prolog

5 0 0
                                    

"Hai" 

seorang gadis menyapa diriku yang tengah duduk terpaku di sebuah kursi taman sore itu, aku pun menoleh kearahnya. "oh, hai." balasku singkat "gue mau kenalan ama lu, boleh gak" ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya "eh..." imbuhku sambil tersipu malu.

"kenalin, nama gue Diana Pratiwi" ia mengenalkan dirinya. "Oh, nama gue Ravi Harfian, Salam kenal ya" kataku singkat. "Eh, lu itu anak yang terkenal di sekolah itu bukan sih?" aku baru menyadari kalau dia satu sekolah denganku. Memang, aku adalah orang yang tertutup dan tidak peduli dengan apa yang menjadi pembicaraan orang orang. Menurutku, buah bibir orang orang tidak lebih menarik daripada menulis dan bermain game, apapun itu bentuk pembicaraannya selagi tak ada yang berkaitan dengan 2 hal tersebut maka aku tak akan tertarik.

"Iya, hehehe. Eh kok lu jarang banget keliatan sih?" tanya diana" gue lebih suka di dalem kelas daripada pergi keluar kelas" pungkasku "loh, emang ngapain aja? ga bosen?" diana pun penasaran "gue nulis apa yang ada di imajinasi gue" jawabku singkat. "Keren dong, ntar jadi penulis" candanya "bisa aja lo, ini mah buat iseng aja wkwkwk" tawaku  sore itu.

"Eh, vi. gue pulang ya, udah sore. Bye"  pamitnya lalu meninggalkanku. Sebuah perkenalan yang disertai percakapan sebentar. Dan apa yang terjadi sore itu menjadi awal dari lembaran kisah yang penuh dengan warna.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Jun 17, 2016 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

A Sheet Of PaperTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon