***
Ponsel Daren terus berbunyi sedari 30 menit yang lalu. Sang pemilik ponsel itu tetap tidak peduli dan tetap melanjutkan petualangannya di negeri kapuk yang nyaman.
Bunyi panggilan telepon itupun berakhir. Selang beberapa detik, kemudian ponsel Daren kembali berbunyi.
"Ya, ampun. Berisik banget sih. Ganggu orang lagi tidur aja!" gerutunya, sebari matanya masih tetap terpejam. Dengan ogah-ogahan, tangannya bergerak meraba-raba di sekitar kasurnya untuk mencari keberadaan sang ponsel. Begitu ia temukan, ia langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Apa?" tanyanya ketus.
"Iya, sayang. Iya, aku bentar lagi kesana kok," ucap Daren sambil menguap. "aku lagi ganti baju sekarang, makanya gak diangkat," sambungnya lagi berbohong.
"Iya... aku juga sayang kamu. Love you too. Tungguin aku ya."
Klik
Daren mematikan ponsel. Ia hela nafasnya pelan, kemudian Ia membuka kedua matanya. Mata itu bergerak-gerak menyapu seluruh tembok kamarnya yang berwarna biru langit. Dilihatnya jam didinding kamarnya sudah menunjukan pukul enam pagi.
"Dasar cewek manja, ribet banget. Padahal pergi aja ke sekolah sendiri. Apa susahnya sih!" gerutunya sambil bangun dari kasur. Ia pun mengambil handuk dengan malas dan langsung pergi ke kamar mandi dengan mata masih setengah mengantuk.
***
"Daren sayang. Gak sarapan dulu, Nak?" tanya Mamah Daren, begitu anaknya itu menuruni tangga.
"Udah hampir telat Mah, Daren nanti sarapan di sekolah aja," jawab Daren. Mamahnya langsung tampak terlihat sedih mendengar jawabannya.
"Padahal, Mamah udah bikinin nasi goreng kesukaan kamu lho," bujuk sang Mamah.
Daren menghela nafasnya pelan. Kemudian ia tersenyum manis pada Mamahnya. "Daren bawa ke sekolah aja, gak papa? Mamah tolong masukin ke kotak makanan atau apa gitu. Nanti Daren makan di sekolah," ucapnya pelan. Ia paling tidak bisa menolak permintaan Mamahnya itu.
Mata sang Mamah langsung berbinar-binar setelah anak kesayanganya mengatakan hal tersebut. "Kamu gak malu sayang? Ntar disangka anak TK lho," goda sang Mamah.
Daren menggeleng. "Enggak, mah. Aku gak mau ngelewatin nasi goreng paling enak sedunia buatan Mamah," jawabnya tulus sambil berjalan mendekat pada Mamahnya.
Mamah Daren terharu.
"Kamu bisa aja sayang. Ya udah, Mamah siapin dulu ya." Mamah Daren mengusap usap punggung anaknya itu dengan penuh kasih sayang.
Daren menganggukan kepalanya pelan.
Mamah Daren pergi ke dapur untuk mengambil kotak makanan. Semenjak meninggal Papahnya tahun lalu. Daren sudah berjanji akan membuat Mamahnya bangga kepadanya. Ia ingin Mamahnya bahagia. Terlebih itu adalah amanat dari sang Papah kalau ia tak boleh membuat Mamahnya sedih dan tetap harus menjaga sang Mamah. Papahnya juga berpesan, agar Daren harus mengambil alih perusahaan setelah Papahnya meninggal. Namun, saat ini ia belum siap. Tentu saja karena ia masih anak SMA. Tapi ia tetap akan menuruti kemauan sang Papah kalau ia sudah lulus SMA atau kalau sudah lulus kuliah nanti. Untuk sementara perusahaan Papahnya kini di pegang oleh kakaknya yang bernama Gabriel Vindro.
***
"Sorry telat," kata Daren dengan nada bicara yang begitu malas. Entah kenapa, ia rasanya sudah malas sekali berbicara dengan pacarnya itu. Ia sudah mulai merasa bosan dengan cewek yang kini sedang menunggunya di depan pagar rumahnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE PAST
RomancePernahkah kamu berpikir untuk kembali ke masa lalu? Jika Tuhan mengizinkan kita untuk bisa kembali ke masa lalu, maka kesalahan sefatal apapun bisa kita perbaiki, dan tidak akan ada yang namanya penyesalan di dunia ini. Itulah yang dilakukan oleh D...