1

37 0 0
                                    

Minggu pagi adalah hari paling menyenangkan bagi Senja. Ia bisa dengan leluasa bangun siang dan bermalas malasan. Ya, Namanya Senja Oktari. Perempuan bertubuh imut dan berwajah manis ini memiliki keturunan jawa yang kental dari orangtuanya. Entah mengapa dia diberi nama Senja, saat ia bertanya pada orangtuanya, ayahnya hanya bisa tersenyum tanpa menjawabnya. Memang ayahnya suka begitu. Ayahnya lebih suka tersenyum untuk menjawab pertanyaan yang menurutnya harus di cari sendiri oleh anak"nya.

"sayang, kamu harus bangun. Sudah jam 11 siang tapi kamu masih bergulat dengan mimpi," kata ibunya sambil menggoyang tubuh Senja pelan.

"sebentar lagi, Mam. Masih ngantuk"

"jangan di biasakan bangun siang dong sayang. Ayo bangun sekarang," balas ibunya lagi sambil menyingkap selimut yang melekat pada tubuh Senja. Senja terbiasa hanya memakai kaos oblong dan bercelana dalam ketika tidur sebagai pengganti piama. Agar lebih simple, katanya. Sangat cocok dengan kepribadian Senja yang cuek dan sedikit tomboy.

"Cuma hari minggu aku bisa bangun siang, Mam. Semalam aku ngerjain skripsi sampai subuh," katanya sambil menggeliat sehingga kausnya tersingkap sedikit dan memperlihatkan tattoo kecil di perutnya.

Dulu saat kelulusan SMA, Senja merayakannya dengan membuat tatto. Kemudian ia pergi ke salah satu studio tattoo terkenal di Jakarta dan memilih lambang hamsa untuk digambar. Tidak ada alasan mengapa ia memilih gambar tersebut, menurutnya lambang hamsa terlihat unik dan terkesan artistik. Ia suka melihat guratan guratan rumit yang sudah di modifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih cantik sekaligus indah. Tentu saja orangtuanya marah ketika mengetahui bahwa Senja mentatto tubuhnya, ia bahkan tidak di sapa berbulan bulan ketika di rumah. Namun lambat laun hati ibunya luluh juga ketika Senja masuk ke perguruan tinggi favorit dan mendapat nilai terbaik selama beberapa semester. Ia membuktikan bahwa tidak selamanya orang bertattoo itu buruk. Buktinya Senja tetap mempertahankan prestasi akademiknya dan tidak pernah berkelakuan diluar kodratnya sebagai wanita. Pada akhirnya masalah tattoo dengan cepat terlupakan. Ibu dan ayahnya tetap bangga memiliki seorang putri bertattoo dengan prestasi yang baik.

" ya sudah kalo gitu. Tapi setelah ini kamu harus bangun dan mandi. Memangnya mau tidur sampai jam berapa? Gak baik anak perawan bangun siang. Kamu mau di panggil kebo?"

"anak cantik, manis, imut, manja gini masa di panggil kebo sih, mam? Mama tega banget"

"makanya kamu sekarang bangun dong. Mama aduin ke papa loh. Kalau sama papa kamu malah dijewer sampe kamar mandi. Masa udah umur 21 masih harus dijewer kalo bandel"

"ïya deh Senja bangun. Tapi jangan salahin Senja kalo mandinya lama"

"emangnya mau ngapain di dalem kamar mandi lama-lama?"

"abis mandi mau nerusin tidur di bathup"

"harusnya dulu mama kasih nama kebo aja. Senja kebagusan deh" jawab mamanya sambil berdiri dan bersiap keluar dari kamar putri kesayangannya itu.

"jahat banget sih mam kaya ibu tiri," ucap Senja sambil mengerucutkan bibirnya. Ibunya hanya tertawa kecil dan menutup kamar Senja. Setelah itu ia bangun dan masuk ke dalam kamar mandi. Sengaja berlama-lama karena ia ingin mencelupkan tubuhnya ke dalam air hangat untuk menghilangkan pegal pegal karena duduk terlalu lama di depan laptop semalaman.

∞∞∞∞∞

"Jar, ada tiket pesawat promo nih ke Papua. Lu gak pengen kesana? Ayo gua temenin. Udah lama nih kita nggak jalan bareng," celetuk Romy siang itu di kantin kampus. Fajar hanya menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Tumben cunguk mau naik pesawat, biasanya kan rewel banget sama hal hal mewah kaya pesawat terbang," balas Fajar dengan sedikit meringis.

"ya karna lagi promo aja sih. Jarang jarang kan ada promo ke Papua. Lu tau sendiri harga tiket pesawat mahal banget kalo kesana. Dompet gue ga sanggup bro kalo nominal lebih dari 7 digit"

"tumbeeennn. Biasanya lu lebih milih hitchhiking daripada naik begituan. Katanya anak backpacker sejati," ledek Fajar sembari tertawa kemudian menyeruput kopi hitam yang sudah dipesan sebelumnya.

"iya sih, tapi kan ngga salah sekali sekali nyenengin badan. Lagian gue lagi ngga mood aja tampil gembel terus-terusan"

"lu mah udah gembel kemana-mana walaupun ngga lagi backpackeran bro. udah lah terima nasib aja"

"masih mau nerus ngeledekin gue apa ke Papua nih? Promonya ntar keburu abis"

"mau mau aja sih. Gue juga udah kangen pengen nengokin mamak disana. Kangen juga nengokin babi-babi"

" yaudah, berarti kita fix berangkat nih ya. 2minggu lagi ya Jar ?," ucap Romy dengan semangat

"lu atur aja deh, babe. Gue sih tinggal packing doang. Urusan di kampus juga udah kelar. Untung aja dospemnya ngefans sama gue, jadi urusan skripsi lancar deh"

"iya elu mah enak aja. Gue nih revisi mulu sampe rambut jadi kriting begini"

Fajar dan Romy. Mereka adalah sahabat dari kecil. Karena orangtuanya dulu juga sahabat mulai smp hingga akhirnya menikah dan memiliki anak. Dulu sempat ada guyonan orangtua mereka ketika istri keduanya sedang sama sama mengandung. Mereka berencana menjodohkan anak-anaknya jika terlahir laki laki dan perempuan. Namun Tuhan berkata lain ketika Nando dan Fredy sedang menunggui istri mereka yang sedang berjuang mati matian melahirkan buah hati pertamanya. Ya, istri mereka melahirkan dengan waktu yang hampir bersamaan. Sissy, istri Nando terlebih dahulu melahirkan seorang bayi laki laki mungil dengan berat badan normal ketika sinar matahari pagi mulai menyelinap masuk ke dalam kamar persalinan. Maka ia beri nama Fajar Semesta untuk anak laki-laki pertamanya. Ia berharap anak tersebut tumbuh menjadi anak yang selalu ceria dan kuat. Sama seperti arti Fajar yang bermakna matahari terbit. Matahari terbit merupakan pertanda dimulainya hari. Dimana ia akan senantiasa menerangi semesta dengan cahayanya yang hangat namun sekaligus kokoh dan tangguh. Nando jadi ingat masa-masa ketika masih kuliah. Ketika dirinya dan Fredy masih aktif menyenangi hobi mendaki gunung. Nando akan selalu setia menunggui matahari terbit dengan ditemani segelas kopi hangat di depan tenda sementara Fredy masih bergelung dan bermain dengan mimpi. Udara gunung yang dingin dan sejuk sungguh sangat pas jika di sandingkan dengan menikmati segelas kopi. Apalagi jika di barengi dengan menyaksikan sang surya terbit. Nando selalu mengucap syukur dalam hatinya saat melihat semburat halus berwarna cerah mulai mewarnai langit pagi. Ia selalu berterimakasih kepada Tuhan yang Agung karena sudah menciptakan semesta dengan indah dan memberinya hidup untuk menikmati ciptaan-Nya.

----------------

absurd? maklumin ya. newbie banget nih jadi penulis. komen plis, sankyu :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja & FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang