlahan terbuka dibarengi sosok Nicole yang perlahan mulai memasuki gedung teater tersebut.

"Jadi?" Tanya Nicole memastikan.

"Astaga, lo udah nanya itu tadi." Balas temannya dengan sedikit greget. Aisley. "Udah yok mulai cari."

"Bentar, lo kemaren ada main di sekitar mana? Biar gampang cari kalungnya." Sahut Neya, salah satu teman Nicole yang ikut untuk mencari kalung Aisley yang hilang.

"Sumpah gue lupa. Random ajalah carinya, mencar kita."

Nicole dan Neya mengangguk paham, dan setelah itu ketiganya mulai berpencar mencari benda berharga milik Aisley itu.

Saat hampir menyerah, seketika mereka dikagetkan oleh suara benda yang jatuh. Ketiganya langsung menatap ke arah dimana suara tersebut muncul. Sudut ruangan, tepatnya dari dalam jam tua yang sudah rusak dan kini kembali berfungsi.

Kilapan liontin batu yang ada di kalung tersebut bergemerlip di bawah temaramnya ruangan ini, alih-alih Aisley dan Neya berjalan mengambil kalung tersebut, berbeda dengan Nicole yang mana pandangannya memicing ke dalam jam tua tersebut.

"Syukur udah dapet. Yok guys cabut."

"Bentar-bentar ada yang menarik." Ucap Nicole yang kini tangannya berusaha mengeluarkan sesuatu dari dalam jam tersebut. "Buku?"

"Ayolah Nic cabut, itu bukan urusan kita."

Nicole sibuk membuka halaman buku tersebut secara acak, kini seketika ingatannya kaan buku tersebut muncul.

"Anjir ini buku ada di mimpi gue."

Aisley dan Neya menatap satu sama lain dengan wajah bingung.

"Nic, gada urusan. Ayolah cabut."

Nicole terhenti pada halaman 133, diperhatikannya setiap bait isinya serta beberapa gambar yang tertera disana. Saat tengah fokus, seketika angin kabut muncul, pandangan mereka mulai buram dan pendengaran mereka mulai samar-samar.

"Gilak ini ga beres! Guys ayok cabut cabut!"

"Ayok ayok ke pintu!"

"Guys!—"

"Oh god, not now." Aisley berlari menghampiri Nicole yang seketika tubuhnya seperti tertahan, kemudian disusul Neya setelah berhasil membuka pintu. "Ayo Nic lo bisa lo bisa."

REVEALEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang