CHAPTER 1

458 18 21
                                    

           

KRYSTAL POV

Hari yang cerah ku awali dengan senyuman. Musim panas kali ini harus lebih baik dari tahun lalu. kuharap tidak terjadi sesuatu yang tidak kuharapkan seperti tahun lalu.

"Bu aku berangkat."

"Kau melewatkan sarapanmu Sojung-ah!" teriak ibuku dari dapur.

"Aku sudah terlambat bu, nanti aku beli sarapan di kantin saja." Jawabku menyamai teriakan ibuku.

Begitulah aku dan ibuku. Kami hidup dengan santai. Tidak memprioritaskan sopan santun yang biasa dilakukan oleh orang–orang kaya raya yang ada di drama. Kakaku Jessica sedang berkuliah di New York dan ayahku sedang ada dinas di luar kota.

Ibuku seorang dokter umum di rumah sakit internasional negara kami. Sedangkan ayahku adalah seorang letnan tentara militer. Keluargaku merintis karir mereka dari nol. Tanpa bantuan keluarga mereka. Jadi walaupun mereka mempunyai gaji yang banyak untuk hidup mereka. Tetapi mereka juga memiliki banyak tagihan. Salahsatunya adalah rumah dan mobil kami. Jadi kami hidup biasa saja. Tidak berlebih.

Walaupun demikian, ayah dan ibuku tetap saja mengutamakan pendidikan anak-anak mereka. Mereka bahkan rela membiayai sekolah kakaku di luar negeri dan sekolahku di sekolahan mahal.

Setiap pagi, aku selalu berangkat sekolah menggunakan bus. Ibuku selalu menawariku untuk mengantarku menggunakan mobil. Namun aku selalu menolak karena itu hanya akan menghamburkan tenaga dan biaya. Bahkan hal itu dapat membuat jalanan macet dan mempercepat globalwarming.

Begitulah gaya hidupku. Walaupun banyak orang yang bermewah mewahan dengan kekayaan mereka, walaupun banyak dari mereka yang melakukan hal yang dapat merusak bumi ini. Tetapi aku tidak pernah tertarik melakukan hal tersebut walaupun sebenarnya aku bisa melakukannya. Karena kalau bukan kita yang memulai, mau siapa lagi? Maka dari itu aku menyarankan kalian agar mengurangi menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor. Sekarang pemerintah sudah menyediakan bis gratis untuk pelajar. "AYO NAIK BUS BIAR GAK MACET" itulah yang tertera di bus damri *wgwgwg* selain itu buanglah sampah pada tempatnya. Mari kita melakukan hal-hal positif yang dapat membantu menjaga bumi ini  dari kerusakan dengan melakukan hal-hal kecil seperti tadi.

Di depan gerbang sekolah aku melihat ke kanan dan kiri. Sepertinya sudah mau bel karena sudah sedikit siswa yang berlalu lalang di sekolah. Bergegas aku menuju kelas dengan berjalan setengah berlari.

Saat aku mau memasuki kelas, perhatianku teralihkan pada seorang pria yang sedang dikerumuni gadis.

"Sunbae, kumohon terimalah kopi yang kubuatkan untukmu. Kopinya masih hangat." Kupikir gadis itu adalah adik kelas. Karena ia memanggil Kai seperti itu. Gadis itu memaksa Kai untuk menerimanya. Yah begitulah si tengik, pesek dan item itu. Walaupun jelek tapi banyak sekali yang terbuai olehnya. Entah mantra apa yang dipakai olehnya. Mungkin mantranya lebih manjur dari mantra yang kupakai/ga.

"Kalian tidak usah repot-repot." Ucap Kai sambil berusaha untuk menolak. Dan saat itu juga kopi yang ditawari gadis itu tumpah membasahi pakaian gadis itu. "Oh maafkan aku, aku tidak sengaja." Ucap Kai sambil menyembunyikan senyum liciknya. Gadis-gadis itu mungkin tidak melihatnya. Tapi aku melihatnya. Dia melakukannya dengan sengaja!

Aku memperhatikan mereka sambil tersenyum miring melihat tingkah picik pria itu. Tersadar apa yang aku lakukan karena Kai menatapku. Aku segera menghiraukan mereka dan segera masuk kelas.

"Aush hampir saja aku terlambat. Kenapa juga aku harus memperhatikan mereka." Rengeku sambil duduk di kursi.

"Pagi-pagi begini kau sudah merengek seperti bocah ingusan." Seorang pria bersuara cempreng datang menghampiriku sambil memberiku sebuah susu rasa coklat kesukaanku.

MY EVERYTHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang