"Hai semuanya. Perkenalkan, nama saya Falenna Sankova. Panggil aja Falen. Saya pindahan dari Bandung. Semoga saya bisa diterima baik disini, terimakasih." ucap Falen dengan diakhiri senyum manisnya.
"Ebuset manis amat senyumnya."
"Aduh abang baper neng liatnya."
"Bagi id line bisa kalii. Anjaayy."
"Jomblo gak tuh wey."
Sorak riuh itu berasal dari para lelaki. Ya, Falen memang gadis cantik. Sangat cantik. Dia mempunya kulit putih, tubuh seperti model, mata berwarna coklat terang, bulu mata lentik, hidung mancung, bibir tipis berwarna pink kemerahan, serta rambut coklat yang bergelombang sepinggang. Perfect. Itu adalah kata yang pas untuk Falen.
Para perempuan yang melihatnya, ada yang berkata seperti "Salam kenal ya." "Semoga betah disini." tetapi yang namanya haters pasti ada dimana pun kita berada. Falen mendengar ada yang berbicara "Sok cantik banget sih." dan yang lainnya.
"Hey! Sudah jangan berisik! Silahkan Falen kamu bisa duduk dibangku yang kosong." ucap sang guru yang berada di sebelahnya.
"Iya bu, terimakasih." jawab Falen.
Falen pun melihat seisi kelas. Mencari bangku kosong. Ternyata hanya ada satu bangku kosong di pojok paling belakang sebelah kanan, dan disitu ada satu orang yang duduk, lelaki. Dia pun berjalan menuju bangku tersebut.
"Permisi, aku duduk disini ya?" ucap Falen kepada lelaki tersebut.
Lelaki tersebut menatapnya sebentar. Lalu menjawab dengan deheman. "Hm."
Anjir, ganteng-ganteng dingin. gumam Falen dalam hati.
Falen duduk dikursi tersebut. Lalu mencoba untuk berkenalan dengan teman sebangkunya.
"Em, hai aku Falen." ujar Falen sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Udah tau." jawab lelaki itu dengan nada ketusnya.
"Eh? Na- Nama kamu siapa?" tanya Falen dengan suara gugupnya.
Yaampun grogi. Itu suara hati Falen.
"Favio." jawabnya tanpa membalas jabatan tangan Falen.
"Panggilan nya siapa? Favi?" ucap Falen. Dia pun menurunkan tangan kanan nya, merasa agak kesal karena jabatan tangan tersebut tidak diterima.
"Avio."
"Ohh oke, salam kenal ya, Avio."
"Hm."
Mereka berdua kembali menghadap kedepan. Memperhatikan guru yang sedang mengajarnya.
****
KRINGGG
Bel apaan tuh? Istirahat?"Baik semuanya. Cukup sekian materi dari saya. Jangan lupa mengerjakan tugasnya. Saya ingatkan lagi halaman 187 samapi 196. Dikumpulkan paling lambat lusa."
ucap guru yang ada di depan tersebut.Aku gatau nama Ibu guru itu siapa. Ohya, aku adalah pengingat nama yang buruk.
"Siap buuu!"
"Anjir banyak banget."
"Tega gila ini susah amat."
"Mampus ngerjainnya gimana nih."
"Pasrah dah gua."
Kicauan keluh kesal dari murid disini. Kebanyakan sih yang mengeluh gitu para cowok.
Lucu. Kelas ini lucu.
Guru itu pun meninggalkan kelas. Murid di kelasku juga banyak yang pergi keluar kelas.
"Ehm, eh ini udah istirahat ya?" tanyaku pada Vaio.
"Menurut lo." jawabnya sambil berlalu pergi.
Ih? Mana aku tau dodol.
Sepertinya sebangku dengan dia harus banyak sabar. Gapapa, banyak pahala.
"Haiii. Gue Nada. Salam kenal yaa!" ucap perempuan yang duduk di bangku depanku. Dia diikat satu. Manis.
"Gue Fitria. Salam kenal juga ya." kata perempuan yang disebelahnya. Dia memakai kacamata. Matanya belo. Rambutnya diurai berwarna hitam pekat. Lucu.
Mereka duduk sebangku, mungkin aku bisa berteman baik dengan mereka.
"Ehiya, salam kenal juga ya kalian." balasku pada mereka.
"Ayo Len, mau ikut kita kantin ga?" tanya Fatria? Aku lupa.
"Mau mau." ucapku.
****
Kantin ini rame banget. Sewaktu aku masuk kantin bersama kedua temanku ini, banyak orang yang menatapku. Bahkan banyak lelaki yang bersiul kepadaku.
Meskipun sudah sering menjadi pusat perhatian. Tetap saja aku malu.
"Santai Len, anggap aja mereka semua itu semut." ucap Nada berusaha menenangkanku.
By the way, aku hafal nama Nada karena nama dia itu mudah diingat. Nada lagu.
"Tapi malu ih Nad." aku berkata sambil menutup muka dengan kedua tanganku.
"Eh itu kosong tuh!" itu suara Fatria. Rupanya dia sudah menemukan bangku kosong.
Kita pun berjalan menuju bangku tersebut dan duduk disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thinking.
Teen FictionAlenna : I have nothing. Alfano : You're my everything. Raga : I have everything. Favio : You're the only one thing that I think. I like them. I love them. How can I choose?