"hoaaammmm aku mengantuk sekali!!" pekikku di tengah-tengah studio baru milikku ini. Benar-benar rasa kantuknya susah untuk di tahan apalagi sekarang sudah jam 2 pagi, maka jika di tambah yang tadi berarti aku sudah menguap untuk ke 333 kalinya. Aku tertawa sumbang 'ha ha ha'."hooooaaaamm!!" tambahku lagi sambil menutup mulutku lalu melemaskan jari, kepala serta punggungku yang dari tadi kupaksa duduk tegak dengan membungkukkan sedikit sekedar melemaskan bahu juga. Saking sepinya studio ini sampai-sampai suara ecapan yang keluar dari mulutku jadi memantul-mantul di dinding. Tatapanku juga kosong ke layar monitor karena aku tidak tahu mau melakukan apa lagi, selain sebal dari tadi rasanya musik yang kuciptakan tidak ada satupun yang beres "Aish" umpatku lalu menguap lagi.
Aku mengangguk-angguk sepakat, ini sudah saatnya menyerah "baiklah baiklah, arraseo" putusku sambil berdiri perlahan lalu menyambar topi dan jaket favoritku yang di hadiahi oleh fans dan aku tahu jaket ini pasti sangat mahal "kajja!" pekikku yang terdengar datar. Lalu ku rapatkan tubuhku erat demi tubuh-tipis-kurang-daging-ini agar tetap hangat di dalam sana. Huah~ dingin sekali.
Bulan ini adalah bulan desember yang sangat dingin apalagi para member sedang mengambil jatah liburan, sedangkan aku? oh, aku sudah putuskan untuk menabung jatah liburku untuk tahun depan saja, biar aku bisa berkumpul bersama keluargaku dengan waktu yang lebih lama. Ah, anggap saja begitu, sebab kepalaku akan mendadak sakit jika memikirkan kesibukan kami yang semakin padat.
"Oh! Oh!" aku berhenti tiba-tiba di depan sebuah pintu menuju sebuah lorong panjang yang merupakan jalan satu-satunya menuju lift.
Woosshhhh~~~
Angin berhembus kencang yang masuk lewat lubang-lubang ventilasi.
Aku bergidik.
Sudah terlalu sering aku mendengar kalau lorong ini menyimpan cerita horor apalagi di malam yang sunyi seperti ini. Jadi teringat hoseok yang selalu berteriak setiap melewati lorong ini sendirian, katanya jika tidak begitu kupingnya akan mendengar suara manusia jadi-jadian yang sedang bernyanyi dan itu membuat merinding. Namjoon saja yang aku pikir member paling waras malah turut mengiyakannya dan berlari tunggang langgang menuju lift. Ah sial.
"baiklah, Kajja!!" teriakku sambil berjalan cepat untuk tetap tegap melewati ruang-ruang kosong yang terkunci dan gelap, sebenarnya ada tangga juga sih sebelum lift tapi aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk bersusah-susah payah "palli palli" ucapku frustasi memerintah kaki.
Tapi mendadak sebuah suara kecil dan merdu memang terdengar sayup-sayup olehku yang membuat suasananya dari dingin menjadi semakin dingin di sini. Lucunya semakin aku berjalan cepat menuju ujung lorong semakin suara itu terdengar jelas dan mengejar untuk di dengar, ah tapi tunggu dulu! Sepertinya aku kenal suara ini, benar-benar tidak asing...
Aku menggertak gigiku "aish! ya, jeon jungkook! Jangan coba-coba menakuti-YA!!" pekikku namun suara itu tetap saja terdengar jelas tanpa sedikit pun terpatah-patah. Aku pun jadi berhenti di tempat mencoba mendengar dengan seksama.
Sebenarnya tubuhku bergetar tapi aku tahu sekali suara ini hanya milik jungkook yang sedang menyanyikan salah satu cover miliknya, paper hearts mungkin? dan lama-lama mendengarnya seperti berasal dari sebuah pintu sebesar pintu kurcaci sekitar 10 meter lagi dekat lift.
"baiklah, jika ini maumu" desisku tertahan.
Aku pun berjalan menginjit lalu sengaja berhenti tepat di depan pintu itu "jangan salahkan aku ya, jika aku... aku..." gumamku menggantung dengan dada yang berdebar, jantungku rasanya bisa meledak.
Perlahan namun pasti, ku raih juga gagang pintunya yang terasa sedingin es itu lalu ku tarik dengan cepat.
"YA!!" sepersekian detik kemudian
"AAAAAAKKK!"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF BTS] Suga, Stop It
FanfictionBisakah semuanya berhenti dalam waktu yang singkat seperti dulu? Author: Emilly Farahdiba