3. Kita Apa?

21 5 1
                                    

Hai
Entah ada angin apa yang lewat hari ini, mendadak mau lanjutin cerita pertama ku ini~
Maaf lama menunggu.

____________________________

"Aldo, tunggu gue ih." Teriak ku pada laki-laki yang berjalan 3 langkah lebih cepat dariku.

"Lemot banget sih, Len. Film nya mau mulai ini." Jawabnya seketika itu juga dia berhenti.

Ini hari minggu dan kami janjian nonton hari ini di salah satu mall. Gak usah mikir kalau ini kencan. Karna ini hanya nonton biasa.

"Ya ampun Do, ini masih setengah satu dan film kita mulai nya itu jam satu lewatan. Dan kita kesana itu cuman butuh waktu lima belas menit." Cerocosku. Ngapain juga buru-buru.

Sebenarnya itu hanyalah alasan. Sengaja sebenarnya aku memperlambatkan semua ini. Apalagi alasannya kalau bukan karena film yang akan kami tonton itu tema nya, horror. Conjuring 2, bro. Film yang ku dengar bisa bikin spot jantung.

"Alah, alibi aja itu mah lu. Bilang aja takut. Udah ah, cepet. Jangan banyak alasan lagi." Katanya tuntas gak pakai titik koma. Baru aku akan membalas kata-katanya itu, sebuah tangan langsung mengaitkan jemari nya ke jemariku. Sontak saja aku terdiam. Itu tangan Aldo, permisa. Ini mah sebelum nonton Conjuring, bisa jantungan duluan.

###

"Do, lu yakin jantung lu kuat? Gue gak yakin nih." Kata ku berbisik pada nya. Kini posisi kami sudah duduk manis menatap layar yang akan berputar sebentar lagi. "Balik aja yuk." Suaraku lagi.

Aku payah kalau dalam hal horror seperti ini.

"Berisik ih Len. Film nya mau mulai. Dan jantung gue selalu kuat dalam hal ini." Tapi jantung aku gak kuat kalau deket-deket kamu,Do. Jawab ku dalam hati, Baper kan tuh jadinya.

Sialan emang si Aldo, udah tahu aku payah dalam hal ini tetap aja aku yang dijadikan patner setia kalau nonton horror. Nah yang aku, karena cinta jadi susah nolak nya.

Seketika layar didepan ku mulai menampilkan ceritanya. Sontak aku tutup kedua mata ku, kan siapa tau itu sosok muncul nya dipertama-tama. Siapa tau dia mau eksis duluan.

"Belum keluar kali, Len. Baru juga mulai." Ujar lelaki yang ada disampingku ini dengan berbisik sekaligus cengengesan. Ku lirikan mata ku setajam silet ke arah nya.

Film mulai bergulir tahap demi tahap, entah sudah berapa kali aku mengeluarkan suara melengking ke udara.

"Do, mau keluar itu nya tuh ih." Kataku berbisik sambil menutup kedua mataku.

"Gak ada yang keluar, Elen sayang." Jawabnya gemes. Tuhkan, baper lagi nih ntar kalau dipanggil sayang.

"OMAIGAT!!!!" Teriak ku kala itu saat sosok itu muncul mendadak sontak saja aku memeluk lengan si Aldo. Ingat ini bukan modus. Ini murni takut.

Ku sembunyikan kepala ku di lengan nya. "Udahan belum, Do? Belum ya? Udahin aja gih, Do." Kataku ambigu. Wajar kan, orang takut jadi ngomongnya gak jelas.

Yang dipeluk hanya cengengesan saat aku berkata seperti itu. Ditepuk-tepukan tangan nya yang satu lagi ke punggung ku lalu beranjak mengelus kepalaku.

"Sabar. Bentar lagi abis kok." Jawabnya tenang.

Pelan-pelan ku keluarkan kepalaku. Hanya setengah.

Walaupun takut kan tetap aja rasa penasaran ku ini lebih kuat.

Musik mulai menggema yang menandakan suasana semakin mencekam dan mendadak....
"Aldo sialannnnnn!" Teriak ku tiba-tiba karna sosok itu muncul lagi.

###

Film telah selesai, segera kami meluncur ke kafe terdekat untuk meredakan rasa nano-nano ini akibat nonton film itu.

Aldo sialan. Aldo sialan. Aldo sialan. Ku afalkan kalimat itu di kepala ku sepanjang jalan kami menuju kafe tersebut.

"Len, kok muka lu pucet gitu?" Tanya nya sok sok polos.

"Gak usah sok perhatian. Lagi gak butuh perhatian." Jawabku ketus padanya.

Terdengar tawa seseorang. Siapa lagi kalau bukan suara tawa si Aldo tercinta yang dibuang sayang. "Gak lucu Aldo. Lu gak lihat apa itu film benar-benar gak baik buat kesehatan jantung gue." Kataku ketus lagi padanya.

Bukannya menjawab, dia malah melanjutkan sesi tawa nya itu.

"Pokoknya lu harus tanggung jawab kalau gue gak bisa tidur malam ini." Kata ku. Dan tanggung jawab sama hati plus jantung gue yang udah lu buat kebat-kebit selama itu film muter gara-gara kelakuan lu. Lanjut ku dalam hati.

__________________________

Udah yaa.. segini dulu..
Gak ada maksud untuk mempromosikan Conjuring 2, hanya saja ide nya kesana haha.
Harap kritik, saran, dan bintang kecil nya.

Dan terima kasih untuk kamu-kamu yang masih menunggu ini cerita.

Thankyou,

Yuliani Lee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pigtail GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang