Together "How together, How to Get Her?"

78 10 12
                                    

Hoseok berlari-lari di koridor sekolah meski sebenarnya itu adalah larangan. Masalahnya ia nyaris saja terlambat mengikuti upacara penerimaan murid baru. Ia senang melihat wajah-wajah polos yang baru saja menjejaki jenjang yang lebih tinggi. Serasa bernostalgia dengan dirinya dahulu. Dan lagi, siapa tahu ada yang tersangkut di hatinya. Sebagai siswa senior ia setidaknya harus punya kenangan semasa SMA sebelum lulus. Setidaknya, lebih juga tidak masalah.

Bhuk~

Ah, akibat berlari sambil melamun, Hoseok tidak melihat jalan sekitar. Terlalu yakin dengan sepinya gedung. Terdengar suara mengaduh, yang ditabrak Hoseok adalah seorang gadis. Hoseok yakin ia adalah murid baru karena wajahnya asing. Baru saja Hoseok hendak meminta maaf, ia lebih dulu disemprot.

"Yah, kalau jalan hati-hati. Ini jalan bukan cuma milikmu." Ucap gadis itu kasar. Bukan, bukan gadis yang ditabrak Hoseok yang marah, melainkan temannya.

"Yah, aku ini seniormu." Hoseok tidak terima harga dirinya sebagai senior diinjak-injak.

"Terserah. Siapapun dirimu, sebaiknya kau lebih berhati-hati." Ucapnya sambil menolong temannya. "Kau tidak apa-apa, Jaena?" tanyanya melembut. Berbeda dengan saat berbicara dengan Hoseok. "Kuperingatkan kepadamu. Tidak peduli apa kau sunbae-ku atau bukan, jika terjadi sesuatu pada temanku kau yang akan aku cari pertama kali."

Heol. Hoseok diancam murid baru?

"Sudah, Sarang. Aku tidak apa-apa. Ayo pergi sebelum kita terlambat." Suara lembut itu melerai pertengkaran sebelum di mulai. Tanpa mempedulikan Hoseok lagi keduanya berlalu.

Hoseok menggeleng-gelengkan kepalanya. Pertemuan pertama macam apa ini?

@@@

"Aku mengincar yang berpidato sebagai perwakilan murid baru sebentar lagi." Bisik Taehyung di sisi Hoseok. Keduanya tidak mendengarkan pidato kepala sekolah dalam barisan.

"Semoga yang berpidato sebentar lagi laki-laki." Doa Hoseok. Lalu terkekeh. Menurutnya, kalau Taehyung mau mengincar anak presiden pun tak masalah, ia akan dengan mudah mendapatkannya. Taehyung tampan dan pintar, sih. Sayang anak presiden mereka lelaki.

Sebuah nama dipanggil oleh sang pemandu acara sebagai perwakilan murid baru. Melengganglah sosok angkuh menuju podium yang disediakan. "Heol!" umpat Hoseok sambil berbisik. "Gadis itu..."

"Kau kenal?" Taehyung bertanya menyelidik.

"Tidak. Tapi dia gadis yang marah-marah yang tadi aku ceritakan." Jelas Hoseok. Jadi gadis itu peraih nilai seleksi tertinggi? Pantas saja belagu. Gumam Hoseok. Hoseok tidak begitu mendengarkan pidato gadis itu. Ia sibuk mencari sosok satunya lagi. Sosok gadis yang berwajah manis dan diam dengan suara yang lembut.

Tapi di antara beribu murid Daehan High School, berapa peluang Hoseok menemukan gadis itu?

@@@

Siang harinya.

Siang harinya, Hoseok berkesempatan bertemu gadis itu lagi. Saat ia hendak melamun mendengarkan musik sambil mengompos beberapa gerakan tari baru di atap saat pulang sekolah, ia bertemu gadis itu yang baru saja hendak pergi dari atap. Sepertinya ia habis melihat-lihat.

"Kau..." ucap Hoseok saat bertatapan mata dengan gadis itu. Ia tidak jadi melanjutkan kalimatnya setelah melihat betapa kagetnya gadis itu.

Tapi gadis itu malah langsung pergi meninggalkannya seolah Hoseok adalah hal yang harus ditakuti.

"Hey, kau. Aku belum selesai bicara." Hoseok meraih lengan gadis itu.

Tapi lagi-lagi di luar dugaan Hoseok, gadis itu menghempaskan tangannya kasar. "Ju.. juseonghamnida, Sumbaenim." Ucapnya tanpa sedikitpun menatap Hoseok. Ia sadar yang dilakukannya tidak sopan. Tapi gadis itu terus melangkah meninggalkan Hoseok.

Excited: TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang