CGK - NRT

5 0 1
                                    

Xara menarik koper kecilnya menuju airport lounge sambil melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya. Ia masih memiliki waktu 15 menit sebelum bertemu dengan rombongan wisatanya.

Rombongan wisata, gumam Xara. Isinya hanya dia, Yeryk, dan sang pemandu tur. Xara menghela napas panjang.

Setibanya di airport lounge, Xara disambut oleh bapak-bapak blasteran kaukasia perwakilan dari cokelat Golden King. "Halo Xara, saya Victor Vybert, Promotions Manager dari cokelat Golden King. Selamat ya!" Ia menjabat tangan Xara lalu mengajaknya untuk duduk di area meja dekat jendela.

Setelah menyerahkan uang saku yang juga merupakan bagian dari hadiah undian, Victor menjelaskan beberapa hal teknis terkait liburannya nanti. Xara merasa lega karena pihak Golden King hanya meminta dia dan rombongan turnya untuk berfoto bersama dengan banner besar bertuliskan 'Pemenang Undian Holidayvaganza Golden King 2016'.

Xara sudah menghabiskan sekaleng Schweppes rasa lemon ketika seorang wanita muda menghampiri mejanya. Ia tersenyum ramah ke arah Victor dan langsung mengalihkan pandangannya ke Xara.

"Mbak Xara Xenolla?" Senyum di wajah wanita itu masih mengembang lebar saat ia menjabat erat tangan Xara. "Saya Zsa Zsa, pemandu tur yang akan menemani kalian selama di Jepang."

Xara manggut-manggut dan tersenyum sopan. "Panggil Xara saja."

Pembawaan Zsa Zsa yang lincah dan sifat cerianya membuat Xara merasa sedikit rileks, namun tidak demikian dengan pemandu tur itu.

Mata Zsa Zsa menatap ngeri ke arah koper kecil ukuran cabin dan tas punggung mungil motif Hello Kitty yang dibawa Xara. Ia khawatir jangan-jangan Xara tidak tahu kalau tur mereka akan berlangsung selama empat belas hari.

"Barang-barangnya hanya itu saja, Xara? Tidak perlu bagasi? Atau mungkin mau sekalian shopping di sana ya?" tanya Zsa Zsa sambil membungkus kecemasannya dengan nada sesopan-sopannya.

"Iya, cukup kok. Sudah saya hitung untuk dua minggu. Don't worry. Nanti di sana saya laundry saja," tukas Xara enteng.

Zsa Zsa sedang memikirkan aneka improvisasi jadwal tur ke beberapa department store yang mungkin harus dilakukannya seandainya Xara mengalami kendala dalam hal sandang, namun lamunan singkatnya dibuyarkan oleh perkataan Victor.

"Ah, Yeryk sudah datang." Victor bangkit berdiri dan menghampiri sesosok pria yang Xara akui terlihat lumayan menarik –oke, ralat, sangat menarik– dalam busana kasual berupa jins, kaus polo biru cerah, jaket cokelat muda dan sepasang sandal Birkenstock warna khaki.

Sementara Victor dan Yeryk melakukan bincang-bincang singkat seputar teknis liburan, Xara mulai menebak-nebak perawatan macam apa yang dijalani oleh Yeryk sampai-sampai lelaki itu makin terlihat menarik meski usianya terus bertambah. Selain jalan-jalan gratis, mungkin artis sekaliber Yeryk Yagel juga mendapatkan fasilitas perawatan tubuh secara cuma-cuma dari ujung rambut hingga ujung jempol.

Xara masih memandangi punggung Yeryk yang tiga tahun lalu nyaris ia timpuk dengan anemometer ketika pria itu tiba-tiba membalikkan badan dan menghampiri meja tempat Xara dan Zsa Zsa duduk.

"Hai, apa kabar?" sapa Yeryk ramah. "Senang bisa tur lagi sama kamu, Zsa." Pria itu mengulurkan tangannya ke arah Zsa Zsa sambil tersenyum sopan. Zsa Zsa, yang sepertinya sudah makan asam garam dalam hal traveling bersama selebriti, langsung membalas salam Yeryk dengan gestur profesional dan sapa hangat khas pemandu wisata.

Yeryk menatap ke arah Xara yang pura-pura sibuk dengan telepon genggamnya. "Hai, Xara ya? Selamat ya sudah menang undian!" kata Yeryk sambil memamerkan deretan gigi sempurnanya yang sempat muncul di iklan pasta gigi anak muda.

Uluran tangan Yeryk disambut perlahan dan ragu oleh Xara. Gigi putih bersih itu gagal menghapus ingatan Xara terhadap kalimat pedas yang dilontarkan Yeryk tentang ketidaktahuannya soal cara kerja sfigmomanometer.

"Thanks," balas Xara sambil tersenyum kaku dan buru-buru mengunci pandangannya ke layar telepon genggam di tangannya.

Victor dan Zsa Zsa saling berpandangan. Jujur saja, mereka mengharapkan momen histeria awam-bertemu-idola yang sayangnya tidak terjadi sama sekali. Zsa Zsa dan Victor memiliki pemikiran yang sama: jangan-jangan Xara tidak tahu kalau Yeryk Yagel itu idola terkenal.

Oke, ini pertama kalinya ada yang tidak menjerit saat melihat Yeryk, ujar Zsa Zsa dalam hati.

Padahal sebagian besar peserta undian menganggap Yeryk-lah hadiah utamanya, bukan jalan-jalan ke Jepang-nya. Tapi perempuan ini sepertinya benar-benar mengincar hadiah paket wisata, pikir Victor.

"Oke, kita langsung ke gate ya!" Zsa Zsa mengajak rombongannya sambil berpamitan dengan Victor yang baru saja memasukkan lipatan banner Golden King ke dalam koper Zsa Zsa.

Xara menatap lembaran tiket di genggamannya. CGK-NRT. Cengkareng – Narita. Jakarta – Tokyo. Indonesia – Jepang. Empat belas hari liburan ke luar negeri bersama si kodok. Xara mulai merasa mual.

Satu jam lagi pesawat mereka akan berangkat dan Xara mulai berpikir keras apa yang harus ia lakukan selama tujuh jam mengudara dengan posisi kursi persis di sebelah Yeryk Yagel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Holiday HavocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang