Mulmed: Ai Lin
Angin mendesau pelan menerbangkan anak rambut yang lepas dari kunciran.
Kelasku sudah berakhir 1 jam yang lalu, tapi aku masih betah duduk sendiri ditaman belakang kampus.
Menikmati angin sore, juga semburat jingga di ufuk barat.Kalau pikiranku kosong begini aku jadi teringat percakapanku dengan Esa kemarin saat kami tak sengaja bertemu dikafe tempat aku bekerja.
Entah darimana dia tau tempat kerjaku, dia datang sendiri.
Tak mengajak istrinya yang jelita, menurutmu apa yang akan dilakukan perempuan cantik itu jika dia tau kalau laki-laki yang baru genap seminggu menjadi suaminya menghampiriku, yang notabenenya mantan pacar Esa? Mungkin dia akan menjambak rambutku atau menancapkan kuku panjangnya diwajahku.
Tenang saja, jangankan jambak-jambakan, smeckdown aja aku berani kok.Saat aku menyelesaikan lagu terakhir dia memanggilku.
"Jovita," dia berjalan cepat kearahku, seolah kalau dia lambat sedikit, aku akan hilang dari pandangannya "Ada yang harus kita selesaikan" aku hanya menatapnya datar, dia menarik tanganku tapi buru-buru kutepis, dia menyuruhku duduk disebrangnya."So?" ucapku to the point
"Masih seperti Vita yang dulu, nggak suka basa-basi.
Aku hutang penjelasan sama kamu, Jovita.""Jelasin gih, gue dengerin kok." ujarku sok biasa aja, padahal tanganku udah gatal pengin nampol mukanya.
"Manda hamil." aku melotot kearahnya. Kalau saja aku nggak punya kelopak mata, pasti bola mataku udah menggelinding dengan indah dilantai.
"Maaf, Ta. Tapi kamu memang cuma pelarianku. Aku memanfaatkanmu"
Oksigen disekitarku raib entah kemana menyisakan sesak diparu-paru.
Aku hanya harus diam mendengar penjelasannya atau aku akan meledak saat ini juga."Waktu hubungan kita jalan setengah tahun, aku baru sadar kalau aku beneran cinta sama kamu."
Kalo cinta, kenapa lo nikah ama Manda, begs?! Ujarku dalam hati."Tapi aku nggak bisa pertahanin kamu, Ta. Aku nggak mau bikin malu keluarga. Maaf" ujarnya sambil menunduk.
"Terus setaun ini lo kemana? Bilang aja kalau lo emang udah bosen sama gue, dan lo ketemu Manda yang berparas bidadari, lalu lo memutuskan untuk menghindari gue dan mengarang cerita kalau lo pergi keluar negri!" aku menghirup napas "Lo selingkuh ama Manda!"
Semua ucapanku terdengar seperti desisan, aku nggak mau teriak-teriak dan jadi pusat perhatian."Bukan gitu, aku.."
"Apa?" sentakku ketus
"Oke fine, aku memang selingkuh sama Manda. Kamu harus tau, Ta. Sembilan dari sepuluh pria pasti selingkuh, satu diantaranya mungkin hanya berkeinginan selingkuh." ujarnya yang akhirnya tersulut emosi.
"Yaudah, kalo gitu gue akan mencari pria kesebelas." balasku tak mau kalah.
"Mana ada pria seperti itu? Cari saja di Mars."
Dih, lelaki ini baru aja nyuruh aku ke planet Mars? Asem!"Sak karepmu." aku menengadahkan wajahku keatas, berharap agar air mataku tidak jatuh didepannya.
"Maaf, Ta. Tapi kamu tau kan? Aku ini seorang pengusaha yang berusia hampir 30 tahun. Aku nggak mungkin jalan berdua sama kamu yang selalu pake celana jeans panjang juga kaus bergambar kartunmu sedangkan aku selalu rapi dengan stelan jasku, kalau kamu ngertiin aku, kamu pasti mau mengubah penampilanmu. Aku terlihat seperti berjalan dengan keponakanku , dari pada kekasihku jika bersamamu. Sedangkan Manda, dia selalu terlihat cantik dan elegan, dia juga nggak kekanakan kaya kamu." dia berkata dengan lembut, tapi tetap saja menusuk hatiku.
Selisih usiaku dan Esa memang kurang lebih 8 tahun, teman-temanku termasuk Mai sering bilang kalau aku pacaran ama Om-Om.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go Breaking My Heart
Romans9 dari 10 pria pasti selingkuh, satu diantaranya mungkin hanya berkeinginan selingkuh. -Esa Baiklah, kalau begitu aku akan mencari pria ke sebelas. -Jovita Mana ada lelaki seperti itu? Cari saja di Mars. -Esa Aku bukan pria Mars, tapi aku bersedi...