3. Stupid Women

5K 312 17
                                    

Maaf atas keterlambatan yang sangat-sangat terlambat. Apalah daya ku yang nga ada paket internetan. Hiks hiks. Curhat ceritanya. Maka dari itu saya mencoba untuk memperpanjang episode kali ini.

Back to story

"Just hug you." Aku diam tak dapat bergeming, kini Amor yang menguasai tubuhku.

"Tidurlah! Besok adalah hari yang sangat melelahkan." Guman Amor. Ntah kenapa badanku seperti dibius obat. Kenapa? Karena aku merasa ingin tidur .

TheButlerVampire

Aku bangun dari tidurku dan mendapati perut ku yang sedang kelaparan! kini cacing diperutku mulai kontes goyang dumang. Dan aku mulai beranjak berdiri dari tempat tidur yang aku tiduri kemarin dengan Amor.

Wait? Amor? Oh my godness-_ ini nga mungkin terjadi. Kalau ini nyata gimana. Hiks hiks hiks.

"Rileks Linda!" Suara siapa itu? Kini kepala-ku menoleh kekanan dan kekiri untuk mencari sumbernya. Kenapa wujudnya nga ada.

"Apa kau tak bisa melihatku?" Lagi-lagi suara itu dan kini aku meloncat ketempat tidur dan bersembunyi dibalik selimut.

"Siapa itu? Tunjukkan wujudmu." Teriakku dibalik selimut.

"Bodoh! Gimana kau melihatku jika kau bersembunyi dibalik selimut." Guman suara yang tak bertuan. Dan kini perutku tidak lapar lagi karena kenyang akan ketakutan.

Suasana pun sunyi dan aku tetap bersembunyi dibalik selimat.

"Hai!" Aku terkejut dan dengan spontannya pun aku segera menoleh ke arah sumber suara. Dan aku melihat sesosok pria yang tampan, dan setengah pucat. Namun karena aku masih dalam keadaan ketakutan. Aku dengan cepat menampar wajah tampan itu. Dan lagi-lagi aku terkejut karena yang kutampar adalah Amor.

"Kau? Bagaimana kau bisa disini." Ucapku to the point.

"Apakah kau tidak merasa bersalah karena menamparku? Setidaknya meminta maaf sudah lebih dari cukup!" Ujar Amor sambil menatapku sinis dan kata yang penuh penekanan.

Plak!

Lagi-lagi aku menampar Amor.

"What--" protes lelaki tampan itu yang tidak lain adalah Amor.
"Itu salahmu karena menakutiku!" Ejek ku sembari memeletkan lidah.

"Aish.. Kalau kau jadi istriku mungkin lebih parah lagi dari ini." Gumannya sembari melangkahkan kaki menuju pintu.

"Apa? ISTRI!?" Teriakku, dan aku segera bangkit dan mengejar Amor dari kamar megah ini. Namun naas aku tersesat dirumah yang penuh lika liku. Kadang ada perempatan dan pertigaan. Bagaikan jalan raya-_-

"Hallo.. Apa ada orang disini? AMOR!" Aku sedikit demi sedikit meneriaki nama pria yang bernama Amor. Mataku pun tertuju disebuah pintu yang berwarna biru cerah.

Krek
Bunyi pintu

Setelah ku buka. Betapa terkejutnya aku melihat AMOR sedang tidur nyenyak ditempat tidur bigsize itu.

Namun bodohnya aku melangkahkan kaki untuk melihat wajah Amor dari dekat. Setelahku sangat dekat. Ku ulang lagi. SETELAH AKU SANGAT DEKAT DENGAN TEMPAT TIDUR AMOR. Aku menatap wajahnya dengan wajah yang tidak asing. Aku seperti mengenalnya disuatu tempat.

"Awh," desahku pelan. Karena leherku terasa sakit karena bekas gigitan Amor. Aku pun hendak ingin meninggalkan Kamar Amor. Namun ada sesuatu yang menahan tanganku.

"Siapa kau? Kenapa kau bisa disini?" Aku pun segera melihat Amor yang sudah berdiri dibelakangku dan menahan tanganku.

Hah? Apa dia bilang? Siapa? Wah wah wah amnesia ni anak

"Kau adalah Butler-ku! Kutekankan lagi! Kau adalah butler-ku!" Ucapku dan segera melepaskan pegangan Amor

"Hah? Sejak kapan aku menjadi butler-mu?" Ucap Amor yang sepertinya bertanya kepadaku

"Beberapa hari yang lalu." Jelasku yang penuh PENEKANAN.

Brak
Pintu terbuka dengan kasarnya.

"Maaf kak!" Teriak seorang pria tampan dan pucat. Wajahnya seperti Amor.

"Ada apa? Dan mengapa kau sedikit tergesa-gesa?" Tanya Amor

Pria itu pun segera menatap Amor. Mungkin kontak batin.

"Oh begitu, baiklah." Ucap Amor dan pria itu pun segera pergi.

"Dia siapa?" Tanyaku yang masih dalam keadaan berhadapan dengan Amor.

"Dia adalah adik kembarku." Guman Amor.

"Wait! Kembar?" Tanyaku

"Dia sebenarnya Amor dan Aku adalah Roma." Jelas Amor.. Eh maksudku Roma

"Oh shit! Pantesan mirip." Ucapku dengan santai.

"Siapa namamu?" tanya Roma.

"Panggil saja Linda." Gumanku dengan mengambil langkah menuju pintu.

"Mau kemana kau?" Tanyanya Lagi

"Jalan-jalan." Sebenarnya aku tersesat

"Aku tau kau tersesat," gumannya lagi.

"So? Bisakah kau menunjukkan kamarku?" Tawarku.

"Ada satu syarat." Jelas Roma

"What?"

"Jadilah Pacarku." Ucapan Roma cukup membuatku terkejut.

Aku segera berlari dan keluar dari kamar Roma dan

Bruk

"Kau kenapa? Apa Roma melukaimu." Ternyata Amor. Terimah kasih tuhan😘

The Butler Vampire√ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang